34

19.9K 1.7K 134
                                    



Hai Pren, Aku Up 🔥

Ramaikan kolom komentarnya ya

Jangan lupa bintangnya 🌟

Mulai dari part ini sampai selanjutnya partnya agak banyakan, mudah-mudahan nggak bosen ya bacanya 💓🤗

Tandai aja kalau banyak Typo 👍

Oke, happy rebahan 📚

•••

Meski dengan langkah yang sedikit gemetar. Nafisah terus berusaha berjalan dan masuk ke dalam ruangan Pak Mario. Ruangan yang banyak menyimpan kenangan masa lalunya yang cukup suram.

Sebelum melangkah ke dalam ruangan. Terbesit dalam benaknya.
"Ko bisa ya gue dulu kayak gitu," gumam Nafisah di dalam batinnya.

Mengingat ia sering dipanggil ke ruangan ini karena sering bolos dan bikin gaduh di dalam kelasnya.

Bapak Mario yang sudah duduk manis sedari tadi, kini mulai menatap tajam Nafisah yang baru saja datang untuk menemuinya sembari memasang wajah cengengesan.

Seperti biasa, Nafisah masih memasang wajah santuy nya. Walaupun sebenarnya, kini ia berusaha menetralkan jantungnya yang mulai berdetak tak karuan karena ia tidak tahu, atas dasar apa lagi ia kembali di panggil ke ruangan ini.

"DUDUK!" titah Pak Mario melihat Nafisah yang masih berdiri dan terdiam membisu.

Nafisah menganggukkan kepalanya patuh.
"Ah, iya pak," ucapnya sembari tersenyum.

Bapak Mario menggelengkan kepalanya heran.
"Nggak usah senyam-senyum. Apalagi senyum Semar mesem di hadapan saya. Tidak akan mengubah hukuman kamu," ucap Bapak Mario dengan tegas.

"Hukuman?" tanya Nafisah membulatkan matanya kaget.
"Hukuman apa Pak. Perasaan hari ini saya nggak buat onar kan? Kan baru hari ini saya masuk kuliah lagi."

Bapak Mario mulai bersedekap dada. Salah satu dosen dengan ciri khas rambutnya yang botak dan berkumis baplang ini memang tidak pernah main-main kalau sudah menghukum anak didiknya.

"Kamu naeenyaaaaa, apa Kesalahan kamu?"

"Pertama, kamu tidak mengumpulkan tugas pertengahan semester dan dengan santuy nya kamu merasa tidak punya kesalahan Nafisah?" tanya Pak Mario sembari mengeluarkan napas kasarnya.

Ia tidak habis pikir dengan salah satu Mahasiswinya satu ini. Selain Selalu bolos ia juga tidak pernah mengerjakan tugas kuliahnya.

Nafisah menepuk jidatnya berkali-kali. Kini batinnya mulai bergemuruh. Ko bisa-bisanya ia lupa mengerjakan tugas dosen killer nya satu ini. Bisa abis jadi ayam geprek, pikirnya.

Semua ini gara-gara Habibi.

Pria satu ini, selain berhasil mengambil hatinya, ia juga berhasil mengalihkan dunianya. Sampai lupa bahwa harusnya ia mengerjakan tugas kampusnya.

Gini nih gara-gara tiap hari ngebucin. Tugas sampai lupa dikerjain.

Nafisah memasang wajah memelas nya.
"Maaf pak, maaf banget. Saya lupa," ucap Nafisah berharap dosen killer nya meringankan hukumannya.

Dear Habibi [END]Where stories live. Discover now