35. Yang Terakhir

119K 20.1K 7.4K
                                    



Hai hai hai! Selamat malam, Cimolll 😍😍

Apa kabar kalian semua? Semoga selalu baik, ya!!!

Vote dan komennya jangan lupa 😘

Absen: HADIR

****

Canva memacu cepat gas motornya. Sesekali, dia akan melirik ke arah spion untuk memastikan kalau jaraknya tidak akan tersusul oleh Marvel. Kedua ujung bibirnya menarik senyum yang merekah sempurna saat melihat kalau Marvel masih berada jauh di belakangnya. Dapat dipastikan kalau malam ini, kemenangan akan kembali diraih olehnya. Kemampuan balapnya belum pernah berhasil ditandingi oleh anak-anak Diamond lain, termasuk Marvel. Selain karena sering latihan, dia juga telah menerima banyak job balapan dibanding mereka. Sudah menjadi rahasia umum kalau Canva lebih banyak mencari nafkah dengan mengikuti balap liar. Ya... meskipun orangtuanya juga mengirimkan uang bulanan. Namun, Canva lebih memilih untuk menabung uang-uang bulanan dari orangtuanya dan mencari penghasilan sendiri.

Sirkuit balap malam itu benar-benar menyisakan Canva dan Marvel saja. Hari ini memang sedang tidak ada jadwal balapan liar. Maka dari itu mereka bisa dengan bebas menggunakan sirkuit balap.

Waktu sudah memunjukkan pukul dua dini hari. Namun, kedua remaja itu terlihat belum memiliki niatan untuk pulang dan istirahat, tapi justru melanjutkan babak kedua atas permintaan dari Marvel. Cowok itu berniat mengalahkan Canva pada malam ini. Karena pada babak pertama tadi memang dimenangkan oleh Canva. Namun, lihat saja beberapa detik kemudian. Apakah Marvel mampu membuktikan ucapannya? Atau kemenangan malam ini benar-benar kembali diraih oleh Canva?

Tiga....

Dua....

Satu....

"WOHOOOOOOO!!!"

Lagi dan lagi, Canva lebih dulu mencapai garis finish. Hanya selisih dua detik saja, seharusnya Marvel bisa saja mengalahkan dirinya. Namun, pada kenyataannya, Marvel tidak mampu melakukan hal itu.

Dengan sorakan hebohnya, Canva turun dari atas motor. Dia terlihat begitu bangga ketika melihat wajah kecut Marvel di balik helm yang kacanya dibiarkan terbuka. Lalu, masih dengan wajah sombongnya, dia berjalan untuk menghampiri cowok itu yang masih setia duduk di motor dengan wajah yang begitu kesal ke arahnya.

"Gimana? Mau lawan gue lagi?" tawar Canva dengan nada yang meledek setelah dia sampai di depan Marvel.

Marvel memutar bola matanya malas. Dia memutuskan untuk ikut turun dari motor sambil melepas helm dari kepalanya, lalu meletakkan helm itu di atas tangki motor. Sungguh, rasanya sia-sia sudah perjuangannya untuk melawan Canva. Untung saja di sana hanya terdapat mereka berdua. Kalau tidak, Marvel akan semakin tak sanggup menanggung malu.

Kekesalan Marvel tidak berlangsung lama. Bibir yang awalnya tertekuk itu kini ikut merekah sempurna seperti yang dilakukan Canva. Dia menepuk pundak Canva dengan sangat bangga. Marvel tidak mengelak, kemampuan Canva di bidang ini memang patut untuk diacungi jempol.

"Di sekolah pingsan, malamnya malah balapan. Menang, lagi. Manusia apa bukan?" sindir Marvel diakhiri kekehan ringannya. Dia kemudian merangkul pundak sahabatnya itu dan mengajak duduk tanpa alas di atas garis finish. Canva hanya menurut begitu saja.

MARVELUNA: Let's Fly Together!Where stories live. Discover now