34 :: ❛Mencurahkan Perasaan itu.❜

353 57 25
                                    

Suara dering ponsel berbunyi keras menyapa pendengaran [Name]. Gadis itu memasukkan tangan kanannya ke dalam saku mantel. Mengeluarkan ponsel itu dari dalam sana. Melihat layar. Seseorang menghubungi.

“Ah, Gojo-san. Aku pergi dulu sebentar,” ujarnya, kemudian melangkah menjauh.

Gojo menopang dagu. Kue manis sebagai makanan penutup ia potong dengan gerakan malas. Air mukanya pun tampak cemberut. Suasana hatinya berubah begitu cepat. Yah, mungkin memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil untuk masalah perasaan ini.

Benar-benar menyusahkan.

Jika dia memendam, maka dirinya pasti akan disuguhi pemandangan [Name] bersama pria lain. Membayangkan itu makin membuatnya jengkel, lalu ... jika dia mencurahkan ....

Apa hubungan mereka akan bertahan?

Yah, dua pilihan itu ... pada akhirnya tetap memiliki konsekuensi masing-masing. Itu adalah ... luka baru karena cinta.

Cinta itu terkutuk ... adalah hal yang selalu Gojo percayai selama ini. Hanya membawa petaka dan rasa sakit. Namun, ia mengatakan itu sebab belum pernah merasakannya, selain daripada rasa persahabatan. Sekarang ... dia tahu ... bagaimana rasa cinta ini berkembang.

Memang sesuatu yang berbeda dari hal luar biasa lainnya.

Sial. Gojo menyandarkan tubuhnya ke sandaran dengan malas.

Kedua matanya lantas mencari keberadaan sang gadis. Ia menemukan [Name] sedang berdiri di depan pintu masuk restoran tempat mereka makan ini. Entah apa yang perempuan itu bicarakan, tapi sepertinya terlihat begitu mengasikkan. Terbukti dari bibirnya yang mengembangkan kurva senyuman, juga rona merah yang kian menambah manisnya muka.

Dia ngobrol apaan, sih? Kok lama? batin Gojo bertanya-tanya. Memerhatikan gadis itu.

Netra indah lantas menatap ke arah sekitaran sang gadis. Menemukan beberapa—tiga orang pria yang tampak mengamati [Name] dari jarak yang cukup dekat. Mendapati mereka bertiga tertawa sembari melihat ke arah sang gadis membuat Gojo agak menyipitkan kedua matanya. Curiga. Apa yang sedang mereka pikirkan sebenarnya?

Gojo merosotkan tubuhnya di atas kursi dengan malas. Namun, kedua mata tetap memerhatikan gelagat aneh dari ketiga pria itu. Sang surai putih masih akan mengamati jika saja orang-orang itu tak bergerak dari tempatnya.

Namun, saat satu lelaki di sana menaikkan ponsel dan mengarahkan kamera ke arah [Name]. Gojo langsung berdiri dari duduknya. Bergegas melangkah keluar restoran, dengan penuh intimidasi berjalan ke arah tiga pria itu. Mencengkeram tangannya, hingga gawai lelaki yang ingin mengambil foto tadi jatuh ke bawah.

“Apa-apaan kau ini?!”

Gojo menyeringai. “Tidak ada. Aku tidak melakukan apa pun selain menghentikan orang aneh mengambil gambar seorang gadis asing, sih.” Dia memonyongkan bibirnya.

“Brengsek?!” Satu orang yang ponselnya rusak hendak melayangkan pukulan.

Namun, Gojo menyeringai dengan mata melotot lebar.

Namun, Gojo menyeringai dengan mata melotot lebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now