36. Ijazah untuk Dia yang Sudah Pulang

119K 20.1K 7.5K
                                    

Hai hai hai! Selamat malam, Cimolll 😍😍

Apa kabar kalian semua? Semoga selalu baik, ya!!!

Vote dan komennya jangan lupa 😘

Absen: HADIR

****




Satu tahun kemudian.

Tak terasa, ternyata waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin anak-anak Diamond memakai seragam putih abu-abu. Baru kemarin juga mereka saling mengenal sampai akhirnya memutuskan untuk bergabung melanjutkan generasi geng motor itu. Beradaptasi dengan lingkungan baru, mencari pengalaman baru, dan menghadapi segala macam cobaan sebagai bagian dari proses pendewasaan. Namun, waktu tiga tahun ternyata terasa begitu singkat bagi mereka. Ada banyak sekali kejadian yang mereka alami sampai membuat mereka tak sadar bahwa saat ini mereka benar-benar sudah dihadapkan dengan masa depan yang sebenarnya. Masa-masa yang akan menentukan hidup mereka nantinya.

Satu bulan setelah pengumuman kelulusan diumumkan, kini sudah tiba waktunya siswa-siswi SMA Taruna Bakti mengambil ijazah mereka masing-masing. Seperti yang tengah dilakukan oleh anak-anak Diamond Gang termasuk Luna, Azura, dan Bella yang sengaja mengambil ijazah bersama-sama. Setelah melakukan cap tiga jari di ruangan tata usaha tadi, kini mereka berkumpul di salah satu gazebo lapangan utama untuk saling memperlihatkan nilai-nilai mereka.

"Tinggi banget nilainya. Makan apa, sih?" celetuk Areksa dengan bangga kepada Ilona setelah melihat nilai-nilai ujian yang cewek itu peroleh. Kepintaran Ilona benar-benar berkembang pesat. Cewek itu menepati janji untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak seperti dulu yang suka seenaknya sendiri dan sangat bodo amat dengan masalah nilai.

"Hehe." Ilona menampilkan cengiran lebarnya.

"Kamu keren, Na. Aku salut sama perjuangan kamu!" seru Azura sambil mengacungkan dua jempolnya dengan wajah yang terlihat sangat bangga.

"Makasih, Ra. Lo juga keren," balas Ilona lalu mengukir senyuman tulus. Dia merasa senang bukan main ketika melihat nilai-nilai yang tertera di ijazahnya. Dapat dia pastikan kalau kedua orangtuanya akan bangga dengan pencapaiannya kali ini.

"Nilai lo gimana, Vel? Puas?" Pertanyaan itu dilontarkan Areksa kepada Marvel yang saat ini hanya melamun sembari memandangi dua ijazah di tangan cowok itu. Tidak ada segaris senyuman pun di sana. Marvel hanya diam tanpa ekspresi di wajahnya.

Marvin yang sejak tadi memandangi Marvel pun tergerak untuk menghampiri kembarannya itu. Tanpa sepatah kata pun yang terucap, dia langsung merangkul pundak Marvel seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Bang, lo udah janji nggak bakalan kayak gini waktu ngambil ijazah," ucap Marvin pelan. Dia menatap khawatir kakaknya itu. Apa yang saat ini dirasakan oleh Marvel, tentu saja dia tahu bagaimana rasanya. Ikatan batin mereka sangat kuat. Sehingga ketika Marvel sedang tidak baik-baik saja, hatinya selalu kacau dan timbul keresahan yang membuatnya tidak nyaman.

Marvel menundukkan kepalanya dalam. Pertahannya runtuh. Bulir air mata mulai kembali membasahi kedua pipinya, hingga menetes ke dua ijazah yang saat ini dirinya pegang erat. Perasannya benar-benar hancur. Satu bulan ini dia lewati dengan penuh air mata. Dunianya berubah menjadi gelap gulita semenjak salah satu orang yang selama ini meneranginya telah lenyap dari dunia.

"Gimana...? Gimana caranya biar gue nggak sedih, Vin? Gimana caranya biar dia balik ke sini?" lirih Marvel terdengar pilu. Semua yang melihat itu dapat merasakan kesedihan yang tengah cowok itu rasakan. Karena mereka juga sama. Sama-sama merasa kehilangan yang begitu dalam.

MARVELUNA: Let's Fly Together!Where stories live. Discover now