40

19.7K 1.4K 54
                                    



Setelah merasa cukup merias wajahnya, Nafisah segera keluar dan menghampiri Habibi yang sudah menunggunya di halaman depan sembari ngopi di pagi hari.

Ditemani kopi good day cappucino, semoga cinta dan kasih sayangnya untuk Nafisah semakin nano-nano.

Untuk yang kesekian kalinya. Lagi-lagi Habibi membulatkan matanya kagum, melihat Nafisah yang tampil sederhana namun terlihat begitu anggun dan mempesona.

Bikin rasa cintanya ini semakin menggila.

"Kenapa?" tanya Nafisah merasa heran melihat Habibi yang tengah menatapnya begitu dalam.
"Gue jelek ya atau gendutan?" tanya Nafisah seperti sedang tidak percaya diri berada di hadapan Habibi saat ini.

Habibi terkekeh pelan.
"Nggak," sanggah Habibi kemudian berjalan mendekat ke arah Nafisah dan mengelus halus puncak kepalanya penuh kasih sayang. "Lo makin cantik Fis," ucap Habibi hingga membuat Nafisah tersipu malu.

"Yuk, keburu macet."

Habibi segera meraih pergelangan tangan Nafisah dan mengajaknya masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di pintu gerbang rumahnya.

Habibi segera meraih pergelangan tangan Nafisah dan mengajaknya masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir di pintu gerbang rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


•••

Sepanjang perjalanan menuju rumah Habibi, keduanya asyik berbincang-bincang.

Tertawa bersama seolah dunia hanya milik mereka berdua. Tak lupa keduanya juga membicarakan acara resepsi pernikahannya yang akan digelar dalam waktu dekat ini.

Ya, hari ini Habibi mengajak Nafisah berkunjung ke rumahnya.

Mumpung lagi ada Hasna, mereka biasanya berkumpul bersama.

Baru setelah itu Habibi hendak mengajak Nafisah jalan-jalan ke Monas. Sekalian makan dan menghabiskan waktu senja di sana.

Hanya cukup menempuh perjalanan selama satu jam, keduanya sudah sampai di tempat tujuan.

Hasna yang sudah menunggu kedatangan Nafisah, langsung menyambutnya dengan sangat antusias.

"Ka Nafisah," ucapnya terlihat begitu bahagia, melambaikan tangannya dari depan rumah.

Nafisah tersenyum ramah.

Ia segera menghampiri Hasna.

Baru juga sampai di depan pintu, Hasna langsung menarik manja tangan Nafisah dan mengajaknya masuk ke dalam meminta ia membantunya mempersiapkan perbekalan yang mau ia bawa ke asramanya.

Lebih tepatnya ke pondok pesantren.

Tempat di mana, ia kini menempuh pendidikan sekolah menengah atas yang berada di lingkungan pondok pesantren.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now