31

22.6K 1.8K 51
                                    



Kalau banyak typo, tolong tandai ya Pren 👍

Jangan lupa follow Instagram & TikTok
@setiawantuz

•••

Mendengar ucapan ketus Reno kepadanya, Nafisah hanya tersenyum remeh saja.
"Omongan lo itu basi Ren. Udah nggak mempan buat gue," ucap Nafisah menaikkan setengah oktaf suaranya.
"Minggir! Gue mau lewat!"

Melihat respon Nafisah yang sama sekali tak memperdulikan kehadirannya. Emosi Reno semakin memuncak.

Reno segera membanting keras helmnya di hadapan Nafisah.
"LIHAT GUE! GUE BELUM SELESAI NGOMONG."

Tatapan mata Reno semakin tajam.

Namun pada akhirnya, Reno segera menarik napasnya perlahan-lahan saat melihat Nafisah sedikit ketakutan karena ucapannya tadi.
"Oke, gue minta maaf. Gue tadi nggak bisa kontrol emosi gue," ucap Reno terdengar lebih lemah lembut dan berusaha menenangkan Nafisah yang mulai terlihat bergerak gelisah.

Nafisah dengan cepat memalingkan wajahnya.

Bahkan, untuk menatap Reno pun sungguh tidak Sudi.

Kalau dulu, ia bisa bersabar menghadapi sikap kasar dari Reno. Sekarang bagi Nafisah, Sorry don't worry trililiii. Lo gue, end.

"Sorry Ren. Gue rasa, diantara kita nggak perlu ada yang perlu dibicarakan lagi," ucap Nafisah berusaha menghindar.
"Lo juga udah tahu kan Ren. Kalau gue udah jadi bini orang."

Reno tersenyum kecut.
"Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi lo bilang?" tanya Reno menatap heran Nafisah yang semakin menghindarinya.

"Lo seenaknya, nuduh gue selingkuh Fis," ucap Reno memasang wajah iba di hadapan Nafisah.
"Sedangkan lo?" tanya Reno menatap remeh Nafisah.
"Lo diem-diem nikah dibelakang gue."

Nafisah menarik napasnya perlahan-lahan.

Sebisa mungkin, ia mulai mengontrol pikiran dan jiwanya agar bisa bersikap lebih tenang dan tidak terbujuk oleh rayuan mautnya.

Sebenarnya, ia sudah malas berdebat dengan Reno.

Bagi Nafisah, semenjak pertemuan terakhir itu, semuanya sudah selesai dan ia sudah tidak ingin berurusan apapun dengan Reno.

Melihat Nafisah yang terus mendiamkannya. Reno terlihat semakin kesal.

"Gue tahu Fis. Ini semua rencana bokap lo dan bokap lo emang nggak pernah suka sama gue," ucap Reno membela diri.
"Bokap lo emang nggak pernah ngizinin lo pacaran sama gue. Tapi harusnya lo bantu gue, buat buktiin ke bokap lo. Bukan nusuk gue dari belakang kaya gini."

Reno menarik napasnya perlahan-lahan, sebelum akhirnya ia mengeluarkan unek-uneknya di hadapan Nafisah.
"Oke, gue sekarang jujur di hadapan lo Fis," ucap Reno dengan sungguh-sungguh.

"Cewe gue emang banyak. Tapi mereka cuma buat hiburan doang. Gue nggak pernah serius. Cuma lo," ucap Reno penuh penekanan.
"Cuma lo, yang gue jadiin rumah."
"Cuma lo, yang gue jadiin ratu. Gue mohon, lo kembali ke gue sekarang."

Nafisah tersentak kaget.

Ternyata sepicik itukah seorang perempuan di mata mantan kekasihnya itu. Nafisah tersenyum miris.
"Sebegitu rendahnya kah perempuan Dimata lo Ren? Sampai lo tega ngelakuin ini semua. Cuma demi memenuhi ego lo?"

Nafisah tidak tahu lagi harus berkata apa.
"Lo pikir wanita itu barang? Yang bisa lo pakai sesuka lo, yang bisa lo buang sesuka lo?" tanya Nafisah penuh penekanan.

Dear Habibi [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora