17. Seribu Jus Alpukat Untuk Hari Jadi MARVELUNA

184K 35K 24.8K
                                    

Hai hai hai! Selamat malam!

Gimana kabar kalian moll? 😻😻
Semoga baik yaaaaa

Absen HADIR dulu biar klop

Semoga selalu sabar menanti cerita ini, ya 💓

Bintang dan komenmu semangatku

*****

PASTIKAN KONEKSI INTERNET KAMU MENYALA KETIKA MEMBACA PART INI!

*****








Tidak terasa, waktu satu jam sudah berlalu. Ruangan satu petak yang sudah digelari karpet khusus untuk rapat itu diduduki oleh tujuh orang remaja dengan posisi melingkar. Dua bocah laki-laki yang sempat berada di sana telah dipindahkan ke dalam satu kamar yang tersedia. Kini, para inti Diamond itu sedang mendiskusikan sebuah hal yang menurut mereka termasuk penting. Ini berhubungan dengan Marvel. Manusia berhati dingin yang satu itu telah menciptakan momen yang luar biasa. Untuk pertama kalinya, Marvel menyenggol topik pembicaraan mengenai percintaan. Hal langka ini tentu tidak akan disia-siakan oleh mereka.

Jiwa anak muda Marvel mulai terlihat. Tentu saja mereka senang.

Areksa sebagai pakar cowok paling setia seantero anak-anak Diamond itu terlihat sangat serius di sana. Sebetulnya, mereka lebih sering diam daripada berdiskusi untuk sekarang. Entahlah, rasa-rasanya, topik rapat kali ini terasa lebih sulit dibandingkan dengan topik-topik yang biasanya mereka bahas. Padahal, jika member lain yang kerepotan soal ini, mereka juga enggan untuk ikut campur. Namun, kembali pada awal, ini Marvel.

"Gue maunya lo nembak Luna pakai cara yang anti mainstream, Vel. Jangan copas waktu gue nembak Ilona, apalagi copas Marvin waktu nembak Bella yang sama sekali nggak ada chemistry-nya," seloroh Areksa, menjelaskan isi pikirannya saat ini.

"Sialan lo, Sa," cecar Marvin yang merasa kesal karena lagi dan lagi, dia selalu dibawa-bawa untuk direndahkan martabatnya.

Samuel berdeham pelan. Cowok yang memakai headband dengan logo Diamond Gang itu menatap serius ke arah Marvel yang terlihat sepaneng. Jujur saja, ini adalah kali pertamanya dia melihat Marvel terlalu serius. Biasanya, wajah cowok itu akan terlihat datar-datar saja. Jarang sekali menampakkan ekspresi. "Kasih duit lima triliun, gue jamin dia nggak akan nolak," sarannya.

Tak!

Canva refleks melempar kacang ke arah kening Samuel. Namun, ketika melihat mata cowok itu yang terlihat menajam, nyalinya otomatis menciut saat itu juga hingga membuatnya mengurungkan niat untuk tertawa. "Marvel nggak sekaya itu kali. Ada-ada aja lo, El. Duit bapaknye," ucapnya.

Samuel meringis pelan. "Iya juga sih. Dia anak bapak banget soalnya."

"Mending lo diem, pit sipit," ledek Marvel karena merasa jengah dengan Samuel yang tidak bisa memberikan solusi mengenai masalah percintaan seperti ini.

Samuel melebarkan matanya ketika mendengar ejekan Marvel yang dilontarkan untuknya. "Gue bukan sipit, cuman ngantuk aja!"

"Ngantuknya setiap saat, ya, Bos," timpal Farzan ikut me-roasting ketua mereka itu.

Plak!

Sebuah tamparan keras yang melayang di lengan Farzan sontak membuat cowok itu mengaduh kesakitan. Canva, tersangka utama yang melakukan tindak kekerasan itu pun hanya bisa cengengesan lalu menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Farzan. "Jangan ngeledek. Kita bisa nggak dijajanin selama seminggu. Puji aja kalau dia macho," bisiknya ke telinga Farzan.

MARVELUNA: Let's Fly Together!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang