part 44

69 9 4
                                    


Suasana hangat kembali menjalar. kebersamaan yang penuh cinta membuat gadis manis itu bisa tersenyum tanpa beban untuk saat ini. Tatapan hangat orang-orang disekelilingnya memberikan dirinya kekuatan untuk terus bertahan demi calon anaknya nanti. Menjadi calon ibu di usianya yang belum terlalu dewasa memang tak mudah. Tetapi dia bertekad bahwa anaknya tidak akan merasakan kurangnya kasih sayang seperti yang dia rasakan dulu. Hidup tanpa ada orang tua disisi kita adalah hal yang sangat menyesakkan.

"Makasih ya kak, kakak ipar udah sayang banget sama aku. Aku ga tau gimana aku ngejalanin hidup tanpa ada kalian semua," lirih Lula dengan air mata yang tak terasa sudah menetes di pipinya. Tetesan air mata disertai senyuman hangat yang membuat semua orang yang melihatnya tak kuasa melihat wanita manis itu.

"Sayang, pokoknya selagi kami semua hidup, kami ga akan ninggalin Lula sendirian," Ucap Rian dengan tatapan lembut dan hangatnya. Sementara yang lain berusaha menahan air matanya. Lula adalah seseorang yang sangat berharga di dalam kehidupan mereka semua. Sementara itu Al yang sedari tadi menatap ke arah wanita itu semakin ingin melindungi wanita itu. dia juga bertanya-tanya apakah suami Lula sudah meninggal? Atau mereka bercerai? Bukankah jika mengandung tidak bolej bercerai?

Deggg....

"Benar, suami Lula pasti sudah meninggal," batin Al . dia bisa melihat dari mata wanita itu dan juga mata keluarganya yang juga ikut meraskaan kesedihan Lula. Tak heran semua keluarganya sangat menyayanginya. Bahkan para kakak iparnya juga sangat menyayangi wanita itu. tetapi bagaimana pun ketujuh kakaknya akan terus berada didekat Lula, wanita itu butuh sosok suami dan juga ayah untuk calon anaknya. Karena dia bisa merasakan bagaimana tumbuh tanpa kehadiran seorang Ayah. Saat dia masih kecil, melihat anak laki-laki yang bermain bersama Ayahnya membuat dia hingga saat ini bisa merasakan bagaimana perihnya hal itu. dan dia tidak ingin hal itu terjadi kepada calon anak wanita itu nantinya.

"Bener kak, nanti kalau anak kakak udah lahir, kami semua pasti bakalan selalu disamping kakak," ujar Loly dengan air mata yang sudah tak kuasa dia tahan sedari tadi. Walaupun dia mempunyai sikap bar-bar, tetapi hatinya sangat sensitif jika terkait perasaan sesama wanita.

"udah princess jangan sedih lagi ya, kami akan selalu disisi kamu sayang," sambung Byan yang langsung diangguki oleh yang lainnya.

"kamu jangan sedih ya, nanti calon anak kita juga ikutan sedih," akhirnya Al membuka suara setelah sedari tadi bergelut dengan pikirannya sendiri. Jika dia sudah berbicara maka tak ada keadaan yang baik-baik saja. Benar saja, semua orang langsung menatap ke arah lelaki tampan tersebut.

"aduhh bapak ini mancing-mancing mulu ya," gerutu Adel yang langsung disetujui oleh yang lainnya.

"Biasalah perjuangan mendapatkan hati Lula itu," balas Kia sambil tersenyum mengejek

"bakalan susah sih kalau kakak-kakaknya modelan kek mereka," Dilla pun juga ikut memanas-manasi keadaan.

"tapi Pak Al ganteng banget tau," sambung Silvia yang memang benar apa adanya. Tetapi berbeda halnya dengan seorang lelaki yang sangat hafal dengan suara istrinya. Yap Nata langsung memicingkan matanya kearah istrinya yang sudah memuji lelaki lain tepat didepan dirinya.

"Sayanggg, gantengan suami kamu apa dosen ga jelas itu?" tanya Nata dengan sangat serius. Sontaknya Silvia langsung gelagapan dan kikuk.

"gantengan suami aku lah," balas Silvia mencoba memperbaiki keadaan. Yang lain hanya terkikik geli melihat Nata yang ternyata sangat posesif kepada istrinya, padahal memang ketujuh putra Alexander mempunyai ke posesifan yang diatas rata-rata terhadap orang-orang yang mereka sayangi. Akhirnya suaminya pun kembali memeberikan tatapan penuh cintanya itu setelah mendengar jawaban dari istrinya. Mereka semuapun kembali menatap kearah lelaki yang sama sekali tidak menunjukkan raut takut ataupun gelisahnya. Bahkan dia menampilkan senyum manisnya saat ini.

"Anak kita siapa?" tanya Lula tiba-tiba. Memang tidak berubah ya kelolaan wanita itu sedari gadis hingga akan menjadi calon ibu.

"Anak yang ada di perut kamu lah sayang,"

"hhhhhh sayang?????" teriak ketujuh lelaki tampan itu tak terima. sepertinya Al memang sengaja membuat ketujuh pria itu merasa kesal. bahkan para istri mereka terkikik geli melihat ekspresi suami mereka yang sangat menggemaskan.

"ini kan anak aku sama Na..."

Drtt drtt drtt...

"sebentar ya sayang, dan kakak ipar aku izin ngangkat telfon dulu," pamit Al. jika bukan sesuatu yang penting, maka dia akan mengabaikan telfonnya itu. tetapi dia juga tak boleh meninggalkan kewajiabnnya.

"Ihhh ngeselin banget sih!! Ga sopan deh, masak Lula belum selesai bicara bapaknya dah pergi aja," kesal Lula cemberut. Sementara yang lain tiba-tiba langsung tertawa gemash melihat ekspresi Lula yang masih terlihat seperti anak kecil.

"Pantes banyak cowok yang ngejar Lula, gue kalau jadi cowok juga bakalan ngejar Lula juga," histeris Kia yang tidak tahan melihat wanita yang saat ini masih menguritu itu. tidakkah dia menyadari bahwa semua orang gemash melihat ekspresinya saat ini.

"Sayanggg, kamu kan istri aku!!!!" rengek Rian tak terima.

"ih Mas, kamu kok gitu sih! Malu tuh sama umur," timpal Kia yang langsung menutup mukanya karena merasa sangat malu. Bayangkan saja sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Ditambah lagi mereka menyaksikan sikap manja Rian yang tidak pernah terlihat didepan umum.

"kan sama istri sendiri gapapa manja," Rian pun kembali mengembalikan sifat cool nya. Sementara yang lain tak habis pikir dengan kakak pertama mereka itu. jika sudah dihadapkan dengan Mama, Lula dan tentunya istrinya maka mereka akan melihat sisi lain dari seorang Adrian Albert Alexander yang terkenal tak berperasaan dikalangan para kolega bisnisnya. Bukan hanya Rian sebenarnya, tetapi ketujuh putra alexander memang mempunyai sifat yang sama. Apalagi dari segi pemaksaannya.

....

sementara itu tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seorang lelaki yang mengikuti mereka dari kejauhan. yap, orang itu adalah Evan. entah kenapa dia merasa sangat sedih bercampur marah melihat apa yang sedari tadi dia saksikan. kenapa orang yang baru mengenal Lula bisa sedekat itu dengan Lula, sedangkan dirinya? seseorang yang sudah bertahun-tahun menyimpan rasa malah tak ada tempat sama sekali dihati wanita itu. tatapannya sudah berubah saat ini. tangannya sudah mengepal kuat. ada kilat tak terima didalam matanya. 

"aku akan mendapatkan kamu bagaimana pun caranya Lula!!!!" ucap Evan dengan kilat mata yanng tak biasa. ini bukanlah dirinya. apa dia menyadari jika tatapannya kali ini bukan tatapan hangat yang penuh cinta lagi, tetapi hanya obsesi yang akan menghalalkan semua cara untuk mendapatkan apa yang dia mau walaupun nantinya akan menyakiti wanita yang telah lama dia cintai itu. 

.......

wahhhhh kira-kira apa ya rencana Evan? gimana ni gaes , kalian setuju lula sama Pak Al atau Evan??

Rada ngeri ya bund kalau dah cinta banget . 

Don't Hurt Me Again (TAMAT)Where stories live. Discover now