35

31.5K 2.8K 40
                                    

Salwa meletakkan secangkir teh herbal ke atas meja kerja Raka sembari sesekali melirik ke arah Raka yang masih terlihat sibuk dengan laptopnya

" Teh herbal?"

" Iya gus, tadi umi kok yang buat bukan saya" jelas Salwa agar Raka tak marah karena mengira dirinya yang membuat teh itu

" Bawa lagi ke dapur, buatin saya teh madu" titah Raka yang masih fokus dengan laptopnya

" Teh madu?"

" Iya"

" Oke gus saya bilang ke umi dulu"

" Ngapain bilang ke umi?"

" Tadi gus minta teh madu kan?"

" Iya terus kenapa harus kasih tau umi?"

" Kan yang buat umi bukan saya jadi ya harus kasih tau umi dulu dong gus"

Raka menghela nafasnya " Kamu yang buat" ucapnya yang seketika membuat Salwa terdiam

Salwa menatap Raka curiga " gus" panggil Salwa serius

" Hmm"

" Permisi ya" ucapnya sembari menempelkan telapak tangannya ke kening Raka yang terasa baik-baik saja

" Nggak panas kok gus"

" Ngapain sih kamu?"

" Gus ngerasa nggak enak badan? Atau ada ngerasa sakit gitu?"

" Maksud kamu? Saya baik-baik aja kok"

" Tapi kok? coba saya tanya sekarang, gus mau dibuatin teh madu?"

" Iya"

" Saya yang buat?"

" Iya"

" Saya yang buat?" Tanyanya sekali lagi

" Iyaa"

" Saya?"

" Iya Salwaaa kamu yang buat" tegas Raka

" Oh oke" ucap Salwa singkat dan segera ngacir ke dapur

Salwa masih tak habis pikir bagaimana bisa Raka menyuruhnya membuat teh madu, padahal Raka yang ia kenal biasanya akan marah kalau tahu Salwa yang membuatkan makanan untuknya

Tak terasa Salwa justru berjalan ke arah ruang baca dengan secangkir teh madu yang baru saja ia buat untuk Raka
" Assalamualaikum abi" salamnya sembari mengetuk pintu ruang baca yang masih terbuka

" Waalaikumussalam" jawab Salim yang terlihat sedang mencari sesuatu di laci mejanya

" Masuk aja nak" sambung Salim setelah mendapati Salwa yang tengah berdiri di ambang pintu

Salwa segera masuk ke dalam ruangan baca dan langsung duduk di kursi yang ada di hadapan Salim setelah Salim memintanya untuk duduk

" Tumben kamu ke sini? ada yang mau dibicarain sama abi?"

" Emmm, jadi gini bi, Salwa boleh minta tolong?"

" Boleh dong, mau minta tolong apa?"

" Abi tau bacaan ruqyah kan? Tolong bacain di teh ini bi" ucap Salwa sembari menyodorkan teh madu yang ia bawa

" Ruqyah?"

" Iya bi"

" Buat siapa?"

" Buat Raka?" Tambah Salim dengan senyum kecil di wajahnya

" Iya bi" jawab Salwa sembari menganggukkan kepalanya

Seketika Salim tertawa dengan lebar, padahal tadi ia hanya asal menebak saja siapa yang tahu tebakannya akan pas seperti ini

" Aduhh kamu ini, Raka nggak mempan kalau dikasih ayat Ruqyah" ucapnya sembari berusaha menahan tawa

" Udah separah itu ya bi?" Tanya Salwa dengan polos

Salim terdiam sejenak sembari menatap Salwa heran, sebenarnya Salim hanya mengira Salwa sedang ingin bercanda dengannya tapi jika dilihat dari raut wajah Salwa sepertinya Salwa sedang tak bercanda sekarang "emangnya Raka kenapa?"

" Tingkahnya aneh bi, nggak kayak biasanya"

" Aneh gimana?"

" Sekarang udah jarang teriak-teriak, sekarang shalatnya juga di rumah nggak ke masjid kayak biasanya jadi ya terpaksa Salwa yang jadi makmumnya, terus nih bi yang paling aneh lagi masa gus Raka nyuruh Salwa buatin teh, kan aneh ya bi, Salwa takut gus Raka ketempelan waktu pulang dari Turki" jelas Salwa panjang lebar

Salim lagi-lagi tertawa mendengan penjelasan dari Salwa namun kali ini ia mencoba menahannya agar Salwa tak merasa heran karena ia dari tadi terus tertawa setelah mendengar Salwa bicara

.

.

.

" Gus, tehnya saya taruh sini ya?" Ucap Salwa sembari meletakkan teh madu ke atas meja kerja Raka

" Iya"

Salwa berdiri tepat di samping Raka sembari menatap lekat Raka
" Kamu ngapain liatin saya gitu?" Tanya Raka yang keheranan dengan sikap tak biasa istrinya

" Tehnya nggak diminum gus?"

" Bentar lagi saya minum"

" Ohh" Salwa menganggukkan kepalanya dan segera duduk di atas Ranjangnya dengan pandangan yang masih fokus menatap Raka

Raka mulai mengambil cangkir yang berisikan teh madu itu dan segera menenggaknya dengan santai

" Gus" panggil Salwa agak keras

" Hemmm" jawab Raka sembari meletakkan kembali cangkir itu

" Gus nggak kenapa-kenapa?"

" Maksud kamu?"

" Gus nggak pengen teriak-teriak gitu? pusing? Mual? Atau gus pengen guling-guling di lantai?" Tanya Salwa serius

" Kamu kenapa sih? Dari tadi tanya yang aneh-aneh mulu"

" Apa doanya abi kurang manjur ya?" Gumam Salwa yang masih bisa di dengar Raka

" Doanya abi? Emangnya abi doa apa?"

" Coba deh gus tehnya diminum lagi, mungkin gus minumnya kurang banyak" titah Salwa sembari berjalan mendekat ke arah Raka

" Maksudnya?"

" Coba tehnya diminum lagi" titah Salwa sekali lagi sembari menyodorkan secangkir teh yang baru saja diminum Raka

Dengan patuh Raka meminum teh itu sekali lagi dengan tatapan banyak tanda tanya di kepalanya

" Gus?"

" Apaa?"

" Ini gus Raka kan?"

" Iya lah masak saya bisa berubah jadi kamu"

" Yaudah deh saya tidur aja, mungkin efeknya baru keluar besok pagi" ucap Salwa sembari berjalan ke arah ranjangnya dan segera merebahkan tubuhnya

" Efek apa?" Tanya Raka yang masih penasaran

" Ruqyah " jawab Salwa singkat lalu segera memejamkan kedua matanya lengkap dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya

" Ruqyah?" Gumam Raka keheranan

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now