preparation before helping zayn

162 15 0
                                    

The song

austin mahone- secret

Selena gomez- do it

Olly murs ft demi lovato- up

                                 ****

Zayn pov

Aku tak tahu apa yang membuat louis tersenyum sendiri saat melirikku. Saat kutahu ia sedang memandangiku cukup lama akupun meliriknya. Tertangkap dengan jelas dia masih mempertahankan tawanya. Aku yang menyadari itu sedikit menjauhkan badan dan melihatnya.

"Mate, apa kau menyukaiku?" tanyaku dengan nada jijik. Louis langsung tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaanku. Yah, memang sebenarnya ia ingin tertawa entah apa yang membuatnya.

"Dan kau ingin aku mengucapkan 'i love you' kepadamu seperti itu agen zayn? I LOVE YOU ZAYN !!!" kembali louis tertawa terbahak-bahak. Suara tawanya sangat nyaring. Membuat telingaku sedikit sakit dibuatnya. Aku hanya terkekeh.

Suara baling-baling helikopter dan tawaan louis berpadu menjadi satu. Menjadi simponi berdurasi panjang yang bisa membuat gendang telinga rusak bagi siapa saja yang mendengarnya. Louis menggeliat ditempat duduknya. Kakinya menendang-nendang udara yang tidak akan pernah bisa ditendangnya. Ia belum bisa berhenti dari tawanya. Aku menggelengkan kepala melihat kelakuan temanku ini.

"Ck.. Anak ini." aku kehabisan kata-kata untuk mengekspresikan wajahku seperti apa terhadapnya sekarang. Lucu memang, kesal juga ada. Jawabannya seakan-akan menyuduti ku.

"Joe, apa kau terganggu dengan suara cempreng itu?" tanyaku kepada joe selaku pilot helikopter yang diterbangkan ini.

"Sesungguhnya aku lebih suka mendengar ocehan istriku dari pada suara cempreng ini zayn haha." joe menaruh nada humor pada jawabannya. Aku pun tertawa.

"Begitu parahnya suara tawamu lou, jadi diamlah kau bisa mengganggu konsentrasinya sekarang." ujarku. Louis menyudahi tawaan itu dengan sebuah cengiran yang akhirnya luntur dari bibirnya. Angin deras yang menyentuh tubuhku dengan kasar membuatku menyenderkan tubuh pada tempat duduk. Sembari menikmati perjalanan diatas awan. Kembali aku menoleh pada louis yang sudah tenang sekarang. Tak ada yang di tertawakannya lagi. Hening. Aku juga tak suka keadaan macam ini.

"Kau terlihat senang, apa yang membuatmu begitu senang lou?" tanyaku mulai menyelidik. Louis menoleh.

"tidak ada. Aku hanya memikirkan peran apa yang akan kau jalankan untuk misi ini hahaha." lagi, ia tertawa mengingatnya. Aku ikut tertawa pula. Sudah tahu louis pasti akan lebih tertawa mengejek saat tahu peranku nanti. Aku tersenyum malu.

"Kau tahu kau akan jadi apa lou?" tanyaku mendongakkan kepala. Lelaki itu hanya menaikkan alisnya lalu menggidikkan bahu.

"Kau akan menjadi pengemis berumur 57 tahun." kataku pelan. Ia melebarkan kedua matanya.

"Hah, apa tidak ada yang lebih bagus dari itu? Ayolah zayn, pagi ini aku sudah menjadi seorang OB karena membantu tugas calum." kata louis sedikit merengek. Meskipun ia menangis sekarang ini untuk mengganti perannya, itu hanya akan sia-sia. Memang peran seorang pengemis lah yang saat ini kubutuhkan.

"Aku bersumpah itu lebih baik dari pada peranku lou, kau pasti akan sangat tertawa mengejek saat melihat penampilanku." aku memijat keningku dari arah yang sama. Louis terkekeh.

"Yang jelas kita akan sama-sama meledek nanti. Aku jadi tidak sabar, memangnya kau akan jadi apa?"

"itu rahasia. Apa kau membawa baju yang ku pesan?" tanyaku akhirnya. Baru ingat akan pakaian yang louis gunakan dalam penyamarannya. Ia mengangguk sembari membuka tas ranselnya. Ia menjulurkan kaos berwarna abu-abu. Memang terlihat sudah jelek dan kendur. Aku tidak tahu bagaimana cara louis dulu memakai kaos itu sehingga sangat kendur. Saat melihat kaos itu aku membayangkan louis memakainya. Pastilah baju itu akan sangat besar untuk tubuhnya dan juga baju itu pasti akan memperlihatkan bagian dadanya dengan cukup luas. Aku tertawa sendiri membayangkannya.

7 Days (One Direction Fanfiction)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin