51

128 16 2
                                    

Tiga bulan.

Tiga bulan bukan waktu yang sebentar untuk banyak hal bisa berubah. Tentu segalanya terasa berbeda sekarang.

Topik panas yang dulu sempat menjadi bahan pembicaraan dengan dua artis besar terlibat di dalamnya kini tak lagi sering digunjingkan, namun jelas tak juga dilupakan sepenuhnya. Jackson pada akhirnya harus menjalani proses hukum seiring banyaknya laporan masuk mengenai dirinya dari para korban, tentu video Gina membuka jalan bagi mereka untuk bersuara. Sedangkan Jungkook berhasil terbebas dari segala terkaan negatif beriring karir yang kian melejit setelahnya.

Gina sendiri kini jauh lebih tenang. Ia tak perlu lagi merasa cemas atau ketakutan bila orang-orang mengenalinya. Jujur saja usai video klarifikasi itu terbit, ia tak pernah lolos dari tatapan orang-orang yang melihatnya. Semuanya hampir persis sama dengan kejadian beberapa tahun lalu. Hanya saja, kali ini orang-orang tak sepenuhnya memandang destruktif ke arahnya, melainkan juga ada binar kagum dan sesuatu seperti antusias di sana. Karena selain dikenal sebagai Gina yang terlibat skandal, orang-orang juga mengenalnya sebagai sosok di balik akun Borahae Noona. Dengan kata lain, orang-orang mengenalinya untuk sesuatu yang bagus, orang-orang yang menyukai apa yang ia buat, penggemar.

Sungguh, ini jauh lebih baik dari yang Gina bayangkan.

Kendati begitu, tiga bulan telah berlalu. Itu adalah kurun waktu sejak terakhir kali Gina bertemu Jungkook maupun member Bangtan lainnya.

Gina berusaha sebaik mungkin memegang janji untuk tidak lagi bertemu mereka. Selain karena ia sudah berhenti bekerja sebagi maid mereka, rasanya memang tak ada alasan lain yang mengkhususkan mereka untuk bertemu.

Namun, untuk hari ini, Gina seakan terombang-ambing pada janji yang telah ia buat. Ia teramat ingin berlari menemui Jungkook usai membaca artikel kecelakaan mobil yang melibatkan Jungkook di sana. Mobil Jungkook menyerempet mobil taksi dan fakta bahwa tidak ada yang terluka berhasil mengurungkan niat Gina untuk melanggar janji.

Tidak. Tidak bisa. Akan jauh lebih baik bila mereka tak saling bertemu lagi.

Dipandanginya mug bertanda tangan yang ada di rak pajangannya kini, teringat birai jahil Jungkook yang menggodanya perihal botol minum yang ia museumkan.

Bekas minum tehku apa tidak mau sekalian dimuseumin juga, nih? Sudah aku kasih tanda tangan, loh. Gayanya meledek Gina waktu itu.

Kenangan yang ada mengenai sosok Jungkook menghadirkan rasa tentang sekelumit perasaan mendamba pada sesuatu yang tak ada. Dan Gina tak bisa menepis rasa itu.

Ia rindu.

Untuk sesuatu yang... entahlah.

Barangkali Gina masih akan larut oleh kenangan yang Jungkook torehkan seandainya saja ia tidak harus bangkit oleh dengingan bel pintu yang berbunyi. Maka lekas membuka pintu, Gina menemukan dirinya mematung detik berikutnya.

Tiga bulan.

Sudah tiga bulan sejak terakhir kali mereka bertemu.

Dan pria itu kini berdiri di hadapannya.

"Yoonki-ah..."

Bibir Gina terbuka kecil seiring eksistensi seorang Yoongi yang mengenakan jaket kulit dan celana jeans hitam pas badan menghiasi pandangannya.

"Hi." Pria itu menyapa canggung. "Apa aku mengganggu?"

Setengah terperangah dan terbata, Gina menggeleng. "Ah... tidak."

Yoongi mengagguk singkat. Mengulas senyum tipis. Lalu sekonyong-konyong berpaling menuju meja duduk di halaman rooftop Gina. Ia duduk di sana. Tengadah dengan kedua tangan menopang di belakang tubuh.

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Where stories live. Discover now