the two-hour

225 23 1
                                    

Louis pov

Aku tidak tahu jika lexi akan menjadi seseram ini. begitu sakit hati nya kah dia sehingga tak segan berbuat kasar kepadaku? Aku meringis saat mengingat kejadian dikantin tadi. Pukulannya kuat sekali. Benar-benar wanita tangguh. Aku mengelus-elus perutku dan berharap sakitnya akan cepat hilang. Bila dari awal aku tahu dia seperti ini tak akan kunikahkan dia. Ya tuhan kenapa dia buas sekali? Diia tidak tinggal dihutan tapi kenapa kelakuannya hampir seperti singa yang kelaparan? Aku menyenderkan badanku dimeja ruangan para agen.  Ruang itu memiliki banyak meja  tempat masing-masing agen . Tak ada orang diruangan ini sekarang.  aku melangkah mundur dan menyender pada-aku tidak tahu itu apa- dan

"ouch..." seketika tubuhku jatuh kelantai.

"dasar kursi sialan." Umpatku sambil menahan sakit akibat terjatuh.

Aku berdiri sendiri sambil mengusap-usap punggungku yang terkena sudut meja. Terasa sangat sakit hingga aku meringis berkali-kali.

"hey, agen zayn."

"wah, kau hebat sekali. Aku sudah mendengar beritamu barusan."

"lain kali kau harus mengajakku saat menjalankan tugasmu."

"iya, kau bisa meminta bantuanku juga kalau kau mau."

"hahaha iya terima kasih. Aku akan menghubungi kalian bila aku butuh bantuan."

Aku mencari-cari asal suara itu. Yang ternyata berada didepan pintu. Aku mendekat lalu melihat segerombolan para agen lain tengah mengerumuni zayn. Ada apa ini? aku membuka pintu kaca ruangan agen. Lalu mendekati zayn.

Banyak orang yang memberi selamat kepada zayn atas apa yang dikerjakannya. Memangnya apa yang zayn kerjakan setelah makan siang. Ini bahkan baru dua jam setelah makan siang. Kurasa sedari tadi ia menulis laporan hasil tugas memata-matai bulan lalu. Tak lama para agen itu membubarkan gerumunannya setelah zayn telah selesai menjabat tangan mereka semua.

"whats up? Ujarku masih bingung dengan apa yang terjadi.

"kau tidak tahu kabar terbaru? Dari mana saja kau sedari tadi? Masa orang lain saja tahu lebih awal sebelum sahabatku tahu?" zayn memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Ia mengahadapkan tubuhnya didepanku sekarang.

Aku menggeleng. Zayn menarik nafasnya lalu membuangnya dengan cepat. Sekarang ia menyilangkan kedua tangannya dengan tatapan tajam kearahku.

"kau tidak tahu? Sehabis kita makan siang tadi ketua liam menyuruhku untuk mengambil alih tugas agen calum. Karena calum bilang dia tidak sanggup memata-matai sasarannya  itu. Orang itu sudah mengetahui kalau calum adalah agen CIA lagipula sebelumnya dia sudah pergi kebeberapa Negara untuk memata-matai orang itu, tapi tidak pernah bisa. Lalu aku memdapat kabar orang itu sedang berada divirginia. Aku mulai-memata-matainnya setelah itu aku langsung membuat surat permohonan penangkapan. Dan dalam waktu 2 jam masalah itu selesai." Zayn menjelaskan panjang lebar. Dengan gayanya yang sedikit sombong.

Aku melototkan mataku lebar-lebar. "kau serius? Dalam waktu 2 jam? Aku bahkan belum pernah." Aku menggelengkan kepalaku seakan tidak mempercayainya.

Zayn menggeleng." Ck.. kau harus belajar banyak denganku."

Kali ini aku memukul pelan pundak zayn. "hey, aku sudah 5 tahun disini, dan kau baru 2 tahun. Aku ini seniormu. Cepat panggil aku senior Louis."

Zayn terkekeh. "senior louis." ucapnya pelan. Aku mengangguk. "bagus."

                    

                                                            *****

7 Days (One Direction Fanfiction)Where stories live. Discover now