45

15.1K 1.1K 59
                                    



Reno tersenyum smirk melihat Nafisah yang masih terdiam mematung sembari menatap tajam kepadanya. Membuat ia semakin yakin, bahwa usahanya kali ini akan membuahkan hasil.

Namun sayang seribu kali sayang. Harapan Reno musnah seketika tak kala Nafisah tersenyum mengejek kepadanya.

"Gue nggak salah denger nih. Coba lo ulangi sekali lagi Ren. Lo ngomong apa tadi," ucap Nafisah dengan gaya seolah-olah ia tak begitu jelas mendengar ucapan Reno tadi.

"Lo ngajakin gue selingkuh dan minta cerai sama Habibi?" tanya Nafisah menatap heran manusia ajaib dihadapannya ini.
"N G I M P I," ucap Nafisah penuh penekanan.

Reno segera mengacak rambutnya frustasi, lagi-lagi mendengar penolakan untuk yang kesekian kalinya.
"Udahlah," ucap Reno dengan gaya tengilnya.
"Lo nggak usah gengsi. Lo Nggak usah muna. Gue tahu banget, kalau lo masih cinta kan sama gue? Lo masih sayangkan sama gue?"

Nafisah menatap jijik. Ia semakin jengkel dengan gaya Reno yang semakin selangit.

Seolah dia adalah pria paling tampan dan mapan di semesta ini.
"Nggak," jawab Nafisah terdengar begitu tegas.
"Lo tahu ini apa?" tanya Nafisah kemudian segera memberikan undangan resepsi pernikahannya.
"Datang ya ke acara resepsi pernikahan gue. Gue tunggu sama gebetan-gebetan lo yang bejibun itu," ucap Nafisah tersenyum bangga setelah menolak ajakan Reno secara mentah-mentah.
"Dan gue ingetin sama lo. Kalau lo masih berani ganggu gue. Gue nggak akan segan-segan bilang sama Abi, biar lo dibikin babak belur. Kalau perlu dibikin rempahan rengginang sekalian. Ngerti?"

Reno tersenyum licik. Seolah, tidak takut dan gentar sedikitpun dengan ancaman Nafisah.
"Lapor aja, gue nggak takut," ucapnya terdengar sangat angkuh.

"Oke, siapa takut." Nafisah segera meraih ponselnya. Reno yang melihat aksi nekat Nafisah kini mulai terlihat gelagapan. Rupanya Nafisah tidak main-main dengan ucapannya.

"Oke, gue pergi," ucap Reno segera mungkin pergi dari hadapan Nafisah. Khawatir jika Nafisah melaporkannya dan kembali berseteru dengan Habibi.

Nafisah menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya, ia bisa mengancam Reno setelah terus-menerus memaksakan keinginannya.

Nining baru saja datang sembari membawa banyak makanan yang baru ia beli dari kantin.
"Ngapain lagi itu si wakwaw," ucap Nining melihat punggung Reno yang semakin menjauh.

"Biasa, ngajak ngelawak," ucap Nafisah tak peduli.

Ia tidak ingin membahas Reno lagi. Ia sudah masa bodo apapun lagi tentangnya.
"Lagian lo dari mana aja si," ucap Nafisah terlihat sedikit kesal karena saat seperti tadi Nining justru menghilang.
"Dari tadi dicariin malah ngilang. Untung aja gue nggak diapa-apain sama Si brengsek Reno."

Nining memasang wajah polosnya sembari cengengesan di hadapan Nafisah.
"Biasa, nyari isi perut. Kasian cacing-cacing gue. Pada berdendang dimari," ucap Nining sembari menunjukkan perutnya yang sedang bergoyang dumang biar hati senang pikiran pun tenang galau jadi hilang.

"Krucuk, krucuk, wakwaw."

Tiba-tiba saja perut Nining berbunyi.
"Tuh kan, lo dengar sendiri," ucap Nining sembari cengengesan dan segera disambut tepok jidat dari Nafisah.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now