Who's that?

36 10 4
                                    

Zayn menyalakan pemantik yang sedari tadi dimainkannya. Ia memasukkan rokok ke dalam mulut, membiarkannya bertengger di antara sela gigi-giginya. Sesekali Zayn menggigitnya lembut lalu memainkan lagi pemantik dengan jemarinya. Entah mengapa Zayn merasa sangat gugup. Sejak pertemuannya kemarin malam dengan Kate, adegan ciuman itu selalu muncul di otaknya. Tanpa apa-apa. Membuat Zayn malu bertubi-tubi.

Zayn bukan lelaki yang tidak memiliki pengalaman berpacaran. Ya, meskipun dia baru pertama kali pacaran dengan cinta pertamanya dan menjalin hubungan awet bertahun-tahun hingga hampir ke tahap pernikahan, Zayn bukan pria yang lugu dan polos dalam hal cinta. Namun, Kate bisa membuatnya menjadi orang paling polos dan lugu. Entah mengapa, ciuman itu berdampak dahsyat bagi dirinya. Zayn merasa seperti anak belasan tahun yang sedang menjalin cinta monyet. Ini tidak keren dan dia terlalu gugup untuk bertemu Kate yang sedang bersiap-siap di dalam rumahnya.

Sejak kegugupan itu menimbulkan biji-biji keringat dingin di kening, Zayn memilih keluar. Ia menyandarkan diri disamping mobil dan memainkan pematik serta rokok yang mengapit rapat di bibirnya. Pikirannya maju mundur, biasanya tanpa pikir panjang, ia akan langsung menyalakan rokok itu untuk mengurangi stress dan kegugupannya saat ini. Tapi, yang ia pikirkan hanyalah Kate. Ia tidak ingin pakaian yang sudah di cucinya dengan sepenuh hati dengan banyak pewangi itu menjadi bau asap nikotin. Terlebih lagi Zayn tidak tahu, apa Kate membenci bau rokok? Kebanyakan perempuan seperti itu. Baik mantan pacarnya maupun Lexy. Itu sebabnya pula Louis tidak merokok. Dan Zayn tidak pernah sekalipun merokok di hadapan mantan pacarnya.

"ZAYN!" seruan Kate dari depan rumah membuat tubuh Zayn menegang. Buru-buru ia membuang rokok yang ada di mulutnya. Menginjaknya secara natural lalu menyelipkan pematik itu ke dalam kantung jeans lalu berbalik. Senyuman manis Zayn menyapa Kate yang sedang menghampirinya dengan senyuman yang sama sumringahnya.

"Kau keluar untuk merokok?"

Zayn tergagap. Ia pikir sudah meninggalkan jejak dengan sebaik mungkin. Apakah ini kemampuan kejelian Kate sebagai agen seperti yang orang-orang katakan? Padahal dia terlihat tidak menyadarinya sama sekali.

Senyuman Zayn bertengger tipis. "Aku ketahuan, ya?"

"Iya, kemampuanmu tidak jauh lebih baik dariku," Kate tersenyum menggoda.

"Benar. Bagaimana bisa aku menyaingimu dan mendapat julukan agen dua jam?" Zayn mengelus dagunya pura-pura berpikir.

"Setelah kupikir-pikir, aku kalah. Bagaimana bisa aku menyaingi cowok keren di hadapanku ini?"

Keduanya tertawa. Kate berhasil mencairkan suasana yang sejak tadi membuat Zayn gugup saat memikirkan berada di dekat Kate. Bahkan ketika adegan semalam berputar lagi, kali ini Zayn tidak gugup sama sekali. Dalam sekejap Kate berhasil menyulap kegugupan itu menjadi rasa nyaman yang pernah ia rasakan pada mantan pacarnya. Perasaan menenangkan yang berhasil meluluhkan dunia Zayn dan seisinya.

****

Kate memiliki fisik dan kemampuan yang bertolak belakang. Sosoknya yang mungil, langsing, dan lemah lembut membuat orang-orang pasti tak menyangka bahwa dia adalah seorang mata-mata CIA. Kate memiliki perpaduan wajah yang unik. Imut dan dewasa di saat yang bersamaan. Namun saat ini, Zayn hanya bisa melihat sosok imut dan periang yang memancar dari wajahnya. Berbeda saat Kate sedang menjalankan misi. Sorot wajahnya akan berubah tegas, serius, dewasa sekaligus sexy.

Tadinya Zayn mengira bila kencan yang mereka maksud adalah nonton film romantis lalu makan bersama. Ternyata, Kate memiliki sisi yang berbeda dari wanita kebanyakan. Kate lebih suka menikmati alam bebas. Namun hal itu tidak membuatnya enggan untuk melakukan aktifitas kencan monoton seperti nonton atau makan. Hanya saja, Kate merasa alam adalah angin segar untuk refreshing setelah penat dengan pekerjaan.

7 Days (One Direction Fanfiction)Where stories live. Discover now