26. Cahayanya Meredup

115K 20.1K 6.2K
                                    


Hai hai hai! Selamat malam, Cimolll 😍😍

Apa kabar kalian semua? Semoga selalu baik, ya!!!

Vote dan komennya jangan lupa 😘

Absen: HADIR

*****

Marvel tidak pulang ke rumah, melainkan kembali datang ke rumah Canva. Namun, sahabatnya itu masih belum juga pulang padahal waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Hal tersebut membuat Marvel dengan leluasa melampiaskan emosi yang bergemuruh di dadanya. Ia bahkan sempat meninju tembok beberapa kali sampai membuat punggung tangannya itu memerah, nyaris terluka. Meski mulutnya berkata lain di hadapan Luna, jujur saja dirinya tidak bisa membohongi isi hatinya sendiri. Dia marah. Jelas. Cowok mana yang tidak cemburu melihat pacarnya berada di posisi yang terlalu dekat dengan cowok lain? Ditambah lagi, Luna sama sekali tidak bercerita kepadanya mengenai pekerjaan baru itu. Apa salahnya  kalau cewek itu bercerita kepadanya? Toh dirinya juga tidak akan melarang jika hal tersebut merupakan keputusan mutlak dari Luna.

Apakah Luna benar-benar belum menganggap Marvel sebagai kekasihnya?

"AARRRGGHHH!!!" Marvel berteriak sekencang-kencangnya. Dia mengacak kasar rambutnya yang sudah terlihat sangat berantakan. Mungkin bagi orang lain, perasaannya ini terlalu lebay. Namun, percayalah, seorang introvert sepertinya tidak akan membiarkan seseorang yang sudah membuatnya nyaman itu berdekatan dengan orang lain, apalagi sampai membuatnya jauh dengan orang tersebut.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Marvel memutuskan untuk bangkit dari sofa sederhana ruang tamu rumah minimalis milik Canva. Kedua kakinya berjalan menuju pintu utama karena telinganya mendengar suara motor yang begitu dirinya kenali. Itu pasti Canva. Apakah cowok itu mengikuti balapan lagi? Apalagi ini malam Minggu. Cowok itu pasti memanfaatkannya untuk mengambil job balapan dengan hadiah tunai yang lumayan.  "Lo emang harus diberi pelajaran, Va," gumamnya dengan emosi yang semakin membakar dirinya.

*****

Marvel kembali memandangi isi chatnya dengan Luna tanpa berniat untuk mengetikkan pesan lagi di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Marvel kembali memandangi isi chatnya dengan Luna tanpa berniat untuk mengetikkan pesan lagi di sana. Bibirnya mengulas senyuman getir. Cewek itu tak kunjung datang padahal waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Langit pun terlihat mendung. Sebentar lagi mungkin akan turun hujan yang lebat.

"Lo yang ngajakin, lo sendiri yang nggak dateng."

Marvel tertawa hambar. Kedua matanya kembali memandang ke sekeliling yang terlihat sepi, mungkin karena cuaca yang sedang tidak mendukung. Padahal biasanya taman ini lumayan ramai remaja-remaja SMA yang ingin pacaran tanpa mengeluarkan modal.

Luna masih belum kelihatan. Butuh waktu berapa lama lagi Marvel harus menunggu di sini? Apakah cewek itu benar-benar ingin menguji kesabarannya?

Drrtt drrtt

MARVELUNA: Let's Fly Together!Where stories live. Discover now