Prolog

743K 71.4K 34.6K
                                    


HAI HAI HAI!!!!

Selamat Datang di Seri Keempat dari Diamond Series

BERAPA PERSEN ANTUSIAS KAMU MENYAMBUT KEDATANGAN TUAN MARVEL ALGARA??

Absen HADIR dulu MONDSTAR 😍💗

Komentar dan bintang dari kalian sangat kami tunggu ✨✨

****




Cowok dengan setelan jas hitam yang dipadukan dengan kemeja putih dan celana bahan warna hitamnya itu terus berlari secepat yang dia bisa. Buliran keringat telah membasahi wajah dan lehernya. Yang tersemat di pikirannya saat ini hanyalah bagaimana caranya agar dia bisa menghidar dari kejaran orang-orang berjas dan berdasi di belakangnya.

Napas cowok itu semakin terengah-engah saat dirinya baru selesai menaiki puluhan anak tangga yang membawanya ke sebuah atap bangunan tua. Untuk sejenak, cowok itu membungkuk dan menjadikan lututnya sebagai tumpuan kedua tangannya. Decakan sebal meluncur dari bibirnya saat mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat di telinganya.

Sialan! Mereka belum menyerah juga!

Marvel, remaja cowok berusia enam belas tahun itu menegakkan tubuhnya kembali. Kali ini, dia tidak lagi berlari dan memilih untuk berjalan santai ke arah tepian atap bangunan itu. Semilir angin malam yang lumayan kencang membuat rambut hitamnya semakin berantakan. Perasannya kalut. Tersemat juga gemuruh emosi dalam benaknya. Dia benci dunianya sendiri. Bahkan sampai detik ini, dia tidak pernah menganggap bahwa dirinya hidup layaknya remaja lainnya.

"BERHENTI DI SANA ATAU SAYA LOMPAT DARI ATAS!"

Suara menggelegar milik Marvel berhasil menginterupsi tiga orang pria berumur tiga puluh tahunan yang baru saja sampai di sana. Mereka sama-sama menghentikan langkah. Marvel adalah orang yang nekat. Jika mereka tetap memaksa untuk mendekati anak dari majikan mereka itu, maka tidak ada imbalan yang mereka dapat selain dipecat atau bahkan lebih parah lagi.

"Ini perintah dari Bapak, Tuan. Tolong jangan mempersulit pekerjaan kami," ujar salah satu dari mereka yang berambut gondrong dan dikuncir. Aston.

Marvel memejamkan matanya. Kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana dengan santainya. Dia tidak peduli jika tiba-tiba tubuhnya oleng kemudian jatuh dari sana. "Bukannya kalian bekerja untuk saya repotkan?" Dia berdecih pelan.

Aston, pria itu menghela napas panjang. Dia menoleh ke arah dua temannya yang sama bingungnya dengan sikap Marvel. Anak itu sangat susah untuk diatur. Dan anehnya, mereka merasa takut kepada anak itu padahal Galvin—ayah Marvel— sudah meminta mereka untuk bersikap tegas kepada anak itu.

"Ini tidak susah, Tuan Marvel. Tuan hanya perlu duduk dan menikmati jamuan makan malam bersama rekan bisnis Bapak," ucap Jaylan, salah satu dari ketiga pria itu yang memiliki wajah paling sangar dan brewokan.

"Males. Lo aja sana. Saya nggak mau." Marvel bersedekap dada. Kedua matanya sudah terbuka kembali dan menatap hamparan kota Jakarta yang terlihat indah dengan kelap-kelip lampu di malam hari seperti ini.

"Tuan...," panggil Norman, yang paling tua di antara teman-temannya juga yang memiliki tubuh paling kekar.

Marvel mengembuskan napas kasar. Dengan malas, dia membalikkan tubuhnya untuk menghadap tiga orang pria suruhan ayahnya. Hal paling memuakkan di muka bumi ini adalah menatap wajah mereka.

... dan ayahnya.

"Kalian masih muda. Resign terus cari cewek. Atau mau saya carikan? Kasian, sangar-sangar tapi jomlo." Marvel tertawa kecil. Momen langka yang sangat jarang diperlihatkan olehnya.

"Tuan, kami serius," tegur Aston.

Marvel memutar bola matanya malas. Ah, Aston memang paling sarkas kepadanya. Meskipun begitu, dia mengakui kalau pria itulah yang paling berwibawa dan tampan di antara Jaylan dan Norman.

Marvel melangkah maju untuk mendekat ke arah mereka. Masih dengan tangan yang masuk ke saku celana, dia menatap santai ke arah tiga orang pria yang berada tepat di hadapannya.

"Marvin." Marvel menipiskan bibirnya sejenak. "Kami kembar, tapi mendapat perlakuan yang berbeda."

Aston, Jaylan, dan Norman diam membeku.

"Saya... capek. Saya juga bukan robot. Kalian nggak pernah tahu, seberapa irinya saya dengan Marvin yang dibebaskan Ayah tanpa dituntut sedikit pun."

****

UPDATE BESOK YA! 5k komen dulu 😁
Spam : 😍

IKUTI TERUS KESERUAN CERITA INI YA

MARVELUNA: Let's Fly Together!Where stories live. Discover now