43

166 20 5
                                    

Tidak ada yang mudah bagi Gina. Proses untuk berdiri tegar di depan Yoongi hari itu untuk pertama kalinya sebagai seorang mantan sungguh telah melalui terpaan yang berat.

Sehari dua hari setelah berpisah dari Yoongi, Gina benar-benar kacau. Matanya sembab dan dia mendadak bisu. Menolak melakukan apapun selain bergelung manja di bawah selimut. Menutupi diri dari dunia luar yang mendadak terasa  menyeramkan. Tubuhnya sakit, demam, sebagai dampak keterkejutannya atas apa yang terjadi. Akibat merasakan nyerinya jatuh ke dalam jebakan cinta yang sesungguhnya, ke dalam lubang patah hati yang baru dirasakannya.

Hari-hari berikutnya tak jauh lebih parah. Gina sudah selayaknya mayat hidup. Bergerak namun kosong. Ada namun tak ada. Rasanya hampa. Seperti ada dementor si mahluk fiksi yang menghisap seluruh inti kehidupannya, kebahagiaannya. Kebahagiaan yang memang telah hilang bersamaan dengan kepergian Yoongi dari sisinya.

Entah mau dikatakan bagaimana, tapi Gina sungguh kehilangan arah saat itu. Orang yang ia jadikan tempat menaruh kebahagiaannya kini sudah tak ada. Sudah tak bisa lagi ia menaruh bahagianya pada Yoongi setelah apa yang terjadi. Setelah mengetahui bahwa selama ini hubungan mereka ternyata berat sebelah. Hanya ia yang bahagia sedangkan Yoongi tidak! Membuatnya merasa seperti ia tak lebih dari sebuah parasit yang mengambil keuntungan dari menempeli inangnya.

Memikirkan itu berkali-kali hanya kian meremukkan hati Gina. Ia sudah dicampakkan, dibuang, namun anehnya, ia tidak bisa membenci Yoongi karena memberinya rasa sakit yang teramat dalam. Justru perasaan bersalah yang dirasakannya. Namun terlepas dari segala perasaannya, hal yang paling Gina sesali adalah fakta bahwa cintanya dan semua hal yang ia lakukan dengan penuh ketulusan ternyata tak mampu untuk membuat Yoongi menatap, tak mampu membuat Yoongi merasa bahagia bersamanya.

Lantas kesuraman yang menyelimuti hatinya hanya kian menariknya semakin dalam. Menjerumuskannya ke dalam lubang kelam yang menyesakkan dada.

Dan ketika ia melihat Yoongi di sebuah acara penghargaan luar negeri yang disiarkan secara live—tersenyum memenangkan penghargaan dengan piala di tangannya—tampak begitu bahagia, maka semakin terenyuh hati Gina dibuatnya. Gina merasa seperti dihianati. Yoongi sudah berbahagia setelah hubungan mereka berakhir sementara dirinya masih saja meratapi diri. Terdengar egois mungkin, tapi dari situ Gina sadar. Sadar akan sesuatu yang sempat ia lupakan. Bahwa dirinya juga berharga. Hal yang Yoongi katakan padanya sewaktu mereka pertama kali bertemu di aplikasi dulu.

Yeah, dirinya berharga, sama seperti yang Yoongi katakan.

Lagipula tidak ada gunanya ia bersedih berkepanjangan. Itu tidak akan merubah apapun. Tidak akan mengembalikan Yoongi padanya lagi.

Maka dengan meneguhkan hati dan memantapkan jiwa, hari itu Gina memotong rambutnya.

Sama seperti Yoongi yang telah mengakhiri hubungan mereka dan kini tersenyum bahagia seperti yang dilihatnya, maka Gina pun harus berlaku sama. Harus bahagia dan mengakhiri apa yang harus diakhiri.

Perasaannya.

Gina tau itu mungkin tidak akan mudah, tapi Gina bahkan sudah melalui hal yang jauh lebih berat dari ini sebelumnya. Dengan begitu, untuk pertama kalinya di siang hari itu, Gina tersenyum, siap memulai lembaran barunya.

Dan seperti yang Gina katakan, terasa bebas. Memang tak ada hal lain selain merelakan. Yang sudah-sudah biarkan berlalu. Cukup dijadikan pembelajaran alih-alih disesali. Maka Gina melepas semua perasaan yang membebani hatinya atas hubungannya bersama Yoongi. Benar-benar nyaman dan bebas.

Seperti hari ini, ketika angin dingin bulan Desember bergulir menerbangkan rambutnya, Gina terus berjalan tanpa memperdulikan lagi banner banner besar bergambar wajah Yoongi juga member Bangtan lainnya yang berjejer di sepanjang jalan ataupun kaca toko-toko yang dilewatinya, hal yang biasa memaksanya berhenti sejenak tuk sekedar mengagumi betapa tampannya gambar-gambar itu, terlebih Yoongi kekasihnya. Namun sekarang tidak lagi, Gina sudah membebaskan diri dari kebucinannya pada pria itu.

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Where stories live. Discover now