43

14.1K 1.3K 103
                                    



Sepanjang perjalanan Nafisah menangis tersedu sedan.

Ia kini berjalan, berusaha menjauh dari tempat keramaian. Berteduh diantara sisa kenangan yang bisa saja hari ini usai jika Habibi mengiyakan permintaan Pak Kyai terhadapnya.

Dalam hati Nafisah sudah memutuskan, jika Habibi menerima Layla di dalam hidupnya. Ia akan pergi dengan hati yang lapang. Sungguh, ia tidak ingin diduakan. Untuk alasan apapun.

Kini Nafisah hanya memejamkan matanya perlahan. Merasakan sakit karena takut akan kehilangan seseorang yang telah menjadi belahan jiwanya. Takut kehilangan seseorang yang saat ini menjadi alasan bahagianya.

Hasna yang baru saja bergabung bersama teman-temannya, segera mencari keberadaan Nafisah saat melihat apa yang kini tengah terjadi.

Ia tahu kakak iparnya kini pasti tengah merasakan pedih di saat merasa indah. Yang tidak sanggup jika harus menjadi dia.

Sedang di dalam ruangan, Pak Kyai kembali mengucapkan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan sebelumnya, karena Habibi kembali terdiam padahal kini Microphoneya sudah berada di hadapannya.

"Bagaimana Abi. Apakah kamu siap menikah dengan Layla?"

Layla berdoa penuh harap. Semoga semesta berkenan mempersatukannya dengan pria yang selama ini selalu ia doakan di sisa penantiannya.

Disepanjang malamnya. Habibi memberanikan diri menjawab pilihannya.

Ia tahu dengan siapa ia berbicara saat ini. Semoga tidak sedikitpun mengurangi etika dan mengecewakan beliau yang selama ini menjadi panutan di dalam hidupnya.

"Mohon maaf Pak Kyai," ucap Habibi terdengar sangat yakin.
"Sebenarnya tujuan saya ke sini. Selain untuk mengantarkan Hasna, saya juga ingin meminta restu pernikahan saya. Saya sudah menikah Pak Kyai."

Semua mata memandang. Ada yang terlihat kaget karena baru mendengar kabar bahwa Habibi sudah menikah.

Ada juga beberapa orang yang tersenyum kagum karena Habibi memilih mempertahankan Nafisah seorang dan menolak lamaran Layla dengan cara yang baik.

"Beberapa bulan yang lalu saya sudah menikah Pak Kyai. Kami berdua dijodohkan. Alhamdulillah, saya sudah mendapatkan wanita yang baik dan Sholihah," puji Habibi di depan semua para alumni dan tamu yang hadir.

Pak kyai menghembuskan nafasnya lega.

"Alhamdulillah, kalau ternyata kamu sudah menggenapkan separuh agamamu Bi. Akang ikut senang," ucap Pak kyai Burhan merasa senang.
"Maaf, akang tidak tahu kalau kamu sudah menikah. Jadi akang bermaksud menjodohkan kamu dengan perempuan yang menurut akang cocok buat kamu."

Habibi menganggukkan kepalanya patuh. Ia juga meminta maaf karena baru sempat bersilaturahmi sekarang.

Mengingat acara akad nikahnya yang dilangsungkan secara tiba-tiba dan ia pun kini sedang fokus menyelesaikan skripsi dan tugas dari ayahnya.

Layla terlihat sedikit kecewa mendapati kenyataan bahwa ternyata ia terlambat menyatakan perasaannya.

Ia sudah terlambat memperjuangkan cintanya.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now