10. Sepiring Nasi Goreng dengan Cerita Singkat

199K 38.6K 22K
                                    

Hai hai hai! Selamat malam!!

Gimana kabar kalian?

Absen HADIR dulu!!!!

Bintang dan komenmu semangatku ❤️

*****





Riuh tepuk tangan disertai sorakan penuh kegembiraan, juga geberan knalpot yang memekakkan telinga, semua kehebohan itu tercipta dari gerombolan anggota Diamond Gang sebagai apresiasi atas kemenangan yang diraih oleh Marvel pada malam yang dipenuhi bintang kali ini.

Dua detik saja. Jika saja Luna tidak lengah, dia pasti bisa mengalahkan cowok aneh itu pada kesempatan besar malam ini. Namun, naas, nasib baik sepertinya masih enggan untuk menghampiri. Padahal, belum tentu dia bisa mendapatkan kesempatan emas berikutnya. Kalau seandainya berhasil, Luna pasti bisa menyombongkan diri di depan wajah Marvel yang dia yakini akan terlihat konyol karena menahan malu jika kalah balapan dengannya.

Marvel membuka kaca helm-nya. Kemudian, dengan penuh cekatan, dia menangkap sebuah amplop berisikan uang sebagai hadiah atas kemenangannya dari panitia balapan motor yang tersenyum bangga ke arahnya.

"Thanks!" seru Marvel seraya mengangkat amplop coklat itu ke atas.

Samuel dan yang lain mendekat. Lalu, secara bergantian, mereka mengajak Marvel untuk melakukan tos ria sebagai simbol kebanggaan mereka atas kemampuan Marvel yang mencengangkan.

"Keren, keren!" Marvin tidak berhenti mengacungkan kedua jempolnya. "Lo keren, berarti gue juga keren!"

"Kolerasinya apa?" Farzan memutar bola matanya malas.

"Kami kembar," balas Marvin.

Canva menatap jengah ke arah cowok itu. "Idih, najis."

Samuel berdeham pelan untuk menghentikan celotehan dari para anggotanya itu. "Minggu depan giliran Canva. Kemampuan balapan lo lebih mahir dari kita-kita. Gue yakin, lo sering balapan di tempat lain."

Tidak ingin mengelak, Canva pun menganggukkan kepalanya. "Gue balapan bukan cuma buat seneng-seneng doang. Tapi buat nyukupin kebutuhan juga." Senyuman tipis tertarik di kedua ujung bibirnya.

Sebenarnya, kedua orangtua Canva sudah memberikan uang bulanan kepada cowok itu. Namun, nominalnya memang tidak besar. Oleh karena itu, Canva lebih memilih untuk menabungnya saja dan menggunakannya ketika  keadaan mendesak saja.

"Gue aja kalau lagi berantem sama Eksa suka ngajak balapan dia," celetuk Ilona. Tidak berselang lama setelah itu, Areksa yang berdiri di sampingnya itu langsung menjewer telinganya. Meski tidak kencang, tetap saja terasa sakit.

"Jangan bandel terus, Ona...." Areksa memperingatkan.

Canva tertawa kecil melihat tingkah mereka berdua. "Aman, Sa. Kalau nggak mau dia balapan, ya, jangan ngajakin berantem. Adek gue kalau galau suka nekat. Awas lo macem-macem."

Areksa yang masih kesal itu pun hanya bisa mendengus pelan.

"MARIAAA! AYO IKUT GUE!!"

Beberapa meter dari tempat Diamond berkumpul, ada Luna yang berteriak kencang memanggil Marvel dengan motor yang masih menyala. Sepertinya, cewek itu sudah menunggu Marvel yang tidak peka sejak tadi. Sementara itu, Marvel yang memang memiliki banyak pertanyaan di kepala itu pun lantas berniat untuk menghampiri Luna.

Sebelum pergi dari sana, Marvel membalikkan tubuhnya ke belakang, masih pada posisi di atas motor. Tepat di belakangnya, ada Canva yang memandangnya dengan kening mengerut. Kemudian, tanpa aba-aba, Marvel melemparkan amplop coklat miliknya itu ke arah Canva yang langsung dengan sigap ditangkap sahabatnya itu.

MARVELUNA: Let's Fly Together!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang