37

30K 2.4K 25
                                    

" Ilham kemana bi?" Tanya Raka pada Salim yang masih fokus pada salad buah yang ada di tangannya

" Tadi sih ke kamar mandi sekarang nggak tau kemana"

" Salim" panggil Fauzan - ayah Zifa dan Zidan yang terlihat khawatir

" Fauzan?" Gumam Salim keheranan, seharusnya disaat saat seperti ini ia menemani putrinya sebelum acaranya dimulai, sekarang kenapa ia keluar dengan ekspresi khawatir begitu?

" Bisa kita bicara sebentar?" Ajak Fauzan tergesa-gesa

" Ada masalah Zan?"

" Kita bicara di dalem dulu Lim"

" Ada apa gus?" Tanya Salwa kebingungan

" Saya juga nggak tau"

" Tunggu, kamu lupa lagi?" Tambah Raka dengan tatapan dalamnya pada Salwa

" Lupa apa?"

" Tadi kamu bilang apa?"

" Yang ada apa gus? Itu?"

" Nah kan kamu lupa"

" Lupa apa sih gus?"

" Jangan panggil saya gus di sini" bisik Raka

" Yaa namanya juga lupa, saya juga nggak biasa manggil gus pakek mas gitu, aneh tau"

" Mulai sekarang biasain"

.

.

.

" Sekarang Zidan kemana?" Tanya Salim khawatir

" Zidan ngejar mereka tadi, sekarang anak buahku juga udah pada mencar buat nyari Zifa, tapi sekarang gimana caranya buat nahan tamu undangan yang udah nunggu dari tadi lim?"

" Kamu disini aja, kamu ajak tamu-tamu kamu ngobrol buat ngulur waktu, nanti biar aku sama Raka ikut bantu cari mereka, mereka pasti belum lari jauh dari sini"

Fauzan segera melakukan apa yang disarankan Salim, sementara Salim kini mencari Fatimah dan memintanya untuk menemani Zulaikha yang masih pingsan di ruang rias

" Raka kamu ikut abi sekarang"

" Kemana bi?"

" Abi jelasin di luar nanti ya"

" Salwa boleh ikut bi? Disini Salwa nggak ada temen soalnya bi" tanya Salwa pada Salim yang sangat jelas terlihat khawatir

" Kamu tunggu di sini dulu ya, nanti abi sama Raka balik ke sini lagi"

" Nggak bi, Salwa ikut Raka, Salwa disini sendirian, Salwa juga nggak kenal siapa-siapa disini, Raka nggak tenang kalau harus ninggalin Salwa sendiri di sini jadi lebih baik Salwa ikut Raka aja" sahut Raka dengan tangan yang menggenggam erat tangan Salwa

" Yaudah, kalau itu memang keputusan kamu, kita keluar dulu sekarang"

Salim menjelaskan semuanya pada Raka dan Salwa saat mereka sudah ada di parkiran mobil, rasanya tak bisa dipercaya jika seorang Zifa bisa kabur dari pernikahannya, ditambah orang yang kabur dengannya adalah Ilham?

" Raka sama Salwa cari mereka ke halte bus abi cari mereka ke stasiun ya bi" ucap Raka panik, lagipula bagaimana bisa mereka kecolongan seperti ini?

Pengamanan di luar bahkan sangat ketat entah bagaimana cara dua orang random itu kabur dari hotel

" Iya, nanti biar abi suruh Zidan cari mereka di jalanan deket sini soalnya sekarang Zidan masih cari mereka ke rumah, takutnya Zifa pulang dulu buat ngambil barang-barangnya jadi buat jaga-jaga Zidan sama beberapa anak buah Fauzan jaga di sana"

" Iya bi, Raka berangkat dulu Assalamualaikum"

" Assalamualaikum bi" salam Salwa mengikuti Raka

" Waalaikumussalam, hati-hati ya kalian"

" Iya bi"

.

.

.

" Gila apa lo?" Pekik Zifa dengan mata yang membelalak lebar

" Ngapain kita ke KUA bego, gue ikut lo kabur karena gue nggak mau nikah, sekarang lo malah ngajak gue ke KUA? Gila lo" lanjut Zifa dengan penuh emosi lengkap dengan riasan dan gaun pengantin yang belum sempat ia lepas

" Aku nggak mau nambah dosa dengan kabur sama wanita yang bukan mahram, jadi kalau kamu mau kabur kita harus nikah sekarang"
Sahut Ilham serius

" Ogah"

" Kamu yakin? Setelah kamu nikah sama aku kamu bakal bebas dari cowok brengsek yang maksa buat nikahin kamu itu loh"

" Lo juga brengsek beg*, lo juga ngajak gue nikah kan sekarang"

" Terserah kamu bilang aku brengsek atau apa yang terpenting sekarang kita harus nikah dulu oke?"

" Ogah, nikah aja sendiri sana"

.

.

.

" Gimana ketemu?" Tanya Salim pada Raka dan Salwa yang baru saja sampai di tempat yang sudah mereka sepakati

" Belum bi, mereka nggak ada di semua halte"

" Itu bi, hp Zifa nggak bisa dilacak ya bi?" Tanya Salwa karena sudah cukup lama tidak ada kabar dari anak buah Fauzan yang ahli dalam lacak melacak

" Itu dia masalahnya, Zifa nggak bawa hp, Ilham juga hpnya tadi di temuin di tong sampah depan hotel jadi kita nggak bisa ngelacak"

" Kalau gitu Raka cari mereka ke hotel-hotel deket sini ya bi, siapa tau mereka masih sembunyi dan baru berangkat besok pagi"

" Iya, abi balik ke hotel dulu ya siapa tau anak buahnya Fauzan udah ada perkembangan"

" Iya bi" jawab Salwa dan Raka bersamaan

Mereka segera meneruskan pencarian, mencari dua orang manusia random yang sangat suka membuat ulah memang tak mudah, di butuhkan ke random juga untuk dapat menemukan mereka apalagi ini adalah kota Jakarta, kota yang masih asing bagi Raka dan Salwa

" Gus, berhenti dulu gus, kita ke setubruk yang ada di depan itu dulu" ujar Salwa yang langsung membuat Raka menghentikan mobilnya

" Zifa di sana?"

" Enggak sih gus"

" Terus kamu mau ngapain?"

" Ya beli kopi lah gus, masa ke setubruk buat beli nasi padang"

" yaa bukan gitu juga maksud saya, siapa tau kan kamu liat Zifa di sana" sahut Raka sembari mencoba mencari parkiran untuk mobilnya

Salwa segera turun dan memesan beberapa menu untuknya dan Raka, sudah cukup lama Salwa menunggu namanya di panggil, mata lebarnya kini mengedar ke seisi ruangan

Cukup ramai pembeli, bahkan kini Salwa meresa ia mengenali sosok lelaki berkepala plontos yang duduk membelakanginya

" Kayak kenal orang itu ya gus" bisik Salwa pada Raka yang sibuk mengabari Salim lewat chat

" Mana?"

" Itu, yang kepalanya plontos"

" Iya, saya juga ngerasa kenal sama itu orang"

" Saya samperin aja kali ya? Siapa tau orang itu liat Zifa sama Ilham" sahut Salwa menatap orang itu tajam

" Jangan, kalau kamu salah orang gimana?"

" Yaudah saya pura-pura lewat aja gimana? Pura-pura mau buang sampah" lanjutnya sambil menunjukkan tisu yang baru saja ia gunakan untuk mengelap meja

" Oke, saya awasin kamu dari sini" ucap Raka yang langsung di angguki Salwa

Salwa mulai beranjak dari duduknya dan berjalan melewati lelaki itu sembari sesekali melirik ke arah lelaki plontos itu

" Loh?" Pekik Salwa setelah ia yakin dengan apa yang kini ia lihat, secara bersamaan Raka beranjak dari tempat duduknya panik dan langsung menghampiri Salwa yang berada tak jauh dari tempatnya

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang