28

33K 2.7K 24
                                    

Salwa memandang laut lepas yang terpampang nyata dari balik jendela pesawat yang kini sudah berada di ketinggian lebih kurang 36.000 kaki

Suasananya sangat hening, Raka yang duduk di sebelahnya bahkan sudah tertidur pulas, mungkin karena ia tidak tidur semalaman karena terlalu fokus menyelesaikan beberapa dokumen yang harus ia serahkan sebelum berangkat ke Turki

" Ning, liat tu" ucap Zidan sembari menunjuk sesuatu di area laut lepas

Zidan yang duduk tepat di depan kursi Salwa kini menatap Salwa dalam sembari membalikkan tubuhnya agar dapat melihat Salwa dengan jelas

Kemarin malam saat Salwa sibuk mengemasi kopernya Zifa datang di susul dengan Zidan, setelah mendengar cerita Zifa yang di paksa menikah oleh orang tuanya dan Zidan yang kabur dari rumah karena bermasalah dengan ayahnya membuat Salwa mengerti mengapa mereka berdua kabur ke rumah Raka dan memutuskan untuk mondok di sana

Kini dua orang itu ikut Salwa dan Raka liburan ke Turki untuk satu minggu ke depan, ya meskipun awalnya Raka sempat menolak

.

.

.

Pemandangan Turki saat malam hari memang tak pernah mengecewakan, di sepanjang jalan Salwa terus memotret hal-hal yang menurutnya sangat unik dan harus ia abadikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan Turki saat malam hari memang tak pernah mengecewakan, di sepanjang jalan Salwa terus memotret hal-hal yang menurutnya sangat unik dan harus ia abadikan

" Balik ke hotel dulu yuk, saya udah capek" ajak Raka pada Salwa yang masih sibuk memotret dengan kamera ponselnya

" Bantar dong gus, baru jalan sebentar masa udah capek sih kalah sama saya" sahut Salwa penuh semangat

" Ya masalahnya saya bawa dua koper, ini aja kita bahkan belum istirahat di hotel, kamu enak tinggal jalan sambil foto-foto" celetuk Raka merasa tak terima

" Lagian gus sendiri tadi kenapa nggak ikut Zidan sama Zifa ke hotel? Malah ikut saya jalan-jalan, sekarang ya gus harus mau tanggung resikonya" ejek Salwa sembari menatap Raka dalam

" Jadi saya harus ikut Zifa sama Zidan ke hotel dan biarin kamu jalan sendirian? Kalo kamu ilang gimana?"sahut Raka serius

" Saya udah besar kali gus"

" Yaudah saya balik ke hotel ya, nanti kalo ada preman kamu lawan sendiri, preman Turki galak-galak loh, badannya juga besar-besar, nanti kalo kamu diculik jangan nangis" Ucap Raka yang seketika membuat mata Salwa membulat

Raka berjalan meninggalkan Salwa dengan lambat, ia tahu benar sebentar lagi Salwa akan memanggilnya dan ikut kembali ke hotel bersamanya

Sementara Salwa yang berada tak jauh di belakang Raka hanya diam sejenak sembari memikirkan apa yang dikatakan Raka barusan, tapi kenapa Salwa harus takut? Disini kan banyak orang, kalaupun ada preman Salwa hanya tinggal teriak kan?

Raka menghentikan langkahnya sembari menunggu Salwa memanggilnya, sudah dua menit berlalu tapi kenapa Salwa belum memanggilnya?

'Tunggu, kayaknya ada yang salah' benak Raka setelah ia merasa ada sesuatu yang salah

" Kok kamu nggak manggil saya sih?" Celetuk Raka sembari berbalik menatap Salwa yang masih asik dengan kamera ponselnya

Salwa memusatkan pandangannya pada Raka yang berada tak terlalu jauh darinya" Ngapain saya harus manggil gus?" Jawab Salwa enteng

" Yaa.. kan harusnya kamu manggil saya terus kamu ikut saya balik ke hotel" sambung Raka dengan cepat

" Ya kan tadi saya udah bilang, saya mau jalan-jalan dulu, kalo gus mau ke hotel ya silahkan, lagian saya juga tau kok jalan ke hotel kan jalannya cuma tinggal lurus doang terus belok kanan dikit" sahut Salwa

" Tapi nggak gini konsepnya Salwaa, harusnya kamu takut sama preman yang saya bilang tadi, terus kamu ikut saya balik" oceh Raka berusaha membuat Salwa mengerti

" Lagian ngapain takut sama preman? Toh disini ada banyak orang, kalaupun emang ada preman saya bisa pasang kuda-kuda kok" sahut Salwa spontan

Raka menatap Salwa lekat, emangnya salwa bisa seni bela diri?

" Pasang kuda-kuda doang?" Sambung Raka dengan tatapan tak percaya

" I-iya sih, tapiii saya beneran nggak takut sama preman" jawab Salwa yakin sembari berlagak sok berani

Raka menatap Salwa heran dan menghembuskan nafasnya perlahan, memang benar apa yang Hani katakan, Salwa ini limited edition

.

.

.

Pagi ini cuaca di Istanbul terlihat sangat cerah, Salwa terlihat tengah meminum coklat panas sembari duduk santai di balkon hotel menikmati pemandangan yang membuat hatinya merasa tenang

" Ning..." Teriak Zidan yang sudah berada di bawah sembari melambaikan tangannya pada Salwa

" Jalan-jalan yuk" sambung Zidan dengan suara yang lantang

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang