13

843 85 8
                                    

Hellooooooo

Aku balik lagi nih

Ada yang nungguin gak? Gak ada yah? Oke baiklah tak apa hehehe. Aku tetap update kok.

Yang baca ini tolong tinggalin jejak dong, entah vote atau komen kah, biar aku tau ternyata ada juga yang baca ceritaku ini 😆

***

Suasana hening mengisi ruangan, menyisakan Gina yang tengah duduk melantai, bergelut dengan buku pembelajaran bahas koreanya sambil ditemani bunyi dentingan jam dinding yang ada di ruang tengah dorm.

Sambil menunggu cuciannya selesai Gina menyempatkan diri untuk belajar, sebab ada target yang harus dikejar. Ia begitu fokus sampai suara pintu terbuka mengalihkan.

"Yoonki-ah!" serunya melihat sosok Yoongi berjalan malas ke arahnya.

"Kau sedang belajar?" tanya Yoongi lalu mendudukan diri di atas sofa dekat Gina.

Gina mengangguk, berbalik menilik Yoongi yang tengah menutup mata dengan punggung tersandar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gina mengangguk, berbalik menilik Yoongi yang tengah menutup mata dengan punggung tersandar."Yoonki-ah kau kenapa?" tanyanya dengan nada khawatir melihat bibir Yoongi yang tidak semerah biasanya.

"Aku hanya sedikit pusing," jawab Yoongi masih dengan mata tertutup.

Gina bangkit dan ikut mendudukan diri di samping Yoongi. "Sudah minum obat?"

Masih dalam posisi yang sama Yoongi menggeleng. "Aku hanya perlu istirahat."

"Kau yakin baik-baik saja?" Gina menatap cemas. Yoongi hanya mengangguk sebagai balasan.

Gina terlampau prihatin pun ingin tau kondisi Yoongi yang sesungguhnya. Lalu mendekatkan diri tuk memeriksa."Buka matamu biar kulihat," pintanya.

Dengan punggung yang masih bersandar Yoongi membuka mata, mendapati  presensi Gina begitu dekat hingga membuatnya jadi gelagapan. Terlebih saat gadis itu mulai memegang wajah putih Yoongi dengan tangan kasarnya, lancang sekali memang, namun berhasil membuat Yoongi kesusahan meneguk ludah sendiri.

Gadis itu menatap lurus, sedikit menarik kantung mata Yoongi dengan ibu jarinya dan mulai menelisik sesuatu di sana.

Yoongi membisu. Memperhatikan wajah elok sang lawan dalam diam dari jarak dekat. Tak peduli lagi apa yang sedang Gina lakukan padanya. Kali ini Yoongi kalah. Dia akui itu, sebab Gina telah berhasil memporak porandakan jantungnya.

"Conjungtivamu pucat," ucapnya setelah beberapa detik melakukan pengamatan. Lalu beralih memandangi Yoongi. "Ini karena kau banyak be---" Kalimatnya terhenti kala mendapati tatapan aneh dari Yoongi. Terlebih lagi ia baru sadar akan posisinya yang terkesan mendempet Yoongi, terlalu dekat, hingga menyisakan sekat tipis di antara mereka.

Destiny With Bangtan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang