34. Perjanjian Galvin dan Permana

100K 18.4K 5.6K
                                    


Hai hai hai! Selamat malam, Cimolll 😍😍

Apa kabar kalian semua? Semoga selalu baik, ya!!!

Vote dan komennya jangan lupa 😘

Absen: HADIR

****




"Mereka ada di dalam. Kenapa ke sini lagi? Belum puas nyari ribut sama saya?"

Galvin terkekeh pelan menanggapi perlakuan Permana yang begitu sinis kepadanya. Padahal, dia datang ke rumah pria itu bukan untuk mencari keributan seperti beberapa hari yang lalu. "Saya cuman mau mastiin anak saya baik-baik saja di sini," balasnya santai.

Permana berdecih pelan. "Saya tidak akan membuatnya mati dengan tangan saya sendiri."

Galvin mengedikkan kedua bahunya. Dia mengintip ke dalam rumah Permana untuk melihat apakah Marvel benar-benar sedang ada di dalam sana atau tidak karena Permana tidak mengizinkan dirinya untuk masuk ke dalam.

"Anak saya lagi sakit. Saya sendiri yang akan mengawasi mereka. Anda tidak usah merasa khawatir," jawab Permana seolah mengerti dengan rasa penasaran Galvin.

"Oke," balas Galvin. "Kalau seandainya dulu anda mau menerima bantuan saya, mungkin nasib kalian tidak akan berakhir seperti ini. Semua yang anda lakukan hanya mempertahankan ego saja, Permana. Bukan masa depan."

"Tidak usah berbicara soal masa lalu. Saya udah muak. Kalau tidak ada keperluan lain, silakan pergi dari rumah saya dan jangan pernah datang ke sini lagi," perintah Permana mulai terpancing emosi. Padahal dia sudah berusaha sekeras mungkin agar tidak meledakkan amarahnya karena kondisi anaknya yang sedang tidak baik-baik saja.

"Bahkan setelah jatuh miskin seperti ini, anda masih tetap sombong," cecar Galvin membuat Permana semakin mengepalkan kedua tangan. "Saya mau bikin perjanjian dulu sebelum pergi dari sini.

"Tidak usah banyak berbasa-basi. Langsung pada intinya. Saya nggak punya banyak waktu untuk meladeni manusia angkuh seperti anda," kata Permana.

Galvin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Mudah. Saya hanya ingin meminta satu hal kepada anda. Tolong jangan usik anak saya dan saya tidak akan pernah mengusik anak anda. Bukan apa-apa, saya melakukan ini hanya untuk kewarasan mental anak saya sebagai calon penerus bisnis-bisnis hebat saya," selorohnya.

Permana tidak banyak pikir. Dia langsung mengangguk setuju karena dia tahu kalau Galvin bukanlah orang yang bisa ditolak dengan mudah. "Terserah. Saya nggak peduli."

Galvin mengulas senyuman tipis. Sebelum pergi dari sana, dia menyempatkan diri untuk merapikan jasnya dan berbicara, "Oke. Sampai jumpa lagi. Semoga saat bertemu nanti, anda sudah dalam kondisi yang jauh lebih baik, Permana."

****

****

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.
MARVELUNA: Let's Fly Together!Där berättelser lever. Upptäck nu