42 :: ❛Dia bicara, dengarkan baik-baik.❜

374 60 74
                                    

Suara langkah tenang menggema di seluruh penjuru lorong gedung perawat sekolah Jujutsu. Hingga daun telinga seorang wanita bersurai cokelat bergerak sedikit kala pendengarannya menangkap langkah tenang itu mendekat.

Ieiri Shoko. Wanita itu meneguk satu gelas kecil berisi alkohol. Lantas melirik ke arah pintu yang telah terbuka, menemukan Gojo berdiri di sana seraya menunduk ... juga sedang menggendong seorang gadis.

“Gojo?” panggil Shoko. Mengangkat sebelah alisnya.

“Shoko ... rawat gadis ini.” Gojo berjalan masuk. Berdiri di samping temannya.

Shoko mengamati tubuh [Name]. Bibir yang sudah pucat, napas tak beraturan, juga darah yang hampir memenuhi pakaiannya.

“Keadaannya lumayan parah. Kau bisa letakkan—”

“Tidak.”

“Huh?”

“Rawat dia di kamar asramaku. Aku akan membawanya ke sana.”

Shoko mengerjap, lantas mengalihkan mata ke arah wajah [Name]. “Ah, jadi ini gadis yang dekat denganmu, ya? Apa korban barumu?”

Shoko sudah mendengar cerita soal Gojo mulai dekat dengan seorang gadis dari luar negeri. Cukup mengejutkan, pria yang ia ketahui sangat brengsek dan petakilan ini mengikis jarak dengan gadis yang kalem dan baik, itu yang ia dengar dari Yaga-sensei.

“Tidak. Tolong, jaga dia.”

Wanita itu mengerjap. Melihat ekspresi wajah Gojo. Kemarahan dan raut sedih tampak tercetak jelas. Shoko jadi ingat satu kejadian di mana Gojo pernah memasang ekspresi yang sama.

Saat Geto Suguru meninggal. Kala Gojo membawa jasad lelaki itu padanya.

“Baiklah. Aku akan ikut ke kamarmu sekarang.” Wanita itu berdiri.

“Maaf merepotkanmu, Shoko.”

“Omong-omong, apa kau akan pergi?” Shoko melangkah ke arah pintu, disusul Gojo.

“Ada sesuatu ... yang harus kukerjakan.”

「𔘓」

“Ck! Gojo-sensei mana, sih?!”

Megumi menggeram, dan sedikit menggigil. Guru itu meninggalkan dirinya di tengah-tengah hutan tanpa mengatakan apa pun saat dia sibuk mengejar seorang gadis yang kabur.

“Hei! Lepaskan aku?!”

“Diamlah!” balas Megumi. Melayangkan tatapan tajam pada gadis yang ia ketahui bernama Yuna.

Dia menyeret gadis itu masuk ke dalam area sekolah. Beruntung Ijichi datang untuk menjemputnya di sana.

“Oh, Megumi.”

Megumi menoleh. “Sensei?!” Giginya menggeletuk. “Kau dari mana saja, sih?!”

“Maaf, maaf.” Gojo tersenyum seraya mengibas-ibaskan tangan kanan. “Aku tadi membawa [Name] pada Shoko karena keadaannya parah sekali.”

“Ha?” Megumi mengerjap. “Apa separah itu? Bagaimana keadaannya?”

“Untuk sekarang masih parah.” Gojo mengangkat alis. Kemudian, melirik ke arah gadis yang masih memberontak dalam genggaman Megumi. “Kenapa bisa begitu, ya?”

“Kau ini tidak bisa tenang, ya?!” Megumi mengeratkan cengkeramannya pada tangan Yuna.

“Tidak! Lepaskan aku sekarang?!” Gadis itu menarik-narik tangannya.

“Aku sudah kelelahan menangkapmu di dalam hutan tadi. Tidak mungkin aku mau melepaskanmu, bodoh.” Megumi mengernyit.

“Megumi.”

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now