Welcome harry

89 12 1
                                    

Zayn membasuh wajahnya dengan air yang mengalir di westafle. Dengan perlahan ia mengangkat wajahnya dan menatap diri dari kaca di depannya. Ada kantung mata disana. Bibirnya pucat dan matanya sayu. Penampilan zayn tampak lusuh. Untuk beberapa detik, ia menatap lurus matanya sendiri dari kaca itu. Namun bayangan masa lalunya terus bermain di pikirannya. Zayn menggeleng seraya mengusir bayangan itu.

Ia tampak tak tenang. Maka ia kembali membasuh wajahnya. Lalu berjalan gontai kembali ke tempat tidurnya.

Zayn tidak mengabaikan fakta yang ada bila jam telah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dan selama itu pula, ia hanya bergulat dengan tempat tidurnya. Ia kembali merebahkan diri di kasur. Menutup mata dengan perlahan dan mengabaikan fakta masa lalu yang terus memburunya.

Zayn kembali membuka matanya. Menahan sesak yang ada setiap ia bernafas. Rasa sakit itu tak kunjung hilang meski tahun telah berlalu. Semenjak ia melihat sosok itu beberapa hari yang lalu, bayangan akan masa lalu  kembali menyeruak sedikit demi sedikit. Memberinya peluang lebih besar untuk kembali mengingat masa-masa itu.

Zayn terdiam di tempatnya. Perasaannya saat itu bercampur aduk. Marah, kecewa, rindu, bahkan sedikit rasa senang karena bertemu sosok itu. namun yang terlalu mencolok dari semua itu adalah amarah yang membara karena perbuatan keji itu. Sebelumnya, semuanya bahagia sebelum dia berkhianat. Zayn mengepalkan tangannya erat sambil merapatkan gigi-giginya. Pancaran amarah kembali menguasai dirinya. Ia mengumpat di dalam hati. Menyesali begitu keji kematian kekasihnya yang tak bisa diterima. Karena sosok itu, zayn kembali melewati nestapa masa lalu. Ia kembali terpuruk karena sosok yang ia temui beberapa hari lalu.

"Bagaimana?" tanya calum sambil memperhatikan louis yang sedari tadi berkutat dengan ponselnya. Louis tak menjawab. Ia kembali menelpon zayn berkali-kali namun hasilnya sama. Ponselnya tidak aktif.

Akhirnya louis menyerah. Ia menurunkan benda tipis itu yang tadinya menempel di telinga. Lalu menoleh pada calum dan menggeleng.

"Aku sangat mengkhawatirkannya, kemana dia?" louis menghela nafas menyerah. Bersandar di sofa, ia menatap langit-langit yang di hiasi lampu antik.

Hanya suara pulpen yang di ketuk ke meja oleh calum mengisi keheningan sesaat hingga pintu ruangan louis terbuka dan menampilkan sosok zayn berdiri tegak dengan setelan jasnya. Sontak louis dan calum segera bangkit dari kursi masing-masing dan menatap zayn yang sedang tersenyum sambil menghampiri mereka. Ia duduk tanpa izin di salah satu  sofa panjang dan mengangkat kaki kanannya.

"Zayn!" seolah mendapatkan kembali kesadarannya dari suara calum, louis berkedip dan duduk di sebelah zayn. Saat di yakininya lelaki itu benar-benar zayn yang tampak seperti biasa, louis langsung menjitak kepalanya.

"Aw!" seru zayn sambil mengelus kepala yang di jitak.

"Kemana saja kau, hah!?"

"Cih..." zayn mengangkat ujung bibirnya sambil berpaling.

"Mengapa kau seperti itu?"

"Kau terlalu berlebihan, aku baru pulang dari gedung putih. Ada beberapa urusan yang harus kuselesaikan disana," dusta zayn. Ia tampak percaya diri dan meyakinkan saat menjawab. Namun didalam hati, ia merasa bersalah karena telah berbohong. Bagaimanapun, zayn tidak bisa menceritakan masalah dan semua kisah masa lalunya kepada louis saat ini.

Louis ikut mengangkat ujung bibirnya. Sesaat ia baru benar-benar memperhatikan mata zayn dari dekat. Terlihat kantung mata yang menghiasi mata sembabnya. Louis tak menanyakan hal itu, karena semua agen sering merasakan hal yang sama dengan zayn. Ia mengira zayn sibuk dengan kasusnya hingga rela mengorbankan waktu tidurnya.
Bahkan mata calum terlihat sama halnya dengan zayn, ada kantung mata yang terpampang sangat mencolok di wajah putih pucat mereka. Tapi tidak dengan louis. Ia mendapat waktu tidur lebih banyak akhir-akhir ini. Dan karena hal itu pula ia jadi mengabaikan tugas yang ada. Ia lupa memikirkan lagi rencana untuk menuntaskan kasus blackboyle.

7 Days (One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang