32

30.9K 2.6K 23
                                    

Blue mosque, tempat tujuan terakhir sebelum mereka berempat kembali ke Indonesia,
Rasanya waktu berjalan cukup cepat, tak rela jika mereka harus pulang besok siang

" Fotoin saya di sini ya gus!" Salwa memberikan ponselnya pada Raka yang masih fokus menikmati kemegahan masjid milik sultan Ahmed yang hampir seluruh interiornya berwarna biru

" Pakek hp saya aja" jawab Raka sembari mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya

" Loh? Nanti langsung gus hapus lagi, pakek hp saya aja deh gus"

" Pakek hp saya aja, nanti saya Kirim lewat wa"

" Emang gus nyimpen kontak saya?"

Raka mengalihkan pandangannya dari Salwa yang kini tengah menatapnya lekat sembari menggelengkan kepalanya pelan

" Ck..ck..ck.. padahal kita udah nikah  empat bulan lebih satu hari loh gus masa gus belum nyimpen kontak saya sih, sini biar saya aja yang nyimpen kontak saya di hpnya gus" ujar Salwa sembari mengambil paksa ponsel yang ada di genggaman Raka

Salwa segera menuliskan nomornya serta menuliskan namanya lalu mengembalikan ponsel itu pada Raka yang terlihat sudah menunggunya

dengan spontan Raka membelalakkan matanya lebar setelah membaca nama kontak yang baru saja Salwa simpan di ponselnya

" Salwa cantik?"

" Makasih gus"

" Bu-bukan itu maksudnya, kenapa ini kamu namain Salwa cantik? Pakek caps lock semua lagi"

" Saya suka aja"

Raka menghela nafas beratnya sembari menatap lekat Salwa yang kini tengah memasang wajah imut yang di buat-buatnya "Yaudah deh terserah kamu, cepet sana biar saya fotoin" ujar Raka pasrah

Salwa segera memposisikan dirinya agar terlihat bagus di kamera

" Udah yaa.. saya foto ni"

" Hitungin dong gus biar saya tahu kapan di jepretnya"

" Satuu..dua..tigaa.."

" Udah" sambung Raka

" Lagi gus"

" Udahh"

" Ihh pelitt"

" Emang saya pelit"

" Yaudah sini saya lihat fotonya" ucap Salwa dengan mulut yang mengerucut

Salwa menatap geram foto yang di tunjukkan Raka padanya, masa iya Raka hanya memotret atap masjidnya saja dan dia tidak terlihat?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salwa menatap geram foto yang di tunjukkan Raka padanya, masa iya Raka hanya memotret atap masjidnya saja dan dia tidak terlihat?

" Sayanya mana gus?"

" Ini" tunjuk Raka pada Salwa yang kini berada di hadapannya

" Maksudnya saya yang di fotonya"

" Kamu kependekan jadi nggak keliatan di foto"

" Jadi maksudnya nggak ada foto saya sama sekali?"

" Ada"

" Mana?"

" Tadi waktu kita keliling saya sempet foto kamu"

" Iya mana gus saya mau liat, nanti cuman latar belakangnya doang lagi"

" Nih" ucap Raka sembari menunjukkan foto di ponselnya pada Salwa

" Nih" ucap Raka sembari menunjukkan foto di ponselnya pada Salwa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ada kamu kan"

" Iya gus ada saya" sahut Salwa sembari memberikan senyum terpaksanya pada Raka lalu segera melenggang pergi meninggalkan Raka

.

.

.

" Udah semua kan?" Tanya Raka yang masih sibuk menatap dirinya sendiri di cermin full bodi di hadapannya sembari memasang jam tangan di tangan kirinya

" Kayaknya sih udah semua gus" jawab Salwa sembari meletakkan koper hitam besar itu di samping pintu kamar hotel mereka

" Zidan sama Zifa udah siap?"

" Tadi Zidan masih mandi gus"

" Yaudah kita tunggu mereka di bawah"

Salwa mengikuti langkah kaki Raka yang sedang menyeret koper hitam itu dengan sekuat tenaganya melewati lorong hotel yang cukup panjang

" Kamu masukin apa aja sih ini koper bisa berat banget gini" gerutu Raka karena koper yang ia tarik terasa lebih berat daripada saat mereka berangkat ke Turki

" Oleh-oleh doang kok gus"

"Oleh-oleh uat satu pondok?" gurau Raka kesal

" Iya" ucap Salwa lirih yang seketika membuat Raka menghentikan langkahnya dan menatap lekat Salwa yang ikut berhenti mendadak di belakangnya

Ra.Sa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang