revenge

121 17 4
                                    

Sesuai janjinya malam ini, zayn akan menjemput kate tepat jam tujuh malam di apartemennya.

Zayn mengetuk pintu apartemen. Kesunyian malam ini membuat nafasnya terdengar begitu jelas. Beberapa detik kemudian seseorang muncul dari balik pintu apartemen tersebut dengan sebuah senyuman. Zayn tersenyum membalasnya. Matanya memandangi gadis itu dari atas hingga kebawah. Dia sempurna. Dress merah yang simple ia kenakan disertai accecories yang mendukung penampilannya membuat ia terlihat elegan. Zayn hampir tak bisa berkedip dibuatnya.

"Kita pergi sekarang?" tanya kate mengkerutkan keningnya.

"Oh..ehhmm..hehe iya." ujar zayn sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia salah tingkah.

Dengan begitu zayn mempersilahkan  kate untuk jalan lebih dulu darinya. Tapi kate berusaha mengimbangi langkahan mereka. Sedangkan zayn pun berusaha untuk tetap berjalan dibelakang kate dengan cara berjalan sepelan mungkin agar kate jalan lebih dulu. Zayn merasa salah tingkah sekarang dan apabila ia dan kate berjalan beriringan saat ini, pastilah kate akan melihat bagaimana ekspresi memalukan zayn ketika berada dihadapannya. Tentu zayn tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

"Kau terlihat seperti seorang bodyguard bila terus berjalan dibelakangku." ujar lexy menoleh singkat sambil tersenyum simpul.

Zayn tertunduk malu sambil memegangi tengguknya yang tak gatal. Sembari menghela nafas panjang, ia memberanikan diri untuk mengimbangi langkahannya. Membuat keduanya terlihat seperti sepasang kekasih.

Setelah sampai di depan apartemen, zayn langsung menghampiri mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk kate.

"Thanks." ucap kate sambil memberikan senyumannya. Dan saat ini zayn tak bisa berhenti menatap senyuman indah yang terukir di bibir kate. Ia terpanah.

"Zayn?" sadar akan lambaian tangan kate tepat di depan wajahnya ia pun segera menyadarkan diri.

"Ah..iya maaf." lagi-lagi zayn terlihat malu.

"Memalukan." Pikir zayn dalam hati.

"Bisa kita pergi sekarang?" pinta kate. Yang dibalas dengan anggukan cepat oleh zayn.

"Tentu."

****

Louis berdiri di depan ruangan lexy. Berdiri mematung ia menatap pintu ruangan tersebut. Bayangan akan kejadian semalam terus berputar diotaknya, bagaimana lexy membanting jam kulit kesayangan louis, bagaimana cara lexy menginjak kasar jam tersebut hingga memecahkan jam tersebut hingga begitu parah. Bahkan lexy juga sempat menyerang louis setelah apa yang ia lakukan terhadap louis. Sungguh louis tak bisa memaafkan perbuatan lexy. Selama ini louis tidak pernah balas menyerang ketika dipukul lexy tapi sekarang, setelah adanya kajadian semalam. Maka ia bertekat untuk benar-benar membenci lexy dan menyesali telah bertemu dengan wanita seperti itu sebelumnya bahkan berhubungan dengannya.

Louis merasa marah siap meledak ketika sebuah cuplikan kejadian semalam terputar lagi di otaknya. Maka dengan cepat ia membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam ruangan lexy.

Disana ia mencari barang-barang lexy. Dan ia berhasil menemukan tas berwarna merah milik lexy yang terletak di atas meja kerjanya. Dengan begitu setan didalam tubuh louis tersenyum jahat. Ia meraih tas tersebut lalu menggeledah seluruh isinya. Perlu beberapa menit untuk louis menemukan barang kesayangan lexy selain tanamannya. Karena sialnya, salah satu barang kesayangan lexy yang ia ketahui hanyalah tanaman-tanamannya itu. Tanpa pikir panjang louis memilih untuk menghancurkan semua barang yang ada didalam tas lexy, bila perlu ia juga akan menghancurkan ruangannya. Yah, itu ide bagus menurutnya.

Dengan senyuman jahatnya louis membanting handphone lexy ke bumi. Tak puas, louis pun meniru cara lexy semalam saat merusak jam tangan miliknya. Ia menginjak-injak handphone tersebut hingga merusakkan layarnya. Merasa masih tampak bagus, louis pun kembali membanting handphone tersebut berkali-kali hingga melepaskan casingnya serta isi lain handphone tersebut.

7 Days (One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang