27

33.1K 2.8K 38
                                    

Raka mencium punggung tangan kedua tamu orang tuanya yang tak lain adalah orang tua si kembar Zidan dan Zifa

Entah apa yang sedang mereka bicarakan sampai seserius ini

" Bukannya mau ikut campur, tapi kalian sendiri dulu kan juga kabur" ujar Fatimah yang membuat Raka bingung karena tak paham dengan topik pembicaraan mereka

" Nah, buah kan jatuhnya nggak jauh dari pohonnya, kalian dulu kabur sekarang dua anak kalian juga nerusin bakat kabur kalian" tambah Salim serius

" Ya tapi sekarang beda ceritanya lim, dulu aku sama Fatimah kan emang nggak saling cinta dan belum sampai jenjang pernikahan, tapi ini masalahnya Radit sama Zifa udah saling suka loh sejak mereka kecil terus waktu menjelang acara pernikahan gini Zifa main kabur aja mau di taruh mana nih muka gantengku" ujar Fauzan - ayah si kembar Zidan dan Zifa membela dirinya sendiri

" Tau dari mana kamu kalo Zifa sama Radit saling suka?" Sambung Salim

" Ya... Radit yang bilang" jawabnya agak tak yakin

" Emangnya Zifa pernah bilang kalo Zifa suka sama Radit? Zifa nggak pernah bilang kan? Pokoknya Zifa nggak mau nikah" pekik Zifa yang baru saja pulang dari bermain bersama Hasan dan Zidan

" Zifa" tegas ayahnya pada putri satu-satunya yang kini masih berdiri di ambang pintu ruang tamu ndalem

Zifa menatap ayahnya tajam sembari melangkahkan kakinya masuk ke dalam ndalem

" Kalo Zifa bilang nggak mau ya tetep nggak mau" tegas Zifa pada kedua orangtuanya

" Kamu mau malu-maluin ayah sama umi? Undangan pernikahan kamu bahkan udah di sebar sejak satu minggu yang lalu, kamu mau nerusin jejak adik kamu buat malu-maluin keluarga?" Sahut Fauzan dengan lantang

" Wait wait, ngapain gue di sangkut-pautin lagi nih?" Sahut Zidan yang baru saja datang lengkap dengan ekspresi tak tahu malunya seperti biasa

.

.

.

Salwa menyiapkan segala kebutuhannya selama nanti ia ber bulan madu di Turki bersama Raka, ia memasukkan beberapa pasang baju, hijab, peralatan mandi dan shalat, serta beberapa obat-obatan yang mungkin akan mereka perlukan selama berada di Turki

" Gus udah gajian belum?" Tanya Salwa sembari menutup resleting kopernya

" Ini masih saya cek" jawab Raka yang masih fokus menatap layar ponselnya

Untuk masalah perizinan sudah Raka urus kemarin, dan Alhamdulillah nya ia di perbolehkan libur untuk satu pekan ke depan, sekarang sisa satu masalah lagi

Uang, di atm raka sekarang bahkan hanya ada uang 300 ribu, masa iya ia dan Salwa akan berangkat ke Turki berbekal uang 300 ribu

" Alhamdulillah" ucap Raka lega setelah mendapat sebuah notifikasi dati ponselnya, dengan segera ia menunjukkan layar ponselnya pada Salwa

" Alhamdulillah, kita nggak jadi gembel di sana gus" ucap Salwa lega

Meski nominalnya tak seberapa tapi tetap saja itu membuat keduanya merasa lega, setidaknya uang itu bisa untuk jalan-jalan tiga sampai empat hari di Turki

Tring

Salwa segera mengecek notifikasi yang muncul di ponselnya " ehhh" gumamnya setelah membaca notif itu

" Kenapa?" Tanya Raka keheranan

Kini giliran Salwa yang menunjukkan layar ponselnya pada Raka " masyaallah" ujarnya setelah membaca notifikasi yang di tunjukkan Salwa padanya

" 30 juta? dari siapa?" Sambung Raka sembari menatap lekat Salwa

Salwa kembali mengecek ponselnya untuk mengetahui siapa yang mentransfer uang ke rekeningnya

" Kalo di sini sih pengirimnya atas nama Nining Ayu Sri Wahyuni" ucap Salwa setelah mendapat nama pengirim dari ponselnya

" Ibu?" Tebak Raka yakin

Salwa membulatkan matanya, masa iya? Tapi untuk apa ibunya mengirim uang sebanyak itu padanya?

.

.

.

Raka mengambil alik koper yang tengah di seret Salwa dan segera berpamitan pada orang tuanya dan kedua mertuanya yang ikut mengantar mereka ke bandara

" Hati-hati, jagain Salwa jangan berantem terus, harus baik-baik pokoknya jangan suka marah-marah" pesan Fatimah sembari mengelus ujung kepala Raka dengan lembut

" Iya umi" jawab Raka patuh

" Maaf ya, ibu sama bapak nggak bisa ngasih kalian apa-apa, ibu baru tau kemarin malem soalnya" ujar Nining sembari menggenggam kedua tangan salwa

" Yang kemarin malem udah lebih dari cukup kok buk" sahut Salwa sembari tersenyum girang

" Justru kami merasa terlalu merepotkan ibu sama bapak" sahut Raka sembari menatap lekat Salwa

" Udah yuk, ntar ketinggalan pesawat loh" ajak Zifa yang sudah tidak sabar ingin liburan ke Turki

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now