41

41.1K 3K 93
                                    

" lagian ngapain juga malem-malem gus ada di bawah pohon gitu? kan bikin orang takut" Gerutu Salwa sembari mengoleskan obat ke jidat Raka yang benar-benar benjol karena pukulan kayu Ajeng

" Tadi saya cuma mau ngejar Muza yang lari ke sana, kalau nggak saya kejar terus Muza nggak tau jalan pulang gimana?" Jawab Raka untuk membela dirinya sendiri

*Muza = kucing peliharaan Fatimah dan Salim

" Kan Muza larinya masih di area pondok gus, bisa dicari besok.." gerutu Salwa yang sudah seperti ibu-ibu

Raka hanya diam mendengarkan gerutuan Salwa sambil sesekali mengernyitkan dahinya menahan rasa sakit

" Salwa" ucap Raka sembari menahan lengan Salwa yang baru beranjak dari duduknya

" Saya mau balikin ini ke kotak obat dulu gus"

" Saya mau bicara sebentar"

" Bicara apa?"

Raka menghela nafasnya dan berusaha untuk mengolah kata-kata yang akan keluar dari mulutnya

"M-maaf" ucap Raka lirih

"Hmm?" Salwa mengernyitkan dahinya karena tak tahu apa yang sedang dikatakan Raka

" M-maafin saya" lanjut Raka sembari menatap lekat Salwa

" Saya udah fitnah dan bicara kasar sama kamu, seharusnya saya tau kalau kamu bukan wanita yang akan melakukan hal serendah itu"

"Maafin saya"

Tanpa menjawab permintaan maaf dari Raka Salwa langsung melenggang menuju kotak obat yang ada di lantai bawah

" Kamu nggak maafin saya?" Tanya Raka yang sedang mengekor pada Salwa

" Salwaa"

Salwa menghela nafasnya dan menatap Raka dalam "beliin saya seblak kalau gus mau saya maafin"

" Seblak?"

" Iyaa"

" Sekarang? malem-malem gini?"

"Selesai lebaran haji gus, ya sekarang lah salah sendiri minta maafnya sekarang"

.

.

.

Raka menatap lekat Salwa yang sedang menikmati seblak gratis miliknya, memang sangat pas saat dingin-dingin seperti ini menikmati kuah pedas seblak yang banyak disukai ciwi-ciwi

" Gus mau?" Tanya Salwa karena risih melihat Raka yang masih menatapnya menikmati seblak

" Nggak kamu makan aja, habisin sama mangkuknya sekalian" sahut Raka yang langsung melenggang menuju sofa tempatnya biasa tidur selama ini

" Gus mau tidur di ranjang? kalau gus mau tidur aja gus" ucap Salwa tiba-tiba

Raka membalikkan tubuhnya membelakangi Salwa untuk menyembunyikan pipinya yang mungkin memerah sekarang
" M-maksud kamu gimana?"

" Ya kita tidurnya gantian gus, saya tidur di sofa gus yang tidur di ranjang, mumpung saya baik hati, inget-inget jidat gus yang benjol juga"

" Nggak usah" jawab Raka ketus dan langsung menyelimuti seluruh tubuhnya menggunakan selimut bulu berwarna merah miliknya

.

.

.

Salwa melakukan aktivitasnya seperti biasa sesaat setelah Raka pergi mengajar

Mulai dari menyapu, mengepel rumah, dan kegiatan bersih-bersih lainnya
" Ehh.. ini kan surat yang gus terima dua hari yang lalu, kok ditaruh di lantai sih?" Gumam Salwa setelah mengambil sebuah amplop yang sepertinya terjatuh dari meja kerja Raka

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang