40

33.6K 2.6K 46
                                    

" jadi gitu ceritanya" ucap Hani mengakhiri penjelasannya

Salim, Samsul, dan Nining hanya bisa melongo mendengar cerita Hani
" J-jadi bukan Salwa yang hamil?" Sahut Salim merasa bingung

" Bu-bukan abi, maafin Hanii... Lagian Hani kesel sama mas Angga, jadi Hani kabur ke sini habis itu minta tolong sama mbak Salwa"

" Emangnya Angga kenapa?" Tanya Fatimah pada putrinya

" I-itu mi, akhir-akhir ini mas Angga jarang pulang ke rumah" jawab Hani lirih

Pandangannya terus tertunduk, sebenarnya ia merasa takut kalau-kalau uminya akan marah karena tingkahnya yang seperti ini, tapi mau bagaimana lagi, meski ia tahu sikapnya kini kekanak-kanakan tetap saja ia merasa kesal pada Angga

" Jarang pulang? Kamu di sana sendirian?" Timpa Salim agak keras

" I-iya abi, abi kesel juga kan?"

" Emangnya suami kamu kemana sampai nggak pulang ke rumah?" Kini giliran Raka yang bertanya

" Mas Angga sekarang di pindah tugasin ke Solo" lagi-lagi Hani menjawab dengan lirih

" Astaghfirullah.. suami kamu kan kerja jadi ngapain musti marah? kamu kesini udah izin sama suami kamu kan?"

.

.

.

Salwa memeluk ibunya erat, padahal baru beberapa jam ia bertemu dengan kedua orangtuanya tapi sekarang ia harus berpisah lagi dengan mereka

" Ibu sama bapak nggak nginep sini dulu?" Tanya Salwa tanpa melepas pelukannya

" Bapak kan besok masih harus kerja, lain kali kalau senggang ibu sama bapak bakal main ke sini lagi" jawab Nining sambil mengelus ujung kepala Salwa

" Maafin Salwa ya, pasti ibu sama bapak kecewa"

" Huss.. ngomong apa sih kamu, ibu sama bapak nggak maksa kamu buat cepet punya momongan, kamu jaga diri baik-baik ya"

" Iya buk, ibu sama bapak hati-hati ya, nanti kalau udah sampai rumah kabarin Salwa"

" Iyaa, ibu sama bapak pasti langsung kabarin kamu kok" sahut Samsul yang berada tepat di samping Nining

Selesai berpamitan pada semua orang yang kebetulan saat itu ada di ndalem Raka segera mengantar kedua mertuanya menuju stasiun sebelum hari mulai gelap

" Tolong jagain Salwa ya le, tolong maklumin juga sifatnya yang masih kekanak-kanakan dan keras kepala" ujar Nining sebelum naik ke gerbong kereta

" Iya buk"

" Ibu sama bapak pamit dulu, kapan-kapan kalian main ke Jogja, nanti bapak ajak kamu main ke salah satu restoran bapak yang baru buka" sahut Samsul dengan menggandeng tangan istrinya

" Tongkrongannya anak muda" bisik Samsul pada Raka

" Iya pak, nanti Raka usahain semoga bisa cepet main ke Jogja"

.

.

.

" Maafin umi ya nak, gara-gara umi jadi gini deh" ucap Fatimah pada Salwa yang baru saja menutup pintu Ndalem

" Umi... bukan salah umi kok, lagian kalau Salwa jadi umi Salwa pasti juga bakal excited kayak umi, mungkin Salwa bakal langsung pesen makanan dan ngadain pesta"

" Astaghfirullah" pekik Fatimah sambil menepuk jidatnya

" Kenapa umi?"

" Umi lupa, tadi umi langsung pesen catering"

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang