14

836 81 4
                                    

Ini hampir jam 4 pagi saat dering ponsel menorobos kesunyian malam, memekakkan telinga seorang gadis yang tengah tertidur hingga akhirnya memaksakan diri tuk bangun dan menilik benda yang mengganggunya itu. Sejenak menghembuskan nafas jengah kala melihat nama sang penelepon. Tidak salah lagi dan tidak bukan, ini ulah Jeon Jungkook.

Belakangan ini Jungkook kerap kali menghubungi Gina hanya untuk menanyakan sesuatu yang tak begitu penting di waktu yang genting. Seperti kemarin saat Jungkook menghubungi Gina sewaktu kelas pagi untuk sekedar menanyakan keberadaan cangkir atau banana milknya yang sudah jelas-jelas itu semua ada di dapur.

Jungkook juga pernah menghubungi Gina tengah malam untuk menanyakan di mana dia menaruh folder JK yang ada di komputernya. Please deh itu komputernya, itu filenya, dia yang simpan, dia juga yang lupa, terus hubungannya dengan Gina apa coba? Gina bahkan gak pernah nyentuh tuh komputer, apalagi sampai tau letak letak foldernya.

Dan sekarang apalagi yang dicari Jungkook di pagi buta begini.

Mendapat panggilan sepagi ini tanpa henti dari seorang Jungkook membuat Gina malas tuk segera menjawab. Menyiapkan diri sejenak tuk meladeni bayi gede itu. Ayolah semua orang juga tau kalau Jungkook itu sangat jahil. Terutama menjahili para hyungnya, seperti saat ia menjadikan kacut kesayangan Jimin sebagi mic ketika live, mengunci Hoseok di kamar mandi dengan lampu padam, mencoret coret wajah Taehyung saat tertidur, mencuri makanan Seokjin, menaruh buah kiwi di rak telur, mengganggu me timenya sang leader di kamar, dan masih banyak lainnya.

Seolah bosan menjahili para hyungnya, Jungkook pun menemukan sasaran baru. Dan yeah, benar saja Gina lah sasaran selanjutnya.

"Wae?" tanya Gina saat menjawab panggilan. Tampak malas karena rasa kantuk yang menyerang.

"Noona sudah bangun?" ucap si pria di seberang sana.

"Ne." Suaranya terdengar tak bertenaga.

Jungkook terkekeh sejenak. "Wah kau rajin sekali jam segini sudah bangun."

"Ne," jawabnya lagi.

"Apa aku mengganggumu?" tanyanya tak tau diri, padahal ia tau pasti menghubungi seseorang di jam segini tuh jelaslah sangat mengganggu.

Gina tak ingin membuang waktu tidurnya lebih lama. "Kau cari apalagi Jungkook-ah?" tanyanya to the point.

"Itu... aku mencari bajuku yang hitam," ungkapnya.

Gina mengusap wajah gusar dengan hembusan angin yang keluar dari belah bibirnya."Baju hitam yang mana? Kau punya 100 pasang baju hitam." Tampaknya perbincangan ini akan membutuhkan lebih banyak waktu dari yang Gina pikirkan, sebab pria itu memang punya 100 baju hitam. Dan Gina harus meladeni Jungkook sampai barang yang dicarinya ketemu. Selalu begitu.

"Itu... Baju hitam yang lengan panjang," ungkap Jungkook, lagi.

Gina nampak memikir sejenak. "Kau punya 50 baju hitam lengan panjang Jungkook-ah!"

"Itu baju hitam lengan panjang yang tidak ada kancingnya." Jungkook memberi penjelasan tambahan.

"Kau punya 25 baju hitam lengan panjang tanpa kancing Jungkook-ah!"

"Itu... yang bahannya kaos."

"Yang mana sih? Ada sekitar 20 baju seperti itu di lemarimu cari saja sana." Gina mulai jenuh sebab Jungkook terus saja mengulur waktu dengan memberikan penuturan setengah setengah.

"Yang itu loh .... Yang kainnya tebal."

Ingin rasanya Gina melambaikan tangan ke kamera, menyatakan dirinya tak kuat lagi namun lebih menahan diri dan akhirnya berucap kembali, "Kau punya 15 baju hitam lengan panjang tanpa kancing yang bahannya kaos dengan kain tebal. Jadi yang mana?"

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Where stories live. Discover now