09

35.5K 3.4K 26
                                    

"Panas" ucap Salwa yang baru saja sampai di rumah.

Hari ini rumah sepi karena abi dan umi sedang menghadiri acara kajian rutinan, sedangkan Hasan pergi bermain dengan Zidan dan Ilham, dan Hani tengah pergi ke universitas tempatnya belajar.

Raka langsung pergi menuju dapur dan mengambil sebuah mangkuk dan sendok. Tanpa banyak bicara ia menuang sebungkus Es campur itu ke dalam mangkuk. Terlihat sangat segar.

Tenggorokannya yang dari tadi kering kini terasa lega, manis legit dari skm dan dingin dari es batu di tambah dengan isian buah yang melimpah membuat es campur itu terasa sangat nikmat.

"Punya saya mana gus?" Tanya Salwa karena tak mendapati mangkuk untuknya.

"Ya ambil sendiri"

Ya Allah ya karim, padahal Salwa yang membeli es campur itu, tapi malah raka yang meminumnya duluan.

"Yakan saya yang beli gus, harusnya kan saya di ambilin mangkuk sekalian sebagai ucapan terimakasih" gerutunya pada Raka yang masih asyik meminum es campur miliknya.

"Tadi kamu belinya juga kan pakai uang saya, jadi ya impas dong"

"Yakan uangnya udah di kasi ke saya, jadi ya udah jadi uang saya, nggak boleh perhitungan jadi suami tuh."

"Gus udah lupa ya sama ceramahnya abi."

"Yang mana?"

"Yang masalah nafkah"

"Ingat kok."

"Berarti gus juga inget dong, harusnya kalau uangnya suami itu uangnya istri juga" jelas Salwa.

Raka memandang Salwa sekilas dan kembali meminum Es campurnya dengan lahap tanpa memperdulikan mulut salwa yang masih mengoceh.

*****

"Om Idan" panggil Hasan pada Zidan yang masih sibuk memberi makan ikan di kolam belakang masjid.

"Haa?"

"Kalo olang udah nikah boleh dijadiin pacal nggak?"
( Kalau orang sudah menikah boleh di jadikan pacar nggak?)

"Gini broo,,, jawabnya ada dua. Yang pertama nggak boleh, karena kalo yang udah punya istri atau suami harus menjaga komitmennya masing-masing." Terangnya yang benar-benar diperhatikan oleh Hasan.

"Telus kalo yang ke dua?"

"Nahh,, yang ke dua ini jawabannya boleh, tapi ini khusus buat pasangan suami-istri, jadi kalo habis nikah gitu baru pacaran antara suami sama istri masing-masing gitu maksudnya. Paham?"

"Ohh, iya, acan paham. jadi kalo Acan mau pacalan sama mbak Calwa , belalti Acan halus nikah dulu ya cama mbak Calwa?"
(Ohh, iya, Hasan paham. jadi kalau Hasan mau pacaran sama mbak Salwa, berarti Hasan harus nikah dulu ya sama mbak Salwa?)

"Bisa di bilang gitu sih" jawabnya yang tengah malas meladeni bocah satu ini.

"Acan pulang dulu ya om" pamitnya pada Zidan yang masih sibuk dengan ikan-ikannya.

Hasan berjanan sembari melihat para santri yang sibuk membereskan kamar masing-masing, pasalnya hari ini adalah hari bersih-bersih pesantren.

"Hasan habis dari mana?" Tanya Ilham yang berpapasan dengan Hasan di samping masjid.

"Abis nongklong sama om Idan"

"Buset,, udah tau bahasa nongkrong ya sekarang. Udah jadi anak gaull,,,"

"Tau dong, Acan kan emang anak gaul."

Kalah, Ilham kini sudah tidak ada apa-apanya jika di bandingkan dengan bocah satu ini.
"emang di sini cuman Hasan yang paling top,teruskan bakatmu ngebuat orang lain berasa jadi atom nya debu gusku,," Ucap Ilham sembari mengacungkan jempolnya dan menatap Hasan bangga.

*****

"Mbak Calwa" panggil Hasan yang masih melepas sendalnya di teras rumah.

"Mbak Calwa" teriaknya lagi yang tak kunjung mendapat respon dari Salwa.

"Mbak Calwaa"

Hasan segera mendatangi Salwa dan Raka yang tengah menikmati Es campur mereka.

"Mbak Calwa minum apa?" Tanyanya berusaha terlihat tenang.

"Es campur, Hasan mau? Mbak ambilin mangkuk ya" tawar Salwa yang langsung ditolak oleh Hasan.

"Engak, Acan mau duduk di sini aja, mau liatin mbak Calwa minum"

"Hasan ngak mau? Buat mas aja ya jatahnya Hasan" sahut Raka yang memang sudah mengincar jatah Hasan.

"Iya ambil aja, Acan nanti pilek kalau banyak minum es"

Halah biasanya juga Hasan minum es cream banyak kalo cuman sama Zidan.

"Mbak Calwa" panggilannya lagi.

" Ya?"

"Mbak Calwa mau ngak nikah cama Acan"

Uhukkk

Raka dan Salwa tersedak bersamaan, saling tatap satu sama lain.
Apa-apaan nih bocil, main ngajak nikah aja , nih di depannya ada suaminya.

Raka hanya diam mendengar perkataan adik bungsunya barusan, dan hanya memperhatikan tingkah adiknya yang semakin lama semakin menjadi-jadi, tentu saja itu semua berkat didikan Zidan (ucapkan terimakasih pada Zidan😌)

"Emangnya kenapa Hasan mau nikah?" Tanya Salwa yang masih agak kagok.

"Biar Acan bisa pacalan cama mbak Calwa." Jawabnya Pd yang membuat Raka geleng-geleng kepala di buatnya.

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now