38

18.9K 1.5K 92
                                    



Hai Pren aku Up ✋

Pren, aku mau tanya. Kan Kalau Habibi sama Nafisah itu selisih usianya beda 3 tahun.

Nah, kalau kamu Pren, misalkan disuruh milih nih. Kamu pinginnya jaraknya berapa tahun?

Me : 2-5 tahun, kayaknya cukup 🤗

Oke, cuma mau tanya itu aja 😁

Happy rebahan 📚

•••

"Ah ... thanks Abi," ucap Nafisah terdengar begitu bahagia melihat kunci mobil, Kartu ATM dan semua fasilitas yang pernah ditahan Papahnya karena lancang menyiram wajah Habibi kala itu, kini telah berpindah tangan lagi kepadanya.
"Akhirnya gue bisa shoping lagi," ucapnya terlihat begitu senang semakin erat memeluk Habibi.

Iya, untuk saat ini berada didekat Habibi kemudian memeluknya begitu erat saja, bagi Nafisah sudah membahagiakan.

Apalagi jika ditemani dengan isi rekening yang gendut, rasanya seperti dunia hanya milik Nafisah seorang. Yang lain, pada ngumpet sono di warung Ceu Edoh.

"Senang banget ya?" tanya Habibi melihat pelukan Nafisah yang begitu erat serta tengah tersenyum sumringah kepadanya.

Nafisah menganggukkan kepalanya.
"Seneng," jawabnya cepat.
"Pake banget. Pokoknya suamiku ini, T O P B G T lah," ucap Nafisah tak tanggung-tanggung memuji Habibi.

Habibi tersenyum. Kemudian mencubit gemas pipi Nafisah dan memainkan sesuka hatinya.

Meski Nafisah tahu, bahwa hatinya sangat senang saat Habibi terus memanjakannya. Mengantarkan ia pergi ke tempat yang ia suka. Antar jemput ke kampus.

Namun, ia terkadang merasa kasian melihat jadwal kegiatan Habibi yang semakin padat.

Ia pikir, ia harus kembali menjadi wanita yang mandiri yang siap mendukung Habibi demi keberhasilannya kelak.

"Kenapa lihatnya gitu?" tanya Habibi merasa heran melihat Nafisah yang terus menatapnya penuh arti, tanpa henti dan jarang sekali berkedip.

Nafisah tersenyum malu, menyadari bahwa Habibi terus memperhatikannya.
"Lo kenapa makin hari makin ganteng sih Bi. Makin baik lagi. Bikin gue makin mleyot jadinya," ucapnya jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Menggombal gembol ala-ala geboy mujaer.

Habibi terkekeh pelan.

Baru kali ini, seorang Nafisah mau memujinya dengan sepenuh hatinya.

Mengatakan bahwa ia sangat tampan. Sungguh, bagi Habibi itu terdengar sangat menggembirakan.

"Jadi mleyot nih," ucap Habibi dengan nada setengah mengejek.

Nafisah memasang wajah ketus. Ia tidak suka terlihat Salting di depan Habibi.

"Apaaaaan siiih," ucap Nafisah tersenyum malu dan dengan refleks mencubit pinggang Habibi.

Habibi meringis pelan disertai kekehan khasnya.
"Gue juga masih ada surprise lagi buat lo," ucap Habibi hingga membuat Nafisah tersenyum penasaran.

Dear Habibi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang