22

611 58 2
                                    

Hello everybody!

Para pembaca sekalian, jangan lupa ninggalin jejak yah sayang 😉

Btw part ini mungkin sedikit sensitif tapi ingat lagi ini hanya fiktif yah, hanya imajinasi dari kepala kecilku ini, so jangan dianggap serius.

Feel free to be friend. Yang mau temenan sama aku, sama-sama ngebucin, kuylah ke ig. Sang_neul7

Aku aktif ngebucin disana 😂

Oh yeah, terakhir, Happy reading, semoga suka yah 😉

***

Kecemburuan Yoongi yang Gina tangkap hari itu sungguh di luar dugaan. Mengejutkan. Gina masih tak habis pikir. Bukan perkara mudah untuk Gina mempercayai apa yang sedang terjadi, pasalnya kalimat I Love You pun tak pernah Yoongi utarakan untuknya, bahkan masih lekat diingatan bagaimana awal hubungan mereka dimulai, di mana Gina yang mengungkapkan rasa terlebih dahulu yang kemudian dibalas Yoongi dengan kalimat singkat Ayo kita lakukan.

Dan sekarang pria itu cemburu?

Gina sampai terperangah dibuatnya. Mengejutkan sekali. Sekaligus menyenangkan. Mengingatnya lagi membuat senyum sumringah Gina mengembang seketika. Masa bodoh dengan kalimat Eunjo dulu. Gina gak mau ambil pusing lagi. Kecemburuan Yoongi menjelaskan semuanya. Lagi pula Gina juga tak butuh kata-kata cinta. Baginya, ini sudah lebih dari cukup dibanding ungkapan cinta yang memang tak pernah didengarnya dari ranum menggoda Yoongi itu. Karena sejatinya cinta memang tak mesti selalu melalui rangkaian kata manis, tapi bisa juga ditunjukkan melalui tindakan.

"Astaga, apa yang kau pikirkan? Fokus dong! Fokus! Fokus!" kata Gina bermonolong sambil memukul mukul pelan kepalanya. Di depannya terdapat beberapa buku juga laptop yang menyala. Meski kejadian Yoongi cemburu itu sudah berlalu seminggu lebih, tak ayal membuat Gina lupa begitu saja, kadangkala ia masih memikirkannya, menyenangkan sekali rasanya dicemburui Yoongi.

Tapi, bukan berarti Gina suka membuat Yoongi cemburu—Oh, tentu saja tidak. Yoongi itu kalau cemburu jadi dingin banget, Gina juga gak kuat.

Alhasil, seminggu ini Gina tak pernah lagi mengajak Kim Yoongi jalan atau meminta bantuan. Begitupun sebaliknya, Gina bakal nolak kalau diajak jalan sama pria itu. Padahal jalan bareng Kim Yoongi itu seru, Gina suka. Lain halnya dengan Yoongi, jangankan jalan bareng, ketemuan saja jarang banget, bisanya hanya kontek-kontekan lewat ponsel. Maklum saja, kekasihnya ini orang sibuk, orang terkenal, jadi Gina harus tau diri, harus terima.

Lagian juga Gina tidak mempermasalahkan itu sih, sejauh hatinya dipenuhi gejolak aneh yang dinamakan cinta dan tau Yoongi pun sama, itu sudah lebih dari cukup.

Sangat cukup malah.

"Oke, mari kita lanjutkan."

Membuang pikiran tentang Yoongi sejenak, kini jari jemarinya kembali menekan tombol-tombol keyboard hingga terangkai berbagai kata guna melengkapi tugas kuliahnya sabtu ini, sebelum ia siap mengemban tugas menjadi maid sore nanti.

Kala kefokusannya sudah kembali tertuju pada layar dan buku-buku, dering ponsel dengan lagu spring day justru kembali mengganggu aktivitasnya.

Gina menoleh sesaat, menilik asal suara, lantas beranjak meninggalkan meja belajar dan beralih menuju kasur untuk mengambil ponselnya yang teronggok nyaman di bawah bantal tidur. Ponselnya itu belum ia sentuh sejak pagi tadi, bahkan ucapan selamat pagi yang biasa ia kirimkan ke Yoongi pun tidak dilakukannya hari ini. Soalnya Gina sibuk, baru bangun langsung kerja, bersih-bersih, mencuci, memasak, take a shower, sarapan kemudian beralih mengerjakan tugas kuliah.

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang