Part 04: Kenzo

851 98 7
                                    

"PRINCES?!"

"OMG IS THAT YOU?!"

Princes yang sedang duduk anteng langsung mencelat kaget mendengar suara menggelegar yang mirip toa itu, belum lagi dua orang yang tidak diketahui asal-usulnya itu langsung melompat memeluknya erat-erat, Princes tentu saja hanya bisa membatu syok di tempat.

"Omaygat-omaygat akhirnya kamu masuk, i sedih banget tau pas denger kamu kecelakaan." Perempuan berambut curly dengan kulit seputih susu dan bermata sipit itu menangis haru, kalo ia tebak sepertinya perempuan itu berasal dari negeri tirai bambu.

"Kamu udah baikan? Padahal rencananya nanti aku sama Eve mau ke rumah kamu buat jengukin." Perempuan lain yang lebih normal dan kalem menatapnya khawatir, memiliki rambut lurus hitam panjang, rahang tegas, dan mata tajam membuat garis wajahnya cukup garang untuk ukuran remaja putri.

Princes yang baru memasuki tubuh ini tentu tidak mengenal mereka, namun kalau dilihat sepertinya mereka adalah teman sekolahnya. "Nama kalian siapa ya? Aku lupa ingatan jadi maaf gak inget kalian." Jelasnya sungkan.

Bukan hanya dua perempuan di depannya yang kaget, tapi seisi kelas yang ikut mendengarnya langsung berbisik-bisik entah apa, sepertinya mereka menyimpulkan jika tindakan anehnya diakibatkan oleh amnesianya.

"Ya ampun serius?! Huhuhu i sedih banget."

"Gak usah cengeng, mending kita jelasin ke Princes!" omel temannya memukul gemas gadis bermata sipit itu. "Ehem, aku Raya dan ini Eveline, sejujurnya aku bingung mau jelasin mulai dari mana jadi kalau kamu ada yang mau ditanyain langsung bilang aja." Jelasnya menggaruk tengkuk kikuk. Princes adalah ketua geng mereka dan Princes juga tergolong dingin dan kasar jadi kalau mendadak Princes berubah begini ia tentu saja merasa canggung.

Princes jadi ikutan kikuk karena memang pemilik tubuh ini sekarang adalah dirinya dan sebelumnya belum pernah kenal mereka, "aku belum ada yang ditanyain sih, eum tapi aku penasaran satu hal ... kita temen deket kan?"

"Iya dong!" Eve langsung memeluk erat dirinya, ndusel-ndusel manja. "Kita deket banget, bahkan kita biasanya mandi bareng."

What the fuck?!

Melihat raut kagetnya Eve justru tertawa tanpa dosa, "Astaga lucu banget baru pertama kali i lihat wajah syok kamu, padahal i cuma bercanda." Lalu tertawa terbahak-bahak dengan renyahnya.

Princes mendengus, kurang lebih mulai mengerti watak teman-temannya ini. Ia memang baru mengenal mereka, tapi ia berjanji akan memperlakukan mereka dengan sangat baik, beruntungnya dia punya teman sebaik mereka.

***

"WAAAAA!!"

Suara sorak-sorai yang menggelegar heboh di lapangan menarik atensinya yang sedang berjalan menuju kantin, ia spontan menghentikan langkahnya untuk melihat apa yang sedang terjadi.

"Kayaknya ada pertandingan basket, mau lihat?" tawar Raya menunjuk tempat ramai itu.

"Boleh deh." Balasnya senang, penasaran juga dengan pertandingannya.

"Yaudah yuk!" seru Eve kemudian menarik mereka berdua menerobos kerumunan, "minggir-minggir i sama temen-temen i mau lewat!" teriak Eve membuat beberapa orang langsung memberi jalan dengan raut menahan kesal, Princes tentu saja jadi sangat sungkan kenapa kesannya mereka jadi sok berkuasa ya.

"Ini kita gak papa nerobos begini?" bisiknya takut.

Justru direspon tatapan geli dua temannya itu, entah kenapa ia jadi sedikit kurang nyaman dengan sifat mereka. "Udah santai aja biasanya juga gini kok, ternyata amnesia bisa merubah drastis sifat ya." Gumam Raya lalu terkekeh pelan diikuti Eve yang masih sibuk mengusir orang-orang. Princes akhirnya hanya bisa pasrah dan menurut saja.

PrincesWhere stories live. Discover now