Part 16: Insiden Buku Jatuh

424 69 4
                                    

Princes tersenyum kaku melihat jajaran makanan yang dihidangkan di hadapannya, ia senang sih diperlakukan baik tapi masalahnya jumlah makanannya terlalu banyak hanya untuk dimakan dirinya.

"Ayo Princes dimakan, maaf ya makanannya seadanya."

Dalam hati Princes nampak tak percaya, seadanya apanya!

"Ini makanan kesukaan kamu kan," Galang menyendokkan udang asam manis ke piringnya.

Princes mengulum bibirnya, "makasih Kak," cicitnya menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga malu-malu.

"Loh Nak Princes juga suka toh sama udang asam manis, sama kayak Jessy." Celetuk Om Wara yang sejak tadi tak bersuara. Sontak saja Princes tersedak sedangkan Galang terhenyak diam. Menyadari hal itu Indi yang peka buru-buru menimpali.

"Aduh Pah itu mah wajar, udah ayo-ayo dilanjutkan makannya." Serunya nampak panik sambil memindai hati-hati wajah Putranya, nama Jessy itu sangat sakral disebut di rumah ini apalagi ketika di depan Galang.

Wara yang sadar tindakannya langsung terkesiap tidak enak, "ah i-iya wajar sih, aku juga suka udang asam manis. Mah tambahin dong udang asam manisnya." Pintanya sambil mencoba tersenyum yang jatuhnya malah menyengir kuda.

Galang yang sejak tadi dikhawatirkan justru nampak tenang-tenang saja sembari menatap kearah Princes, Princes yang peka tersenyum geli sendiri.

"Nak Princes rumahnya dimana? Biar nanti Om anter pulangnya."

"Ah nggak usah Om, nanti supir saya yang jemput!" tolaknya buru-buru.

"Gak papa biar Om yang anter aja, memangnya dimana rumah kamu?"

Princes jadi tidak enak menolak terus, "di Perumahan Gold Residence."

Wara dan Indi spontan langsung tertegun, tentu saja ia kaget mendengarnya, itu bukan perumahan elite biasa, bahkan setahu mereka yang bisa tinggal di sana hanyalah pejabat tinggi atau pengusaha kaya raya saja.

"N-nanti Om anter ya," ujar Wara entah kenapa jadi sungkan sendiri, ia takut tidak menjamu gadis dari keluarga kaya raya ini dengan baik.

Princes tersenyum senang mendengarnya. "Kalau begitu maaf ya Om merepotkan, sebelumnya terimakasih." Cicitnya membuat Wara tertawa renyah.

"Iya santai aja Nak."

***

Hari ini adalah hari Minggu sehingga sekolahnya libur, biasanya rutinitasnya jika libur begini hanyalah rebahan sambil menonton film namun entah dapat hikmah darimana ia hari ini ingin jogging.

Ia memegang lututnya dengan napas ngos-ngosan padahal baru lari 500 meter, "lagian gue dapet inisiatif dari mana sih pake acara jogging segala!" dengusnya jadi menyesali keputusannya beberapa saat lalu, padahal sebenarnya ia bisa leha-leha santai bahkan sepertinya Bryan sekarang belum bangun tidur.

"Cari makan dulu aja ah," gumamnya langsung berbinar-binar melihat penjual makanan yang ada di sana, pas banget habis jogging makan ayam geprek pakai sambal matah, membayangkannya sudah membuatnya ngiler sendiri.

"Eh!" Ia tersentak kaget melihat Kenzo yang juga sedang makan disana, tanpa sadar ia tersenyum dan berniat menghampirinya.

"P-permisi."

Namun langkah kaki Princes terhenti, matanya memicing melihat seorang gadis yang malu-malu menyapa Kenzo. Kenzo mendongak, melepas salah satu headset dari telinganya.

"S-saya sudah melihat kamu dari tadi, k-kamu sendirian?" gadis itu bertanya dengan nada terputus-putus yang terdengar grogi.

Kenzo tentu saja mengernyitkan dahinya dengan ekspresi justru makin datar, "kenapa?" tanyanya singkat, padat, dan jelas.

PrincesWhere stories live. Discover now