49

13.2K 1.1K 49
                                    



Semua tamu undangan pun turut prihatin melihat Nafisah yang tak kunjung sadarkan diri. Sarah tertawa penuh kemenangan ia segera menjauh dari tempat keramaian.

Bersorak hore setelah merasa usahanya kini membuahkan hasil. Hasna segera berlari melihat kondisi Nafisah. Ia begitu khawatir hingga tangannya bergetar.

Nining baru saja mendapatkan kabar Nafisah tengah pingsan pun terlihat begitu panik.
"Ko bisa?" gumam Nining di dalam batinnya merasa heran dan sedikit janggal dengan apa yang terjadi.

Pasalnya, Nining yang telah menggagalkan usaha Sarah yang dengan sengaja menaruh racun ke dalam makanan yang akan dihidangkan untuk Nafisah nanti.

Beruntung, diam-diam seniornya Surti dan Minah segera melaporkan niat jahat Sarah kepada Nining. Sehingga Nining segera mencari cara agar bisa menggagalkan itu semua. Tapi saat ini Nining sungguh bingung koe bingung Kabeh bingung jadi suwung. Kenapa Nafisah bisa pingsan, pikirnya saat ini.

Ia segera berlari, mencari petugas tadi dan memastikan bahwa dalam perjalanannya memberikan makanan dari Nining untuk Nafisah tidak ada gangguan sama sekali.

Setelah, menyumpah petugas catering tersebut dan memastikan bahwa makanan itu benar-benar selamat sampai tujuan. Nining segera berlari untuk menghilangkan segala bentuk kekhawatirannya.

Di persimpangan jalan, Nining bertemu dengan Sarah yang tengah tersenyum kecut ke arahnya. Nining menatap Sarah penuh emosi.

Ia segera menarik rambut Sarah dan menjambak rambutnya kuat tanpa menghiraukan rintihan Sarah yang kesakitan.

"Brengsek lo," bentak Sarah memaki Nining Surining yang dengan lancang menyentuh rambutnya.
"Lepasin gue, atau gue nggak akan segan-segan bikin perhitungan sama lo," ancam Sarah dengan wajah beringasnya.

Nining tersenyum kecut.
"Hah? Mau buat perhitungan sama gue? Emang lo berani?" tanya Nining menguji nyali perempuan licik seperti Sarah.
"Setelah apa yang mau lo lakuin ke Nafisah. Lo pikir gue bakalan biarin lo hidup bebas gitu aja hah? Nggak," ucap Nining penuh penekanan.

Nining segera mendorong Sarah hingga membuat Sarah tersungkur.

Nining segera meraih ponselnya dan menunjukkan bukti saat Sarah sedang memasukkan racun ke dalam makanan Nafisah.
"Kalau sampe terjadi sesuatu sama teman gue. Gue nggak bakalan segan-segan buat jeblosin lo ke penjara. Inget itu," ucap Nining tak main-main membuat Sarah membulatkan matanya tak percaya jika usahanya tadi terekam jejak digital.

Sarah hendak membela dirinya. Namun, Nining segera meminta Sarah agar segera pergi dari hadapannya sebelum semua kesabarannya habis.

Sebelum Nining meminta semua tamu yang hadir di acara ini menjambak rambutnya sampai botak.

"Minggat lo. Jangan pernah berani nonggol dihadapan gue kalau lo masih pingin hidup tentram," ancam Nining membuat Sarah tertunduk takut.

Sarah segera pergi dengan rasa ketakutan yang semakin menjadi.

•••

Suasana di gedung semakin tak karuan. Banyak para tamu undangan yang begitu bersimpati melihat keadaan Nafisah yang tak kunjung sadarkan diri.

Ada juga sebagian yang pamit, karena sepertinya acara pesta sudah tidak mungkin dilanjutkan. Alhamdulillah dokter sudah selesai memeriksa Keadaan Nafisah.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Habibi yang begitu sangat mengkhawatirkan istrinya.

Dokter itu pun tersenyum.
"Nggak ada apa-apa. Dia hanya kecapean. Biasalah, namanya juga sedang mengandung."

Habibi membulatkan matanya tak percaya, bahkan kini mulutnya sedikit menganga.
"A-Apaaa dok? Istri saya sedang mengandung?" tanya Habibi memastikan bahwa ia tidak salah mendengar.

"Iya, istri anda sedang mengandung kan? Saat ini usia kandungan sekitar 2 mingguan," jawab Dokter menjelaskan pernyataannya bahwa Nafisah kini tengah mengandung.

Habibi menengadahkan tangannya begitu bahagia mendengar kabar baik ini. Ia mengucap syukur menyaksikan satu persatu doanya terkabul.

Ia berbahagia karena pada akhirnya ia dipercaya. Ia tersenyum menatap kagum Nafisah yang masih terlelap.

Dokter segera pamit setelah memberikan resep obat karena masih banyak pasien yang membutuhkan pertolongannya. Dokter juga mengingatkan agar Nafisah jangan sampe kecapean dan menjaga kandungannya dengan baik. Habibi menganggukkan kepalanya patuh. Ia berjanji akan menjaga Nafisah sesiap siaga mungkin.

•••

Kabar tentang kehamilan Nafisah pun juga terdengar oleh para tamu dan juga orang-orang sekitar yang masih hadir dalam pesta kali ini.

Semua keluarga besar Habibi dan Nafisah mengucap syukur atas karunia yang tak pernah terhingga.

Nining bernapas lega, setelah ia tahu bahwa Nafisah baik-baik saja dan ketidaksadarannya saat ini, karena ia terlalu kecapean bukan karena pengaruh racun di dalam makanan.

Sementara Hasna berjingkrak hore karena ia begitu bahagia akan segera menjadi seorang Tante.

Tante muda yang membanenol Paracetamol tralala. Keceriaannya akan bertambah karena akan ada teman bermainnya. Teman belanjanya dan teman jalan -jalan ke pantai jika ia nanti berlibur.

"Pokoknya, anaknya ka Abi harus cewe. Biar cantik kayak gue perpaduan Neng lisa dan Ceu Jenni," ucapnya terlihat begitu senang sembari berlari-lari menuju ke kamar Nafisah.

Habibi masih mendampingi Nafisah di dalam kamar. Ia terus mengelus halus kepala Nafisah yang tak kunjung juga sadarkan diri.
"Bangun sayang," ucap Habibi terdengar begitu lemah lembut sembari mengecup kening Nafisah. Tak henti menatap Nafisah penuh kagum.

Ia pun dengan leluasa, memegang perut Nafisah sembari berdoa, semoga kelak anaknya menjadi kebanggaan bagi keduanya.

"Baik-baik ya dek. Jangan bikin susah Mamahnya," ucap Habibi sembari tersenyum bahagia.
"Nanti kita main lato-lato."

Ia tidak menyangka akan mendapatkan amanah terbesar dalam hidupnya secepat ini. Iya, menjadi ayah untuk anak-anaknya adalah impian bagi setiap hamba yang sudah berpasangan.

Perlahan kedua mata Nafisah mulai terbuka. Ia mengamati sekelilingnya.

Terlihat sosok pria yang tengah tersenyum bangga kearahnya.
"Abi," panggil Nafisah sembari memegang kepalanya. Merasa sedikit pusing dengan keadaannya sekarang.
"Gue kenapa? Dimana? Siapa? Semalam berbuat apa?" tanya Nafisah yang merasakan pusing tujuh keliling di bagian kepalanya.

"Tadi kamu pingsan Fis. Alhamdulillah, sekarang udah sadar," ucap Habibi merasa lega.
"Makasih ya Fis."

Nafisah membulatkan matanya tak mengerti. Mendengar Habibi tiba-tiba mengucapkan rasa terima kasih kepadanya.
"Hah? Makasih untuk apa? Gue nggak ngelakuin apa-apa kan?" tanya Nafisah merasa heran.

Habibi tersenyum bahagia.
"Makasih buat hati yang sebentar lagi akan lahir."

Nafisah membulatkan matanya tak mengerti.
"Hah? Buah hati? Maksud lo?"

Habibi tersenyum manis. Membuat Nafisah semakin penasaran dengannya.
"Maksud lo apa sih Bi. Jangan bikin gue penasaran," ucap Nafisah merasa janggal. "Buah hati?" tanyanya sedikit ragu memastikan apakah kali ini firasatnya benar.

Habibi hanya menganggukkan kepalanya, membuat rasa penasaran Nafisah semakin membuncah.
"Maksud lo, gue sedang hamil?

Habibi segera mengelus halus puncak kepala Nafisah. Menatapnya penuh kasih sayang.
"Iya sayang, kamu hamil," ucap Habibi memperjelas ucapnya membuat Nafisah segera memeluknya erat.

Nafisah begitu bahagia, hingga ia tak sadar kini tengah menangis dalam dekapan Habibi.
"Alhamdulillah," ucap Nafisah mengucap syukur sembari terus menangis merenungi diri. Betapa beruntungnya ia saat ini.
"Terima kasih Yaa Allah."

•••


Thangkyuu✋

Jangan lupa tinggalkan jejak ya Pren

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now