•
•
•Setelah memastikan masakannya tertata dengan rapih, Nafisah segera membersihkan diri dan berdandan agar terlihat cantik malam ini.
Maklum, bagi Nafisah ini adalah momen yang sangat penting untuk memulai semuanya dari awal lagi.
Gambaran hidangan yang disajikan Nafisah malam ini.
•••
Nafisah mengetuk pelan pintu Habibi. Khawatir jika Habibi sudah tertidur karena terlalu lama menunggunya.
"Abi, mau makan sekarang nggak?" tanya Nafisah terdengar sangat lemah lembut.
Tidak seperti biasanya.Mendengar pintunya diketuk, Habibi segera menghentikan aktivitasnya dan menemui Nafisah yang sudah menunggunya di luar.
"Iya Fis, bentar," jawab Habibi dari dalam.Habibi segera keluar dan begitu terpesona melihat Nafisah yang akhirnya memakai kalung dan cincin pemberian darinya.
"Kalungnya cantik Fis," ucap Habibi spontan melihat penampilan Nafisah di hadapannya.Nafisah mengerucutkan bibirnya.
"Cuma kalungnya doang ya?"Habibi tersenyum simpul, melihat mimik muka yang baginya sangat menggemaskan. "Orangnya apalagi," ucap Habibi membuat Nafisah tersenyum malu.
Tubuh Nafisah bergetar hebat seketika mendengar pujian langsung dari Habibi.
Sepertinya getaran cinta mulai menjalar di sekitar tubuhnya.
Selama ini, Nafisah belum pernah senervous ini. Sekalipun saat jalan bersama Reno.
Hanya saat bersama Habibi lah. Kini, ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Ayo, katanya mau makan," ajak Habibi melihat Nafisah yang masih terdiam mematung.
"Ko malah ngeliatin gue mulu?"Nafisah terperanjat kaget.
"Ah, iya," jawab Nafisah saat tersadar dari lamunannya.
BẠN ĐANG ĐỌC
Dear Habibi [END]
Tâm LinhBerawal dari pertemuan yang singkat. Hingga akhirnya, kedua insan itu jatuh ke dalam perasaan cinta yang begitu hebat. ••• Gimana rasanya dijodohin sama Habibi? Hmm, rasanya seperti anda menjadi Iron Man. ••• Selamat membaca 📚 Cover by @hirocoverwp