half an hour into the party

192 23 0
                                    

Louis berjalan sambil melirik arlojinya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam.  Zayn telah mengirimi pesan agar ia datang pada pukul setengah Sembilan ke café tempat biasa mereka pergi. Itu tandanya setengah jam lagi. Ia akan pergi sendiri ke café tersebut karena zayn sedang pergi entah kemana. Sebagai seorang agen rahasia tentunya zayn sangat sibuk.  ditambah lagi bila ia mempunyai urusan pribadi yang belum sempat diselesaikannya. Tapi apa urusan pribadinya? Apakah soal cinta? Tiba-tiba Louis terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.  

"anak itu tidak pernah menggandeng seorang perempuan." Gumam Louis lalu ia benar-benar tertawa.

"apakah ada orang yang melihatku?" seketika Louis menutup mulut dengan kelima jari-jarinya. Ia memutari badannya melirik seisi koridor. Tak lama ia bernafas lega lalu melanjutkan langkahnya. Untung taka da seorangpun dikoridor ini sekarang. bila tidak, Louis akan sangat malu ketika didapati tengah tersenyum sendiri.

Zayn memang tidak pernah menggandeng seorang perempuan. Tapi sebelum zayn menjadi agen rahasia dia juga pernah berpacaran. Setidaknya itu yang diketahui Louis soal asmara zayn. Bila mengatakan soal asmara, kisah asmara zayn lah yang sangat menyedihkan. Ia pernah bercerita kepada Louis bahwa dulu dia pernah memiliki pacar. Perempuan itu adalah orang yang sangat dicintainya. Tapi sayang perempuan itu mati dibunuh dengan sadis diapartemennya oleh orang yang tidak diketahui identitasnya.padahal seminggu lagi mereka akan melangsungkan pernikahan. Semua persiapan sudah diurus dan akhirnya semua itu menjadi sia-sia.  Kemudian itulah motivasi zayn untuk menjadi agen rahasia. Louis teringat kembali perkataan zayn pada waktu itu. Seolah-olah ia telah kembali pada saat dimana keduanya bercerita dicafe yang akan dijumpainya setengah jam lagi.

[don't forget to play mulmed] 

*gue suka banget lagu ini, dan gak tau kenapa pengen banget ngasih lagi ini dimulmed maaf kalo liriknya nggak nyambuk sama part ceritanya*

"aku akan mencari tahu siapa pembunuh  pacarku. Aku tahu seharusnya aku melamar dikepolisian untuk menangkapnya bukan menjadi agen rahasia." Zayn meneguk kembali minumannya.

"lalu mengapa kau lakukan?" Louis masih menyimak serius pembicaraan itu.

"aku tidak bisa menjadi polisi." Zayn menggelengkan kepalanya. Ia terdiam seketika dan memandangi meja kaca tempatnya menaruh kembali gelas minumannya.

"kau tahu? Orang yang membunuh pacarku itu. Bukan orang biasa, jelas dia sudah sangat professional sehingga aku tidak bisa menemukan jejaknya. Polisi tidak akan bisa mengatasi masalah itu, mereka hanya akan memperlambat pencarianku. Hingga saat ini ada beberapa orang yang kucurigai dan aku sudah memata-matai mereka namun bukan mereka pelakunya." Zayn menenguk lagi minumannya. Ia terlihat berantakan dan stress.

"kalau begitu aku akan membantu mencari tahu orang yang membunuh pacarmu."tawar Louis dengan yakin. Seketika zayn melototkan matanya. Ia terlihat cemas dengan tawaran Louis.

"jangan lou, orang ini sangat professional. Aku tak mau kau juga akan dibunuh bila membantuku."kata zayn dengan cepat.

"lalu bagaimana bila kau juga akan dibunuh?"kali ini louis yang terlihat khawatir dengan perbincangan mereka.

"aku akan menemukan sendiri orang yang membunuh pacarku dengan begitu aku bisa merasa sangat puas setelah menemukannya. Itu adalah tujuanku hidup saat ini. bilapun aku mati, aku telah merasakan kepuasaan dari tujuanku."zayn menatap Louis dengan lekat.

Louis mengangguk menyetujui lalu ia meneguk minumannya.

 

Louis menghela nafasnya panjang. "bahkan dia belum mati saat ini." gumam Louis mengingat kembali percakapan mereka. Louis yakin hingga saat ini zayn masih mencari tahu pembunuh dari orang yang sangat dicintainya, dan sepertinya dia belum berhasil mencari tahu pembunuh itu. Sebenarnya Louis ingin sekali menanyakan itu, tapi ia takut membuat zayn sedih lagi karena mengingat kejadian tersebut.

7 Days (One Direction Fanfiction)Where stories live. Discover now