52

12.5K 934 18
                                    



Hai Pren, i am cambek 😁

Ada yang masih nungguin kelanjutan story ini nggak?

Hampir 2 bulan ya, gue tinggal hihii 😁

Kalau udah lupa alurnya, baca dikit aja akhir part 51 yaa Aniiiii 😁

Nggak ada yang nungguin?

Ya udah, semedi aja lagi lah 😁

Jangan lupa jejak ya Pren 🌟💬

•••

Habibi terkekeh pelan melihat ekspresi Nafisah yang kini tengah dibakar api cemburu. Ia semakin menertawakan Nafisah yang nampak terlihat lebih menggemaskan.
"Mukanya ko ditekuk kaya gitu. Cemburu ya?" tanya Habibi sembari tersenyum jahil. Kemudian bangun dan mensejajarkan dirinya dengan Nafisah.

Senyum manisnya kini terukir. Namun tidak dengan Nafisah yang masih menekuk wajahnya sangat kesal. Nafisah ngedumel dalam hatinya. Rupanya kali ini, ia kembali kena prank suaminya.

Sedari tadi, Habibi hanya pura-pura memejamkan matanya. Rupanya Habibi sedang berusaha menggoda Nafisah dan ternyata itu berhasil membuat Nafisah dibakar rasa cemburu.

Anggap saja ini semua sebagai balasan karena hari ini Nafisah sudah sangat merepotkan dirinya. Mulai dari mencari makanannya hingga semua kemauan Nafisah hari ini harus segera terpenuhi.

"Ani Ani. Lama-lama gue geprek juga ya pala lu," ucap Nafisah yang sudah terlanjur sangat kesal. Bisa-bisanya Habibi menjahilinya. Apalagi menyebut nama wanita selain dirinya. Baginya itu sungguh terlaluh.

Hampir saja Habibi membuat Jantung Nafisah copot seketika.

"Eitsss," ucap Habibi mengingatkan Nafisah agar berkata lembut kepadanya.
"Aku, bukan gue. Sesuai dengan perjanjian tadi kan," ucap Habibi mencoba kembali merayu Nafisah yang tengah melampiaskan kekesalan dan amarahnya karena sedang dibakar rasa api cemburu. Mendengar Habibi menyebutkan nama wanita lain selain namanya.

"Bodo amat," celetuk Nafisah dan segera pergi meninggalkan Habibi yang masih berusaha menyunggingkan senyumnya. Seolah puas melihat Nafisah.

"Fis, nggak mau cium kening lagi? Lama juga Nggak apa-apa deh," ucap Habibi menggoda Nafisah yang sudah membalikkan badannya. Tak menghiraukan ucapan Habibi sedikitpun.

Nafisah berkacak pinggang sembari memasang wajah tengilnya.
"Sosor si Ani aja sonooo tuh si Ani. Kalau perlu sampe dower tuh sungutnya Si Ani kampret," ucap Nafisah berdecak sebal. Kemudian kembali meninggalkan Habibi yang masih menyunggingkan senyumnya.

Nafisah segera pergi tak peduli Habibi yang sedari tadi terus berusaha memanggil namanya.

Habibi segera mengikuti Nafisah dari belakang. Ia menggelengkan kepalanya sembari terkekeh pelan karena Nafisah masih kesal kerena ulahnya.

•••

Pagi ini Hasna kembali melambaikan tangannya.

Ia harus kembali menempuh pendidikan di pondok pesantren setelah ikut berpartisipasi menggelar acara resepsi pernikahan Kakaknya.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now