44

186 20 1
                                    

Gina tak pernah tau bila kalimat 'tergantung kau bersikap baik padaku atau tidak' yang didengarnya itu akan bertahan cukup lama. Cukup lama dari yang ia bayangkan. Karena hari-hari berikutnya, tak ada hari tanpa kalimat itu. Tak ada hari tanpa harus bersikap baik. Dan tak ada hari tanpa harus melayani Jungkook. Dengan kata lain, menjadi kacung pribadi pria itu.

Yeah, katakanlah begitu. Karena selama dua minggu terakhir ini, Gina harus patuh akan setiap apa yang Jungkook katakan. Bersikap baik pria itu bilang, tapi bagi Gina sendiri itu lebih bisa dibilang... Penindasan? Pemaksaan? Atau mungkin pemerasan? Apapun itu, intinya Gina merasa begitu diperbudak di sini.

Bagaimana tidak jika Jungkook selalu memintainya tuk melakukan sesuatu dan akan mengancam membocorkan rahasia Gina bila gadis itu menunjukan keengganan dengan berucap, "Ingat kan? Rahasia Noona akan aman tergantung Noona bersikap baik atau tidak."  Maka tak ada hal yang bisa Gina lakukan selain menurut.

Mulai dari meladeni panggilan iseng Jungkook di tengah malam—yang terkadang menelfon tuk menanyakan sesuatu atau pun sekeder mengucap, "oh, ah, hanya mengetes pendengaran." Lalu memutus panggilannya begitu saja .

Ada juga saat Jungkook memintanya tuk mengambilkan remot yang hanya berjarak lima jengkal di depannya. Oh, atau mengambilkan sendok yang terjatuh di dekat kakinya. Hal yang begitu simpel tapi harus Gina yang melakukan. Sungguh menguji kesabaran sekali bukan.

Lain lagi dengan beberapa permintaan konyolnya seperti, "Noona aku ingin mengecat rambutku, tapi kau tau perusahaan tidak memperbolehkan, jadi..." Maka berakhirlah rambut pendek Gina sekarang menjadi blonde. Lalu ada lagi permintaan seperti minta ditemani makan, minta Gina jangan pulang sebelum ia pulang, minta Gina jadi model lukisannya yang ujung-ujungnya dibuat mengerikan, minta dibuatkan makanan, minta dibelikan ini itu, atau bahkan tiba-tiba meminta Gina bernyanyi untuknya, yang setelahnya berakhir dengan ia yang sakit perut karena menahan tawa.

Lalu pada akhirnya,
ada hari di mana saat waktu hampir menjelang tengah malam, dan Jungkook justru meminta Gina datang ke dorm tuk sekedar menyuruhnya memasak remen untuknyanya, yang mana membuat Gina kehilangan kesabaran hingga berteriak murka.

"Anhae! Na anhae!" (Tidak mau! Aku tidak mau!)

Terserah Jungkook akan melaporkannya pada manajer Sejin atau tidak, Gina tidak peduli lagi. Sampai ketika kalimat sialan yang terus menggerayanginya selama dua minggu itu terhenti dan berganti menjadi kalimat tak terbantahkan. Yang sifatnya mutlak untuk Gina patuhi. Kupon permintaan.

Hingga tanpa bisa dielakkan, berakhirlah Gina di sini. Berjongkok sambil memegangi perutnya yang terasa teraduk-raduk hebat sampai membuatnya mual ingin muntah.

"Tidak, tidak, tidak. Aku tidak mau melakukannya lagi!" gelengnya memprotes, dengan wajah yang mengkerut kecut.

Andai saja bukan karena bayang-bayang seratus juta won yang menghantuinya, mungkin Gina tak akan pernah mau dibawa Jungkook ke taman Everland ini. Lalu diajak mencoba berbagai wahana ekstrim yang membuat dirinya serasa tak lagi menginjak bumi. Mulai dari rollercoaster, bianglala, sampai terakhir yang baru dinaikinya, yang membuat lambungnya berjingkrak-jingkrak di dalam perut, yaitu banana boat.

Sementara itu di sampingnya, Jungkook sudah terbahak hebat sampai sampai air matanya keluar karena menertawai Gina.

"Astaga, sebegitu senangnya kau melihatku seperti ini?" sengitnya, mendongak ke arah Jungkook yang juga tengah memegangi perutnya.

Jungkook menggeleng, namun tawanya seakan enggan berhenti, berbanding terbalik dengan gelengannya.

"Kenapa Noona payah sekali, eh?" tawanya meledek. Mengusap air matanya sebentar.

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Where stories live. Discover now