31. Harus dengan Cara Apalagi, Tuhan?

102K 18.8K 4.7K
                                    


Hai hai hai! Selamat malam, Cimolll 😍😍

Apa kabar kalian semua? Semoga selalu baik, ya!!!

Vote dan komennya jangan lupa 😘

Absen: HADIR

*****




Luna tidak mempunyai pilihan lain selain memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dengan diantar oleh Renda. Beruntung ada Renda yang merupakan adik dari pemilik kafe. Jadi, Luna bisa mendapatkan izin dengan begitu mudah. Selama perjalanan menuju rumah sakit, Luna tidak henti-hentinya memanjatkan doa. Dia sangat berharap kepada Tuhan agar tidak ada hal buruk yang terjadi kepada Marvel, meski dirinya juga belum tahu mengenai apa yang membuat cowok itu sampai masuk ke rumah sakit. Canva hanya mengirimkan lokasi rumah sakit kepadanya tanpa memberikan penjelasan apa-apa. Hal itu semakin membuat pikiran-pikiran negatif terus beradu di kepala Luna.

Setelah empat puluh menit Renda mengendarai motor milik Luna dengan kecepatan yang tinggi, akhirnya mereka pun sampai di sebuah rumah sakit bintang lima yang menjadi tempat di mana Marvel dirawat. Setelah memarkirkan motor di tempat yang seharusnya, mereka pun bergegas menuju lobi dengan cara berlari. Renda terus mengikuti Luna, menjaga agar cewek itu tidak sampai jatuh ke lantai karena berlari tergesa-gesa. Bahkan, ia sempat menarik tangan Luna ke belakang beberapa kali ketika cewek itu hampir menabrak orang-orang yang sedang lewat.

Canva sudah mengirimkan nomor ruang rawat Marvel, jadi Luna hanya perlu mencari letak ruangan itu yang berada di lantai tiga.

"Marvel bakalan baik-baik aja, Lun." Renda menarik senyuman menenangkan saat mereka sudah masuk ke dalam lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai tiga. Dia bisa melihat betapa paniknya wajah Luna saat ini. Bahkan sampai membuat bibir cewek itu terlihat begitu pucat dengan keringat dingin yang membanjiri kening.

Luna yang menyatukan kedua tangannya di bawah dagu itu hanya bisa mengangguk singkat sebagai balasan. Semua kalimat penenang tidak akan membuatnya berhenti cemas sekarang. Dia benar-benar khawatir jika ada sesuatu yang terjadi dengan Marvel.

Setelah lift terbuka, Luna buru-buru keluar dan mulai mencari nomor ruangan Marvel, 305. Namun, saat matanya berhasil menemukan ruang rawat Marvel, pada saat itu juga dia melihat kehadiran Galvin bersama tiga orang ajudan di depan pintu dengan wajah yang murka ke arahnya. Kenapa harus ada pria itu di sana?

"Ngapain kamu ke sini, hah?!" tanya Galvin tersulut emosi. Dia berjalan mendekat ke arah Luna yang berdiri dengan jarak sekitar dua meter darinya.

Melihat ada hal yang tidak beres, Renda dengan sigap berdiri di depan Luna untuk melindungi cewek itu dari pria yang terlihat marah di depan mereka.

Galvin mengepalkan erat kedua tangannya. "Saya tidak mempunyai urusan denganmu, anak muda. Minggir!" katanya.

"Bapak ini siapa? Luna hanya ingin menjenguk Marvel. Kenapa tiba-tiba marah?!" balas Renda dengan nada tinggi.

"Ren...," panggil Luna kemudian menggapai jemari cowok itu dari belakang. "Ayahnya Marvel...."

Galvin tertawa mendengar pertanyaan dari Renda. "Kamu ini siapa? Pacar barunya Luna? Hebat sekali dia. Baru saja saya menyuruh untuk jauh-jauh dari Marvel, udah dapat yang baru saja."

"Dia temen aku, Om!" tegas Luna.

"Saya nggak peduli dengan status dia apa. Yang terpenting, kamu segera hengkang dari kehidupan anak saya! Kehadiran kamu hanya akan membuat dia celaka!" bantah Galvin penuh intimidasi.

MARVELUNA: Let's Fly Together!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang