16

718 63 5
                                    

Tepat pukul 4 sore ketika Gina keluar dari apartemen manajer Sejin seusainya bergerumul di tempat itu seharian. Sebenarnya gadis itu hendak pulang saja sebelum dia teringat sesuatu dan berakhir mengganti destinasinya menuju dorm Bangtan. Kejadian kemarin membuat buku belajarnya tertinggal. Karena kejadian itu pula semalam suntuk Gina tidak bisa tidur. Bayang-bayang Jungkook terus menghantui. Wajahnya yang menggoda, hembusan hawa hangat yang menerpa kulit, hingga tiap lumatan lembut yang Jungkook berikan. Semuanya masih melekat erat dalam ingatan. Sial! Gadis itu kacau juga frustasi. Nalarnya masih sulit tuk menerima. Bagaimana mungkin seorang Jungkook menciumnya?

Memang benar gadis itu mengidolakan Jungkook, namun bukan berarti tindakan Jungkook itu dapat dibenarkan. Itu salah. Jelas. Bahkan masuk dalam kategori pelecehan sebenarnya. Gina juga tidak serta merta merasa senang akan kejadian itu. Sudah pasti dia marah. Siapa coba yang tidak akan marah bila ciuman pertamanya dicuri? Ah, tapi lain halnya lagi jika pelakunya itu idolamu sendiri.

Gina jadi bingung. Tak tau harus bagaimana menanggapi kejadian ini. Apalagi mengingat fakta bahwa Jungkook gak sadar akan tindakannya itu. Ia mabuk berat semalam. Bahkan rasa alkohol dapat Gina rasakan untuk pertama kalinya dari bibir pria itu. Karena itu Gina coba mengerti dan tidak menghakimi Jungkook, tapi disisi lain kekesalan masih terasa. Kalau sudah begini apa yang harus Gina lakukan? Bagaimana ia menghadapi Jungkook nanti?

Entahlah, ini memusingkan. Sial. Menambah beban saja.

Ingat akan kejadian semalam membuat Gina harus memastikan sesuatu sebelum kembali menapakkan kaki di tempat itu. Ia harus memastikan kalau tempat itu kosong guna menghindari kejadian tak terduga lainnya. Ah, dia ingat, tadi pagi manajer Sejin sempat bilang akan menemani Bangtan pemotretan hari ini. Meski begitu ia masih harus memastikannya kembali.

Gina
Yoonki-ah kau di mana?
Sibuk?

Yoonki
Di kantor lagi kerja.

Gina
Bukannya ada pemotretan hari ini?

Yoonki
Iya, pemotretannya di kantor.

Gina
Ngomong dari tadi dong.
Hei kalau kerja jangan main ponsel mulu.
Manisnya dikurangi yah nanti kameranya terpesona.
Btw FIGHTING!

Oke, ternyata Bangtan memang lagi ada pemotretan, berarti dorm sedang kosong seperti biasa. Gina lantas segera meluncur ketempat tujuan menggunakan bus andalan.

Sesampainya di sana ia langsung saja pergi ke ruang tengah tuk mengambil buku yang tertinggal. Beruntung, bukunya masih ada di tempat. Pikirnya, mungkin Seokjin sudah menjadikan bukunya itu alas panci, sebab ia pernah melihat pria itu menjadikan album persona sebagai alas panci sewaktu selesai memasak ramen.

Tanpa berniat membuang waktu lebih banyak gadis itu lantas bergegas hendak pergi sebelum suara bersin seseorang mengusik rungu.

Sejemang berdiam diri, menerka-nerka dalam hati. Bukankah seharusnya dorm sedang kosong? Lalu dari mana asal suara tadi?

Netranya bergulir kesana kemari, meremang dengan pikirannya sendiri. Jika ada suara tanpa objek maka mungkinkah itu hantu? Ah, tidak. Gadis itu memang percaya hantu, namun memilih menepik pikirannya. Lagian juga ini masih siang, mana ada hantu, pikirnya menghibur diri yang notabenenya memang sedikit takut.

Maling! iya, maling. Hanya itu kemungkinan yang paling masuk akal di kepalanya selain hantu. Dengan perasaan was-was Gina melangkah perlahan. Meniti telapaknya sedikit demi sedikit menuju pintu kamar Jungkook, asal suara bersin tadi. Langkahnya terhenti setibanya di depan bilik coklat itu. Belum juga dua detik berada di depan pintu rungunya kembali mendengar suara dentingan dari dalam kamar. Tidak salah lagi. Pasti ada maling di kamar itu.

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Där berättelser lever. Upptäck nu