08

34K 3K 45
                                    



Sepanjang perjalanan Nafisah terus saja merenung.

Entah ini sengaja atau cara semesta yang bekerja agar kedua insan ini saling menjaga. Membangun mahligai rumah tangga hingga ke Surga.

Nafisah tidak tahu itu.

Nafisah juga tidak menduga bahwa hari ini ia akan seharian penuh menemani ayahnya dan Habibi untuk menyiapkan acara akad nikahnya nanti malam.

Nafisah bergerak ke sana ke mari, meraih ponselnya berkali-kali.

Mengecek, apakah ada pesan yang masuk dari kekasihnya.

Namun, nihil. Reno sama sekali tidak menghubunginya bahkan membalas pesannya pun tidak.

Reno
Mengtegaaaahhh lo ya Ren.
Di saat gue butuh lo, lo nggak ada?
GUE KECEWA!
(Read)

Reno
Ternyata selama ini lo cuma main-main!
Lo nggak pernah sungguh merjuangin gue!
(Read)

Reno
Ren, please. Bawa gue dari rumah ini.
Gue siap hidup susah, asal sama lo!
Nikahi gue sekarang aja Ren!
(Read)

Reno
Oke fiks!
GUE NYERAH!
(Read)

Sementara Habibi yang membaca pesan itu terus-menerus dari Nafisah, hanya tertawa saja.

Ia tidak habis pikir, ternyata sebucin itu Nafisah kepada Reno.

Padahal Habibi sering sekali melihat Reno jalan dengan wanita lain.

Bahkan kerap kali gonta-ganti pasangan. Namun saat kabar itu sampai ke telinga Nafisah, ia tak percaya sedikit pun rumor itu.

Habibi jadi semakin penasaran.

Apakah setelah Ia menikah dengan Nafisah. Ia akan berhasil membuat Nafisah jatuh hati kepadanya?

Sepertinya sangat seru untuk di lihat bagaimana usahanya agar Nafisah segera luluh dan mengalihkan semua perhatian dari Reno kepadanya.

•••

Merasa kesal karena Reno tak kunjung juga membalas pesannya.

Akhirnya Nafisah kembali memasukkan handphonenya dan ia hanya bisa menghembuskan napasnya perlahan-lahan mengingat jam dinding sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB.

Sementara acara akad nikah akan berlangsung ba'da Magrib ini.

Pupus sudah harapan Nafisah untuk menghabiskan masa tua bersama Reno.

Pupus sudah semua rencana dan halu yang sudah ia nanti-nantikan dari dulu.

Selamat menikmati masa penjajahan yang orang tua dulu pernah rasakan.

"Oh my God, dosa apa gue sampai harus nikah sama modelan laki kaya Habibi," bisik Nafisah pada rumput yang bergoyang.

Nafisah hanya menenggelamkan kepalanya saja di atas kasur.

Untuk kabur, ia sudah tidak bisa. Sebab pengawalan begitu ketat dan untuk melawan? Ah, tidak mungkin.

Nafisah tahu betul sifat Papah, apalagi jika ia sudah menginginkan sesuatu.

•••

Merasa hatinya belum tenang.

Nafisah masih mencari cara agar akad nikahnya malam ini dibatalkan.

"Oke fiks, kalau Papah begitu syuuuuuuliiit ditaklukkan. Mungkin si kutu kupret bisa," ucapnya sembari mencari nomor Habibi yang sempat ia blokir.

Setelah membuka kembali blokiran nya, Nafisah segera menelpon Habibi dan berharap kali ini ia mau bekerja sama dengannya.

Cara kasar mungkin tidak akan mempan.

Nafisah ingin mencoba dengan cara halus dan sedikit berpura-pura, semoga saja berhasil.

Nafisah bebek is calling ...

Melihat siapa yang kini tengah menelponnya, Habibi tersenyum manis. Namun, rasanya kurang seru kalau nggak mancing dulu emosi calon istrinya bar-bar nya itu biar semakin memburu.

Dengan cepat Habibi pun mereject panggilan Nafisah.

"What's!? Di reject!? Berani sekali dia," ucap Nafisah terlihat sangat kesal karena Habibi sudah berani mereject telponnya.

Nafisah terus mencoba menelponnya berkali-kali, namun kali ini panggilannya justru dialihkan.

Merasa kesal, Nafisah segera mengirimkan pesan untuk Habibi, namun dengan jurus yang sama. Ia kini bersikap begitu lembut dan halus.

Nafisah bebek
Assalamu'alaikum
Abi gue ganggu nggak?
Mau telpon, boleh?

Habibi tertawa terbahak-bahak saat membaca pesan dari Nafisah.
"Sorry Naf, cara kuno lo tuh, nggak mempan sama gue," ucap Habibi pada dirinya sendiri dan segera membalas pesan Nafisah.

Pengemis pengkolan
Wa'alaikumussalam
Sorry Fis, tadi gue lagi ada acara
Oke, lo telpon sekarang aja!

Nafisah segera membaca pesan whattsap dari Habibi.
"Sorry fis, tidi gue ligi idi iciri. Oke, lo telpon sikiring iji," ucap Nafisah meledek pesan Habibi dengan mengganti sebagian katanya dengan huruf vokal - i.

"Basi, dasar cowok sinting," ucap Nafisah lalu segera menelpon Habibi.

Nafisah membuang napas kasarnya dan selanjutnya menghirup napasnya secara perlahan-lahan agar ia bisa rilek merayu Habibi agar mau membatalkan acara akad nikah malam ini.

Nafisah Bebek is calling ...

Habibi tersenyum manis. Sepertinya Habibi tahu, apa maksud dan tujuan Nafisah menelponnya saat ini.

•••

Tetap tinggalkan jejak ya bestie 🤗

Dear Habibi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang