fake reason

153 18 1
                                    

Untuk kesekian kalinya louis keluar dari ruangannya. Ia hendak menghampiri direktur liam yang baru saja pulang dari bepergian yang entah kemana. Tentu saja dengan membawa surel titipannya. Ia memegang surel itu di tangan kanannya sambil berlalu menuju ruangan direktur liam.

Pintu bertulisan director executive office tersebut menyambut louis setibanya ia didepan ruangan direktur liam. Louis mengetuknya sebanyak tiga kali lalu membuka pintu tanpa menunggu jawaban. Dengan satu tangkapan, pandangannya telah melihat lexy dan direktur liam yang sedang memandangnya. Seperti ia datang pada saat yang salah sekarang. Tentu lexy sedang mempunyai keperluan dengan direktur liam, dan louis merasa tidak enak bila harus menjadi orang ketiga ditengah pembicaraan mereka. Untuk itu louis menunduk tanda minta maaf lalu menutup kembali pintu ruangan tersebut. Belum sempat tertutup rapat louis mendengar suara direktur yang memanggilnya untuk tetap masuk. Dengan setengah hati louis menuruti perintah direktur liam. Bukan karena tidak enak mengganggu pembicaraan mereka saja tapi lihatlah disana sudah ada lexy yang sedang memandangnya dengan penuh kebencian. Louis menghela nafas panjang. Ia berjalan menghampiri mereka berdua yang duduk disofa. Louis memilih duduk di hadapan lexy karena tempat itulah yang lebih dekat dari jarak direktur liam. Bila ingin bicara dengan seseorang tentu tidak baik bila memilih jarak yang jauh, selain sulit untuk berkomunikasi karena jarak yang tidak terlalu dekat, dia juga akan heran mengapa louis memilih tempat yang jauh selagi ia mengetahui ada tempat yang lebih dekat untuk dia duduki. Selain itu juga ia bisa dinilai kurang sopan, dan tentunya louis menghindari hal itu. Meski ia harus berhadapan dengan saudara bellatrix lestrange ( penyihir jahat yang membunuh sirius black ayah baptis harry potter)-lexy humington. Bahkan sekarang ia melototi louis saat mereka saling pandang. Louis hanya bisa meringis padahal dalam hatinya ia ingin tersenyum melihat lexy yang sangat begitu membencinya. Ia merasa seperti sebuah hiburan tersendiri saat melihat lexy yang terlihat begitu membencinya.

"Jadi li.." kata louis memulai pembicaraan. Yah, ia memanggil liam dengan panggilan sehari-hari selagi tidak dalam sebuah rapat. Liam juga pernah menyarankan hal itu, liam merasa bila louis memanggil liam dengan sebutan direktur terus itu akan memperlihatkan perbedaan diantara pertemanan mereka. Sedangkan liam telah menganggap louis sendiri sebagai teman dekatnya hingga menjadi tangan kanannya. Louis juga lelah untuk terus bersikap formal dan memanggil liam dengan sebutan 'direktur liam' untuk itulah beberapa agen yang dekat dengan liam memanggilnya dengan sebutan 'liam' saja. Selagi itu bukan didalam rapat atau pertemuan penting.

".....Ini surel yang kau titip." sambung louis lalu memberikan surel yang sedari tadi ia pegang.

"Apa kau mengintipnya? Ahaha."

"Oh kau bisa melihat segelnya yang belum disentuh sedikit pun."

"Haha bercanda." ucap liam sambil mengecek segel surel itu. Beberapa detik kemudian senyumannya yang terlihat lebar hingga nenunjukkan deretan gigi putihnya memudar. Hingga menyisakan senyum tipis di bibirnya lalu menatap lexy.

"Lexy jadi sekarang kau tinggal dimana?" tanya liam kembali melanjutkan obrolannya yang sempat tertunda.

Louis tertegun. Ia melirik ke arah liam yang dengan santainya bersikap seperti sedang tidak ada apa-apa dibalik berpisahnya hubungan louis dengan lexy. Padahal mereka sudah seperti musuh bebuyutan bila bertemu dan sekarang liam malah menanyai tentang kehidupan lexy didepan louis. Liam seperti sedang sengaja menanyainya didepan louis entah apa maksud dari liam. Apakah ia ingin melihat pertengkaran diantara dua penyihir ini? Bila lexy dikatakan sebagai bellatrix lestrange maka louis seperti draco malfoy-musuh harry potter. Kedua tokoh penyihir tersebut cocok untuk mereka. Entah siapa yang akan menang diantara kedua penyihir jahat tersebut. Yang jelas bukan lord voldemord, sampai kapan pun louis tidak pantas dijuluki lord voldemord julukan itu hanya pantas untuk seorang harry bajingan styles yang sama-sama memiliki kekejaman tingkat atas.

7 Days (One Direction Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang