Vierzehn : ❛Visit.❜

417 81 13
                                    

✦ 「Berkunjung」 ✦

“GOJO-SENSEI INI GAK ADIL?!”

“KENAPA KAU TEGA MELAKUKAN INI PADA KAMI?!”

“Aah ... seharusnya kemarin kita tidak mengganggunya. Dia jadi menjahili kita ‘kan?” Tangan Megumi mengusap kepala kasar. Raut wajahnya tampak menahan kekesalan.

Ini semua terjadi sebab tingkah tak sopan mereka pada Gojo. Berakhir dengan Megumi dan dua teman lainnya menjalani misi berat yang seharusnya Gojo lakukan. Sementara pria itu malah bersantai di tempat lain—atau melakukan hal penting lainnya.

“AARGH?! AKU TIDAK MAU MELAKUKAN INI?!” teriak Nobara.

“KAU PIKIR HANYA KAU SAJA?!” balas Yuuji.

Megumi mendecak, lantas ia menarik kedua kerah belakang temannya. Menyeret mereka masuk ke dalam gudang penyimpanan yang sudah lama ditinggalkan. Terbengkalai.

“Sudahlah! Kita terlanjur berada di sini. Lagian, Gojo-sensei juga tak mungkin menjahili kita tanpa memperkirakan keadaan buat melawan roh kutukan di sini,” jelas Megumi.

“Aku mengutuk wajah tampannya!”

“Hee ... kau mengakui wajah Gojo-sensei tampan, ya? Yah ... wajahnya memang enggak biasa, sih.” Yuuji menyentuh dagu.

“Berisik?!”

「𔘓」

“HACHUU!”

“G-gojo-san, apa Anda perlu minuman hangat dan obat?”

“Tidak perlu, Ijichi. Aku baik-baik saja.” Gojo mengusap hidungnya. Ia menaikkan kaca mobil. Tak ingin merasakan terpaan angin lagi.

Souka. Ngomong-ngomong, Gojo-san. Apa tidak masalah meninggalkan Itadori-kun dan yang lainnya di sana tanpa Anda?” tanya Ijichi.

Kiyotaka Ijichi. Pengemudi asisten direktur juga salah satu korban kejahilan Gojo hingga menjadikan pria surai putih itu sebagai salah satu sumber stresnya. Namun, di sisi lain. Ia juga menunjukkan rasa takut dan canggung pada Gojo. Membuatnya tak bisa melawan kala diperintah untuk melakukan ini dan itu oleh si pria.

Seperti saat ini. Sekarang, dia diminta—atau diperintah—oleh Gojo untuk membawanya pergi ke tempat lain.

“Oh, tak masalah. Mereka sudah melewati banyak hal. Melawan roh kutukan di gudang tadi itu kecil. Lagian, latihan dariku sudah lebih dari cukup untuk menguatkan mereka ‘kan~?”

“Ah, tapi saya rasa ... mereka bisa terluka parah kalau dibiarkan tanpa pengawas—”

“Ijichi, kau ini banyak bicara juga, ya.”

S-sumimasen!

Gojo menolehkan kepala ke arah kiri. Memandangi pohon-pohon di pinggir jalan melalui jendela mobil. Kepalanya lantas ia sandarkan pada kaca, kini melayangkan tatapan bosan.

“Hmmm ....” Gojo mengusap dagu. “Hei, Ijichi.”

Ha'i?”

“Antar aku ke rumah Haruto.”

“A-ah, rumah sang penulis itu, ya?”

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now