05

42K 3.4K 50
                                    

Dari atas balkon kamar dapat terlihat jelas para santri yang kini tengah berlari kecil menuju Masjid untuk menjalankan shalat Ashar berjamaah.

Hari ini hari pertama Salwa di rumah ini, dan sampai saat ini semuanya masih baik-baik saja. Mungkin.

Entah apakah malam ini ia bisa tidur dengan nyenyak atau tidak, karena Salwa termasuk agak sulit untuk beradaptasi dengan tempat tinggal baru, bahkan di kosannya sendiri ia baru bisa tidur dengan nyenyak setelah satu minggu begadang.

Ngomong-ngomong soal tidur, apa Raka malam ini akan tidur di sini? apa yang harus Salwa lakukan jika Raka datang? ia bahkan belum sempat mengobrol lebih serius dengan Raka, lebih tepatnya belum bertemu lagi dengan Raka setelah Raka mengantar kopernya.

Bahkan sampai saat ini, Salwa hanya mengetahui nama Raka saja dan tidak mengetahui tentang Raka lebih dalam.

Tok tok tok

Ketukan pintu terdengar brutal dari arah luar kamarnya.
"Assalamualaikum, ini Hani adiknya mas Raka." ucap seorang gadis dari luar kamar.

"Waalaikumussalam, masuk aja ngak di kunci" jawab Salwa yang kini merapihkan hijabnya.

Ceklek

Gadis dengan Abaya hitam dan hijab panjang berwarna moka itu terlihat sangat cantik, dengan hidung mancung dan pipi agak kemerah-merahan membuatnya nampak enak di pandang.

"Emang produknya umi Fatimah sama abi Salim ngak ada yang gagal." gumam Salwa dalam hati merasa takjub.

Kini Hani mulai mengamati Salwa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hal ini yang justru membuat sedikit khawatir, bagaimana jika Hani berbuat yang tidak-tidak karena ia tak menyukai Salwa?

Hadi duduk tepat di samping Salwa, ia menghela nafasnya lega, menatap Salwa yang kini sudah resmi menjadi kakak iparnya.
"akhirnya sekarang Hani ada temen ngobrol yang seumuran sama Hani." ucapnya kegirangan.

Meskipun ia tinggal di lingkungan pondok, tapi Hani ini agak risih jika berbincang dengan santriwati abi uminya, pasalnya ia tahu betul tujuan santriwati santriwati itu mendekatinya, tentu untuk mendekati kakaknya, Raka.

"Kita kan tadi belum sempet ketemu, belum kenalan juga. Jadi Sekarang kita kenalan ya." ujar Hani antusias sembari mengulurkan tangannya.

Tangannya yang putih bersih itu terus menggenggam tangan Salwa dengan senyum yang terus terpancar di wajahnya "aku Humaira Hanifah Al Irsyam adiknya mas Raka, adiknya yang paling cantik. Tadi udah sempet denger dari umi sih nama mbak, mbak Salwa kan?" Ucapnya memperkenalkan diri.

Salwa menganggukkan kepalanya, dengan senyum tipis di bibirnya. "Iya"

"Aku panggilnya kakak ipar atau apa ya?" Tanya Hani penuh semangat.

"Panggil senyamannya aja"

"Aku panggil mbak aja ya, nggak apa-apa kan?"

Salwa mengganggukkan kepalanya tanda setuju, Hani tampak sangat antusias karena kehadiran Salwa, ia terus saja bicara dan banyak mengobrol dengan Salwa tanpa rasa canggung.

"Umur mbak Salwa berapa?"

"Bulan depan 20 tahun."

" Wahh kita seumuran dong mbak, aku juga 20 tahun, yaa lewat 4 bulan sih tapi hehehe,,,"

"Jadi seharusnya aku dong yang harus panggil kamu Mbak." Ucap Salwa basa-basi.

"Kan mbak istrinya mas Raka ngak boleh gitu dong panggil Hani aja kan kita seumuran juga, atau kalau mau panggil adik aja. Ehh,, senyaman mbak aja deh." Celotehnya yang tak kunjung berhenti.

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now