48

14K 1K 50
                                    



Sesuai dengan tanggal acara resepsi pernikahan yang tertera dalam undangan. Hari ini adalah hari di mana dilangsungkannya acara resepsi pernikahan Nafisah Sukma Fariha dan Ahmad Habibi Gusti Prawira Putra.

Habibi menatap kagum Nafisah yang terlihat begitu anggun mengenakan gaun merahnya.

Habibi segera menggenggam erat tangan Nafisah dan mengajaknya untuk duduk di tempat yang sudah disediakan.

Nafisah mengerutkan keningnya malu. Ia merasa tak percaya diri karena Habibi tak pernah sedikitpun melepaskan pandangan darinya.

"Kenapa liatinnya kayak gitu sih. Gue norak ya pake gaun ini," ucap Nafisah dan segera melihat gaun yang ia kenakan dari atas sampe bawah.

"Lo cantik banget Fis," ucap Habibi begitu terpana dengan kecantikan Nafisah.

Nafisah tersenyum malu dan tanpa sepatah katapun, ia segera menundukkan kepalanya. Ia sangat perlu menetralkan jantungnya terlebih dahulu mendengar pujian Habibi kepadanya.

Tak lupa, si cantik Nining Surining dan Si anggun Hasna sudah tampil digarda terdepan. Keduanya kini sedang menyambut para tamu dengan senyum sumringahnya dan memastikan mereka mendapatkan pelayanan yang terbaik.

Pelayanan yang istimewa. Semua tamu undangan yang hadir, baik dari kerabat Papah Kamil maupun keluarga besar Pak Surya, kini mulai berdatangan dan turut berbahagia, mendoakan Nafisah dan sekeluarga.

Begitupun teman-teman kampus yang turut hadir menghadiri acara dan ikut memeriahkan acara ini.

Reno dan Sarah juga hadir. Keduanya datang bersamaan. Entah, apa yang mereka rencanakan saat keduanya memasuki gedung dengan senyum liciknya.

"Lihat aja Nafisah. Gue nggak pernah sudi, Habibi jatuh ke pelukan lo," ucapnya pelan sembari menatap tajam Nafisah yang tengah tersenyum ramah kepada tamu yang sedang mendoakannya.

"Terus rencana lo apa?" tanya Reno.

Ia juga terlanjur kesal dan kecewa kepada Nafisah. Apalagi, setelah sekian kalinya Nafisah menolak secara mentah-mentah setelah apa yang sudah ia korbankan untuknya.

Bahkan ia sampai rela memutuskan hubungan dengan semua gebetannya. Tetapi , Nafisah sama sekali tak pernah menghargai usahanya.
"Kalau Nafisah nggak bisa gue milikin. Orang lain juga nggak boleh ada yang milikin dia Sar."

Sarah tersenyum licik.
"Udah, lo nggak usah khawatir. Lo terima beres aja," ucap Sarah menatap tajam Reno setelah memikirkan rencana apa yang akan dilakukan Sarah untuk menyingkirkan Nafisah dari kehidupan Habibi, lelaki yang selama ini ia idam-idamkan dalam hidupnya.

"Oke," ucap Reno mengangkat tangannya pasrah.

Ia sudah tidak peduli apapun yang menyangkut tentang Nafisah. Toh, baginya ia bisa mencari seratus orang yang jauh lebih baik dari Nafisah kalau ia mau saat ini juga.

Reno segera pergi, karena tak Sudi menghadiri acara ini berlama-lama. Reno datang ke acara ini hanya ingin bilang Kepada Nafisah dan kepada semua orang, bahwa suatu hari nanti ia pasti akan menyesal karena lebih memilih Habibi dibanding dengannya.

"Surti, Minah," panggil Sarah kepada kedua temannya.
"Ambil racun itu di tas gue. Gue udah nggak sabar mau ngeracunin tikus yang udah mengganggu hidup gue," ucap Sarah tak henti-hentinya menatap tajam ke arah Nafisah.

"Lo serius Sar mau lakuin itu. Bahaya lo," ucap Surti mencoba mengingatkan Sarah.

"Iya, bahaya lo Sar. Lo mau tanggung jawab kalau terjadi sesuatu sama Nafisah," ucap Minah berusaha mengingatkan Sarah yang sudah bertindak di luar akal sehatnya.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now