15

29.4K 2.3K 41
                                    



Setelah selesai membuat opor dan ikan goreng kesukaan Habibi.

Nafisah segera merapihkan tubuhnya.

Masa bodoh dengan bagaimana rasanya nanti.

Nafisah sih berharap Habibi kapok dengan masakannya.

Dengan begitu, ia tidak perlu repot-repot memasak makanan sampai wajahnya belepotan seperti ini.

Nafisah sudah tidak peduli apakah nanti ia akan mendapatkan pujian atau justru ejekan dari Habibi yang sudah berstatus menantu kesayangan papahnya itu.

Yang ia pikirkan saat ini adalah keadaan tubuhnya yang sudah bau minyak, bau kencur, kunyit dan bau ketumbar yang sudah menjalar di sekitar tubuhnya.

Belum lagi baju putihnya yang sekarang terlihat dekil dan rambutnya yang sedikit acak-acakan.

Oh no, Nafisah tidak pernah membayangkan akan mengalami fase kehidupan sewakwaw ini.

Se slebew ini.

Padahal baru hari ini ditinggal Bi Ningsih pulang kampung. Namun, ia sudah kewalahan mengurus rumah besarnya.

Ditambah lagi dia sekarang punya peliharaan baru yang menyebalkan seperti Habibi.

Baru satu hari jadi bininya dia sudah berani nyuruh ini, nyuruh itu.

Hanya satu kesan Nafisah di hari pertama menjalani rumah tangganya bersama Habibi, Mengkesel binti menyebalkan.

Ia segera mengecek ponselnya.

Merasa sedih dan kecewa karena hingga detik ini, Reno sama sekali tidak memberi kabar Kepadanya.

Bahkan hingga detik ini, pesannya pun sama sekali tidak dibalas.

Reno
Gue kangen Ren.
Lo kenapa nggak balas pesan gue?
Lo udah nggak sayang lagi sama gue?
(Read)

Reno
Gue salah apa sama lo Ren?
Sampai lo tega diemin gue kayak gini.
Gue pingin ketemu.
Ada yang mau gue omongin sama lo.
(Read)

Reno
Kita ketemuan di tempat biasa.
Gue tunggu!
Please jawab gue.
(Read)

Nafisah segera membanting hpnya ke sembarang arah.

Ia begitu frustasi dengan sikap Reno, akhir-akhir ini kepadanya. Tidak seperti Reno yang ia kenal dulu.
"Lo kenapa si Ren. Nggak ada hujan, nggak ada ojek. Lo kenapa tiba-tiba diemin gue kayak gini sih ah," ucap Nafisah melihat photo kebersamaannya bersama Reno beberapa bulan yang lalu yang masih terlihat begitu mesra membahana katulistiwa.

Seolah dunia hanya milik berdua. Yang lain mah cuma numpang lewat.

Ia pun segera pergi ke kamar mandi mencoba mendinginkan tubuh dan jiwanya saat ini yang tengah dibakar rasa jengkel dan kekesalan yang menjalar di sekujur tubuhnya.

•••

Habibi segera membuka pesan yang dikirimkan Nafisah.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now