pub (2)

129 15 0
                                    

Barbara palvin as keleey on mulmed

Keadaan pub malam ini sangat ramai. Suara dentuman musik yang keras menyambut kedatangan lexy dan kate setibanya di pub. Lexy bergidik ngeri ketika tak sengaja melihat wanita-wanita yang sedang menari tarian striptis di dance floor. Matanya memandang sekitar, mendapati pemandangan orang-orang yang sedang berciuman dengan panas. Lexy merasa tak pantas berada ditempat ini. Ia merasa sangat risih dengan keadaan pub.

"Ayolah lex, aku janji hanya satu jam." kate menyenggol lengan lexy sambil tersenyum. Lexy hanya tersenyum kecut. Langkahan kakinya mengiringi kate menuju bar. Lexy tahu sahabatnya itu sudah tak sabar untuk meneguk liquor yang sangat dirindukannya. Maka dari itu, lexy tak enak hati bila memutuskan untuk segera pulang meskipun ia merasa tak nyaman.

Setelah memesan minumannya, kate memanggil lexy yang masih terdiam.

"Ayolah lex kemari! Kau seperti tidak pernah ke pub saja." sahut kate yang telah duduk didepan bar. Dengan malas lexy menghampirinya dan duduk disebelah kate. Ia menghelas nafas berusaha membuat dirinya sedikit lebih nyaman.

Tak lama, sang pelayan memberikan minuman yang telah kate pesan. Dengan senang hati kate segera meminumnya.

"Ah, rasanya sudah sangat lama." ucap kate begitu bahagia setelah merasakan minuman itu masuk ke tenggorokannya.

"Hm, kurasa masa lalumu sangat berantakan. Katakan padaku seberapa sering kau ketempat ini." ucap lexy sarkastis.

"Hah, kau seperti tidak pernah muda saja. Yang jelas aku sangat jarang. Tapi aku begitu merindukan tempat ini setelah 5 tahun tidak menyenggolnya sedikitpun." balasnya dan kembali meneguk minumannya.

"Kau sudah berjanji untuk tidak mabuk. Awas saja kalau sampai mabuk, aku tak segan untuk meninggalkanmu begitu saja." ancam lexy yang mana hal itu membuat kate terkekeh.

"Tenang saja, iya aku tahu. Cerewet sekali." dengan demikian kate kembali meminum liquornya. Lexy hanya memandang malas suasana ramai pub malam ini. Seharusnya, kepulangan cepat dari kantor hari ini, dapat digunakannya untuk merawat tanaman-tanamannya yang baru beberapa hari ini ia beli. Kecintaan lexy pada tanaman tak membuatnya kapok untuk merawat tanaman meskipun ia selalu pulang malam. Tapi lexy selalu rajin menyirami tanamannya pagi hari sebelum berangkat kekantor. Tak lupa ia juga memberikan perawatan khusus untuk tanaman-tanamannya agar tetap sehat meskipun sesekali lexy sering lupa untuk menyiramnya.

"Kau tidak mau minum? Ayolah, sedikit saja." rayu kate sembari menyodorkan gelas berisi minuman itu. Lexy menggeleng pelan. Ia menjauhkan wajahnya dari gelas yang berisi liquor itu. Bau alkohol sangat menyengat membuatnya mengkerutkan hidung.

"Tidak kate. Kau saja, aku tidak minum."

"Tujuan kita ketempat ini adalah untuk bersenang-senang. Ayolah, lexy tomlinson sayang hahaha." kate kembali meneguk minumannya tanpa beban.

Lexy melototkan matanya. "Namaku bukan tomlinson lagi." ucap lexy geram. Namun percuma bila lexy terus meladeni kate yang ternyata telah mabuk. Gelagat kate berubah drastis seketika. Ia terlihat gontai dan terus meminum minumannya. Hal itu membuat lexy mendengus kesal. Baru beberapa menit yang lalu ia mengobrol dengan kate yang sadar, tapi ternyata sekarang sahabatnya itu telah mabuk. Ada secercah keyakinan dalam hati lexy ketika kate mengatakan bahwa ia adalah wanita yang jarang datang ke pub. Itu terbukti karena kate orang yang tak kuat minum, baru beberapa teguk saja ia sudah teler.

Lexy mendengus kesal sambil mengambil gelas minuman kate. Ia melarangnya untuk kembali meneguk minuman itu. "Kau berjanji padaku untuk tidak mabuk kate." ucap lexy tepat di depan wajah lexy. Berharap bahwa sahabatnya itu masih bisa menyambung dengan apa yang dikatakannya. Melihat kate yang tersenyum tak jelas, lexy bangkit dari tempat duduknya.

7 Days (One Direction Fanfiction)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora